Jika ada penobatan hari paling aneh di dunia, sepertinya hari ini adalah pemenang—emm, atau hari kebalikan? Tumben sekali jam delapan pagi anak kos belum ada satupun yang keluar dari kamar. Padahal biasanya dari jam enam pagi selalu ada saja yang memutar lagu dangdut dengan volume keras.
Chaeyoung jadi curiga, apa jangan-jangan ada hari khusus dimana para anak kos tidak keluar kamar? Atau hari ini itu—hari peringatan kematian Jerapah?
Tidak bisa begini terus, Chaeyoung harus mencari tahu sendiri dengan mengetuk pintu kamar anak kos satu-satu persatu.
"Bang? Bang Seungyoun?"
Hening.
"Yunho? Lo di dalem?"
Tidak ada jawaban.
Semua pintu sudah Chaeyoung ketuk, namun hasilnya tetap sama. Mengangkat bahu acuh, Chaeyoung lebih memilih untuk menyapu di depan gerbang. Setidaknya kegiatan itu mengeluarkan keringat dibanding rebahan sambil mikirin hidup.
"Loh? Ada anak baru?" anak kosan sebelah kini berbisik. Mulai heboh dengan sosok Chaeyoung yang dirasa asing.
Biasanya hanya penampakan emak-emak galak memakai daster dengan rambut tergulung (r; Mama Chou), eh ini ada yang bening. Lumayan, cuci mata.
"Bukannya itu kosan khusus cowok sama kayak di sini?"
"Anak Nyai kali?"
"Bukannya anak Nyai tinggi? Bukan ah, gue inget banget Teh Tzuyu tinggi eksotis."
"Jaemin, Sunwoo, Renjun, dipanggil Babeh!"
Chaeyoung berdecak, jadi tiga cecunguk ganteng yang berisik tadi namanya Jaemin, Sunwoo, sama Renjun?
"Permisi, Mbak~"
Chaeyoung menoleh,
"Hinahinu heiyaaaaaaa!"
"Bajingan!" Chaeyoung nyaris memekik karena terkejut.
"Udah, Mbak." pengamen itu mesem-mesem.
"Terus?"
"Bayar?"
"Mau?"
"Mau apa?"
"Gue gampar."
Dan pengamen itupun pergi dengan muka asem. Padahal ia merasa sudah bernyanyi dengan penuh penghayatan dari lubuk hati. Kenapa Chaeyoung justru ingin menamparnya?
"Cilok, Mbak, cilok..." Chaeyoung menoleh ke arah pedagang yang ternyata adalah reader yang kemarin minta muncul jadi tokoh figuran. (siapa nih? wkwkwk #digampar)
"Boleh, lima ribu aja."
"Dibungkus apa dimakan di sini?"
Sejak kapan tukang cilok nyediain layanan makan ditempat?
"Bungkus aja."
"Mau yang kecil apa yang besar?"
"Campur."
"Yang warnanya putih apa coklat?"
"Campur aja."
"Yang bulatnya sempurna apa agak benjol?"
"....."
"Mbak? Kok gak jawab?"
"Terserah."
"Pedes apa enggak?"
"Enggak."
"Pedesnya berapa level?"
"Gak pedes nurul, gak pake sambel!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN NEVAEH; 『son chaeyoung』
Fiksi PenggemarSemua kisah amburadul ini bermula dari Son Chaeyoung yang ditawari pekerjaan yang dibilang susah tapi gampang, gampang tapi beresiko- jaga kosan. Dengan iming-iming gaji besar dan (katanya) anak kos yang tidak pelit, Chaeyoung akhirnya bersedia. Tid...