"Izinkan hamba mengeluh kali ini, Tuhan." Ucap Chaeyoung mengusap wajahnya gusar, "hidup gue napa gini banget, yak?"
Duapuluh satu tahun, Chaeyoung merasa kehidupannya selama ini terkesan monoton, tidak ada yang spesial. Nganggur, gak ada duit, jomblo pula.
Semenjak papanya meninggal, Chaeyoung harus ikhlas melepas program S1-nya. Tapi tenang, ini bukan cerita sedih, kok. Kisah spesialnya dimulai pada saat Mama Chou, Ibunda tersayang seorang Chou Tzuyu, datang menawarkan pekerjaan yang dibilang gampang tapi susah, dibilang susah tapi nyantai, dibilang nyantai tapi beresiko,
—jaga kosan.
"Gimana? Kamu mau, kan?"
"Tante serius percayain kosan Tante ke aku?" Chaeyoung memastikan sekali lagi.
Masalahnya, kosan milik Mama Chou ini bukan kosan sembarangan! Meski namanya kos, fasilitasnya hampir sama dengan hotel. Letaknya strategis pula. Yang paling penting, sih, penghuninya golongan kaum ras syurgawi semua.
Dan lagi, yang paling aneh menurut Chaeyoung itu kamar mandi yang sengaja dibangun di luar, masa iya Mama Chou bilang supaya kekeluargaan para penghuni kos terjalin erat. Chaeyoung iyain aja udah, meski dalem hati masih bingung.
Kosan tiga juta perbulan kamar mandinya di luar. Itu berarti kalau Chaeyoung setuju buat jadi penjaga kos, dia harus mandi di sana juga gitu? Chaeyoung 'kan perempuan!
"Mau, ya? Soalnya yang paling pas itu kamu loh, Cha. Kamu bisa benerin genteng, jadi tukang ledeng, beberes rumah, paham listrik, bisa parkirin kendaraan, bisa masak, bisa tangkap maling, bahkan setan aja takut sama kamu, buktinya kamu bisa nyembuhin orang yang lagi kesurupan."
Chaeyoung manyun. Lagi-lagi Mama Chou tau, yang tadi disebut itu keahlian dari kerja serabutan Chaeyoung. Apapun yang bisa menghasilkan uang, Chaeyoung pasti mau, in a positive way lho ya.
Eh, tapi itu sebenernya Mama Chou memuji apa menghina, sih?
"Gaji perbulan lima juta, itu awal doang lho, Cha. Anak kosan gak pelit, biasanya mereka suka ngasih duit."
"Masa, sih, Tante?"
"Panggil Mams aja dong biar cucok."
Rujit amat ini ibu-ibu.
"Iya, Mams."
"Kalo kamu mau, besok jam delapan dateng kekosan, ya? Sekalian bantuin Mams beberes."
"Siap, Mams."
🍓🍓
"Permisi, Mas?"
Merasa dipanggil, pria itu lalu menoleh. Dan hal itu membuat Chaeyoung menahan nafas, pagi-pagi sudah disuguhkan wajah tampan nan rupawan seperti ini.
"Mas namanya siapa?"
Loh? Loh! Kok malah mau kenalan, sih? Harusnya 'kan tanya soal eksistensi Mama Chou?
"Yibo."
Baru juga kenalan, udah disambut dengan kejutekan. Chaeyoung cuma bisa ngelus dada, alamat bakal susah akrab kayaknya.
"Anu… Mama Chou ada?" Chaeyoung ngusap tangan canggung.
Yibo melirik sekilas lalu membuat gestur seperti menyuruh Chaeyoung untuk masuk. Tapi berhubung Chaeyoung yang memang belum sarapan tidak bisa nangkap apa maksud Yibo, gadis itu hanya diam melongo. Menunggu Yibo menggunakan bahasa manusia untuk menjawab pertanyaannya.
"Pstt! Cebol! Sini!" Seseorang memunculkan kepalanya dari celah gerbang yang sedikit terbuka.
"Lah, Bang? Lo ngekost disini?" tanya Chaeyoung bingung saat mendapati Seungyoun— sepupunya di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN NEVAEH; 『son chaeyoung』
FanfictionSemua kisah amburadul ini bermula dari Son Chaeyoung yang ditawari pekerjaan yang dibilang susah tapi gampang, gampang tapi beresiko- jaga kosan. Dengan iming-iming gaji besar dan (katanya) anak kos yang tidak pelit, Chaeyoung akhirnya bersedia. Tid...