•
•
•"Apa orang tua setan kecil itu marah?"
"Tentu saja. Anak mereka mengalami luka didagunya dan itu berdarah."
Mingyu bisa melihat raut Wonwoo yang tampak menyesal. Tapi, memangnya hal seperti itu bisa terjadi? Seorang Jeon Wonwoo yang memiliki harga diri tinggi merasa menyesal?! Dunia pasti sudah gila!
"Aku tidak sengaja menabraknya karena kehilangan keseimbangan. Kepalaku saat itu pusing sekali dan anak itu terus memegang ekor kostumku, membuatku berputar-putar." jelas Wonwoo.
"Aku tahu. Sudahlah tidak perlu dibahas, lagipula ini semua sudah selesai."
"Lalu Jungyeol? Dia tidak benar-benar sakit kan? Dia harusnya dapat hukuman!"
"Aku belum bertemu dengannya lagi. Kau tidak perlu ikut campur karena itu akan menjadi urusanku nanti."
Wonwoo diam menerawang, hari ini benar-benar buruk, entahlah mimpi apa ia semalam hingga harus mengalami kejadian menyebalkan secara bertubi-tubi.
Tadi, setelah tangis Wonwoo mereda, Mingyu memintanya pergi ke taman belakang sementara waktu untuk menenangkan diri. Mereka duduk berdua di tepi sebuah danau buatan.
"Apa di dalam sana ada buaya atau bahkan ikan hiu? Jika iya, aku ingin menceburkan diri disana, membiarkan mereka melahapku dalam sekali telan." ucap Wonwoo melihat permukaan air yang tampak tenang dihadapannya.
"Kau tidak akan mati ditelan begitu saja. Baik buaya maupun ikan hiu akan mencabik-cabik tubuhmu menjadi beberapa bagian terlebih dahulu sebelum memakannya."
"Tidak jadi kalau begitu." balas Wonwoo cepat. "Aku tidak mau mati dengan cara yang menyakitkan."
Mingyu menghela nafas panjang. "Akan jadi seperti apa dunia ini jika memiliki orang-orang sepertimu yang mudah sekali berputus asa hanya karena masalah sepele kemudian nekat mengakhiri hidupnya sendiri."
Masalah sepele katanya?! Wonwoo tidak bisa terima ini! Bagaimana bisa ada manusia bermulut besar semacam Kim-sialan-Mingyu didunia ini!
"Sudah kukatakan untuk tidak bersikap berlebihan, bukan? Kau menangisi uangmu? Uang bisa dicari lagi. Atau mungkin menyesali tindakan pacarmu? Kau bisa mencari pacar baru yang lebih baik dari pada dia." jelas Mingyu.
"Bukan masalah itu! Hanya saja jika aku sedang bersedih aku tiba-tiba teringat ucapan orang-orang tentang asal usulku." ucap Wonwoo.
"Kau tau dirumah kakekku yang sangat besar layaknya sebuah istana, tidak ada satupun foto ayah dan ibuku."
"Sepupuku yang bernama Jihoon mengatakan jika dulunya aku adalah bayi yang ditinggalkan didepan gerbang oleh seseorang."
"Ayahku meninggal dalam sebuah kecelakaan saat ia berusia tujuh belas tahun, sementara ibuku seorang mahasiswi semester empat, ayah bahkan tidak pernah mengetahui tentang keberadaanku, lalu ibuku juga tidak diketahui berada dimana hingga sekarang."