11

4.9K 756 31
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Disini sejuk, nyaman dan pastinya tidak bau keringat Kim Jungyeol. Jangan rewel! Dan lakukan pekerjaanmu dengan baik."

"Lia, tolong kau awasi dan ajari dia."

"Baik, tuan Kim." balas Lia lengkap dengan senyum yang tak luput menghiasi wajahnya.

Setelah keluar dari ruang kesehatan Mingyu memberikan lokasi kerja baru untuk Wonwoo, ini seperti minimarket yang masih berada di kawasan JJ milk, menjual segala jenis produk dari perusahaan JJ Seoul Dairies Corp.

"Kau gadis yang dianggap cucu dari Jeon Youngmin 'kan?" tanya Wonwoo sesaat setelah menyadarinya.

"Aku tidak pernah mengatakan apa-apa, orang-orang hanya bereaksi terlalu berlebihan."

Benar apa yang dikatakan gadis ini, Wonwoo akan merasa sangat egois jika melampiaskan marahnya pada Lia.

"Justru aku percaya jika kau adalah cucu dari tuan Jeon Youngmin yang sebenarnya." sambung Lia.

"Kau percaya?"

"Ya. Jika diperhatikan lebih lanjut, kau sebenarnya cukup mirip dengan beliau. Dan kau berbeda dari pegawai lainnya."

"Berbeda bagaimana?"

"Kau tampak paling bersinar diantara pegawai lainnya, dan juga tampan."

"Kau menyukaiku?" tuduh Wonwoo tanpa alasan. Tingkat kepercayaan dirinya sungguh luar biasa.

"Sebagai teman?" Lia menyodorkan tangannya untuk berjabatan, tetap dengan senyum manis yang tak pernah luntur dari wajahnya.

"Baiklah, kita berteman." Wonwoo menyambutnya.

Bekerja dengan gadis cantik ternyata cukup menyenangkan, dia selalu tersenyum hingga membuat aura disekitarnya menjadi ikut bahagia.

"Tulang pipiku sakit karena harus terus menerus tersenyum." gumam Wonwoo berjalan menghampiri sebuah kulkas dan mengeluarkan dua botol susu pisang dari sana.

"Kau harus terbiasa tersenyum jika berada dibagian ini." balas Lia.

"Soal itu aku tidak yakin. Esok hari Kim sialan itu pasti akan memberiku pekerjaan berat lagi."

Wonwoo menaruh satu botol susu pisang didekat Lia. "Untukmu! Buatkan struk-nya, aku yang traktir."

"Oh, terima kasih."

"Apa kau punya pacar?" tanya Wonwoo sekedar basa-basi sembari menyedot susu pisangnya.

"Tidak. Menurutku pacaran itu merepotkan. Kalau kau? Pasti punya kan? Tidak mungkin orang keren sepertimu tidak punya pacar."

Dia menyebut Wonwoo keren? Oh ya, tentu saja! Tidak ada yang bisa mengelak fakta itu.

"Aku punya. Dia berada di Seoul, tapi susah sekali menghubunginya akhir-akhir ini. Padahal aku sangat rindu.."

"Dia pasti sangat mencintaimu."

"Kami saling mencintai."

"Siapa namanya? Apa dia seorang perempuan atau laki-laki."

"Laki-laki. Namanya JungㅡJAEHYUN?!"

~~''~~''~~''~~

Ketika tengah asik mengobrol dengan Lia sepasang pengunjung datang. Wonwoo tidak pernah menyangka jika itu Jaehyun yang tengah merangkul pundak Taeyong mesra.

"KAU!ㅡDASAR JALANG PENGHIANAT!"

Wonwoo hampir menyerang Taeyong namun Jaehyun lebih dulu mendorong Wonwoo hingga mundur beberapa langkah ke belakang, kemudian sebuah tamparan keras segera Wonwoo rasakan dipipi kanannya.

"JAEHYUN-AH!" jerit Wonwoo marah, tampak tidak bisa menerima perlakuan kasar kekasihnya itu.

"Berhenti menghina Taeyong!"

"Kau lebih membelanya?!" tanya Wonwoo tidak percaya. "Dia yang mengaku sebagai sahabatku tapi malah merebutmu dariku! KEPARAT SIALAN KALIAN BERDUA!"

"Aku mencintainya!" Jaehyun mengakui.

"Apa?!"

"Aku mencintai Taeyong!" dia mengulangi lagi. "Mari kita putus saja, karena sejak awal aku tidak pernah mencintaimu! Maaf, Wonwoo, aku hanya tertarik dengan hartamu."

Wonwoo berusaha keras menahan air matanya. Namun sial sekali karena itu malah jatuh menetes. Selama ini dia sudah menjadi orang bodoh ternyata!

"Brengsek!" umpat Wonwoo.

Dia bukan seorang perempuan, dia tetap laki-laki yang memiliki harga diri tinggi. Wonwoo tidak akan pergi dengan rasa penyesalan, atau membiarkan dua penghianat itu lepas begitu saja.

Sebuah bogem mentah mendarat diwajah cantik Taeyeon. Dan pertengkaran itu tak bisa dihindari, melihat orang yang ia cintai terluka membuat Jaehyun murka. Wonwoo memukulnya sekali tapi Jaehyun membalaskan berkali-kali.

"HENTIKAN!!"

Suara tegas penuh tekanan dari seseorang yang baru saja masuk kedalam minimarket berhasil menginterupsi mereka, sedetik Jaehyun lengah, sebuah pukulan dari Wonwoo segera ia terima. Dan pertengkaran itu berlanjut lagi.

Wonwoo baru berhenti setelah seseorang menarik kerah kaosnya dari belakang, membuatnya mundur beberapa langkah, secara otomatis melerai pertengkaran itu.

"LEPASKAN AKU, KIM SIALAN!!" berontak Wonwoo.

Mingyu tidak peduli. Ia menatap Jaehyun dan Taeyeon bergiliran. "Mari selesaikan masalah ini dikantor. Anda berdua silahkan ikuti saya."

••••

"Sini! Biar kulihat wajahmu!" Mingyu meraih dagu Wonwoo namun ia segera mendapat tepisan kasar dari tangan Wonwoo.

Wonwoo berjalan cepat mendahului, Mingyu mengekori dibelakang. Mereka baru saja menyelesaikan urusan biaya ganti rugi mengenai kekacauan yang terjadi di minimarket.

Meski Wonwoo menjadi pihak yang mendapat serangan terlebih dahulu, namun rekaman CCTV menunjukkan jika tamparan yang dilayangkan Jaehyun tidak menyebabkan kekacauan didalam minimarket.

Semua menjadi berantakan setelah Wonwoo memukul Taeyong yang kemudian tubuh lelaki manis itu menabrak sebuah rak dan membuat beberapa barang terjatuh dari sana, ditambah serangan balasan dari Jaehyun membuat semuanya semakin bertambah parah.

Wonwoo masih memiliki cukup banyak uang di dompetnya, namun tentunya itu masih kurang dari kata cukup untuk biaya ganti rugi. Ia menyerahkan semuanya, termasuk ponsel miliknya tanpa berpikir panjang.

"Kau mau pulang?" tanya Mingyu menyamai langkah Wonwoo.

"Aku akan kembali bekerja!" balas Wonwoo ketus.

"Dengan muka hancur seperti itu? Orang-orang pasti akan langsung kabur begitu melihat wajahmu, dan anak-anak kecil akan mendapatkan mimpi buruk saat tertidur di malam hari nanti."

"Kau sudah puas mengataiku?!" bentak Wonwoo tak terima. "Jika belum lakukan saja terus hingga kau merasa puas, aku.. a-akuㅡhiks.."

Tangis besar Wonwoo seketika menggema. Sumpah, dia benar-benar tidak tahu malu! Untung saja lorong yang mereka lewati keadaannya sedang sepi.

Mingyu mendekat, membawa Wonwoo dalam sebuah pelukan yang tidak terlalu erat dan sangat canggung.

"Sudahlah.. semua orang pernah mengalami hari yang berat, bahkan ada yang jauh lebih berat dari yang kau alami saat ini. Jadi jangan berlebihan.."

••••

BANANA UYU | MEANIE (Completed)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang