•
•
•
"Boo, kau merasa akhir-akhir ini Mingyu memberikan kebebasan padaku tidak?""Iya, dia tidak seketat dulu."
"Justru itu yang patut dicurigai!"
"Apa?"
"Dia seperti mengawasiku secara diam-diam, seperti kemarin saat kita pulang bersama kemudian diaㅡ"
"Jeon Wonwoo!"
Wonwoo dan Seungkwan serempak terdiam.
"...baru juga dibicarakan, dia tiba-tiba muncul saja."
"Panjang umur.." tambah Seungkwan.
Wonwoo menoleh ogah-ogahan, menemukan Mingyu berada didalam mobil dengan jendela yang telah dibuka.
"Selamat sore, tuan Kim." sapa Seungkwan dengan sopan seperti biasanya, Mingyu membalas itu dengan senyum tipis.
"Kalian mau pergi kerumah sakit untuk menjenguk ibu Dongmin 'kan? Ayo, sekalian saja." tawar Mingyu.
"Sudah kukatakan dia aneh 'kan!" bisik Wonwoo dengan mata memicing curiga menatap Mingyu.
"Ku akui ucapanmu kali ini benar!" balas Seungkwan tak kalah lirih. "Atau jangan-jangan dia benar-benar menyukaimu, hyung?"
"Aku akan langsung menolaknya secara mentah-mentah!"
"Ayo, sebelum hari berubah gelap!" ajak Mingyu melihat keduanya malah sibuk berbisik-bisik.
"Kami naik bus saja." tolak Wonwoo.
"Kita kan satu tujuan. Nanti biar kuantar pulang sekalian, traktir makan malam juga."
"Wah, lumayan.. Ayo, hyung!" Seungkwan buru-buru menarik tangan Wonwoo masuk kedalam mobil Mingyu.
"Kau cepat ya kalau ada yang gratisan!" sindir Wonwoo, setengah tidak rela masuk kedalam mobil Mingyu.
"Ini salah satu cara untuk menghemat biaya transportasi dan biaya makan." balas Seungkwan tak terima.
"Seperti orang susah saja!"
"Kau lebih susah dan lebih miskin dariku!"
"Kau bicara apa?! Kau tentunya sudah tau jika aku adalah TUAN MUDA JEON WONWOO, cucu serta pewaris satu-satunya dari seluruh aset dan kekayaan JEON YOUNGMIN."
"Cih, sombong sekali!"
"Katakan sekali lagi maka nilaimu akan ku kurangi!" kali ini Mingyu yang bersuara, dengan ancaman seperti biasanya.
"Rasakan! Makanya jadi orang jangan sombong!"
Wonwoo menatap Mingyu dan Seungkwan kesal. "Aku mau turun!" dia mencoba berulah.