Sepuluh hari kemudian...
Sebuah mobil range rover velar berwarna putih itu berhenti tepat di depan gerbang kosan nevaeh yang tidak lagi dikunci—karena sepuluh hari yang lalu dibuka oleh marjuki— pemilik mobil yang tak lain dan tak bukan adalah si kembar Hwang langsung turun sekaligus tebar pesona, memamerkan mobil seharga hampir tiga milyarnya.
Kepada siapa mereka pamer? Tentu saja, para penghuni kosan mellivin. Memang siapa lagi?
"Aduh, sayang banget bugatti chiron empat puluh sembilan milyar gue lagi di bengkel, jadi cuma bisa bawa mobil murah yang harganya cuma tiga milyar, deh." pamer Hyunjin sengaja memancing keributan. Melihat muka nelangsa penuh iri dan dengki penghuni kosan mellivin adalah jalan ninjanya.
"Kalo pake bugatti chiron atau lamborghini avendator yang harganya mendekati delapan milyar bakal susah. Barang bawaan kita, kan, banyak." jangan salah, Yunseong diem-diem juga tukang pamer sebenernya. Tambah lagi dia ada dendam kesumat sama Lee Jeno yang dulu pernah ngerebut gebetannya cuma dengan modal motor butut.
"Eh, jangan keras-keras ngomongnya, ntar kosan sebelah nangis darah." sindir Hyunjin tambah julit.
"Kasian banget, padahal masih muda." Yunseong masih setia jadi kompor.
Kai, Mingyu, Jaemin, dan Sunwoo yang kebetulan tengah menjemur sepatu tentu saja mendengar cibiran si kembar Hwang. Mau adu bacot pun rasanya percuma. Toh mereka sudah punya senjata rahasia, lapor pada Chaeyoung tentunya.
Chaeyoung ini paling tidak suka dengan orang yang pamer harta, kalau ketahuan anak kosan nevaeh berulah kayak sekarang ini. Siap-siap disuruh bayar denda yang nanti bakal Chaeyoung belikan bahan bangunan untuk perbaikan kosan mellivin.
Memang aneh, yang punya kos siapa yang benerin siapa.
"Etdah, mereka ngomongin duit udah kayak Bang Kai atau Bang Mingyu ngomongin utang aja, lancar bener." celetuk Jaemin.
"Apa kita setuju aja sama saran Pak Changsub, ya?" Kai nampak frustasi.
"Ngepet maksudnya?" tanya Sunwoo.
"Bukan, nyolong tali pocong perawan." jawab Mingyu yang masih asik jemur sepatu.
"Astaghfirullah! Kalian berdosa banget. Jangan racuni anak soleh ini, plis." omel Renjun yang tiba-tiba datang, seperti kamu yang selalu datang dan pergi begitu saja.
"Andai gue punya duit, pasti gue gak bakal berandai-andai punya duit lagi."
Sudahlah, kasian mereka.
"Mereka bakal lapor ama Kak Chaeyoung gak?" bisik Hyunjin.
"Pasti,"
Yunseong dan Hyunjin tidak sejahat itu, kok. Mereka memang ada niatan memberi sepatu, tas, baju, dan barang lain yang tentunya bermerk. Sebagian bekas, tapi cuma sekali pakai, kok.
"Bentar, kok gerbang gak dikunci?" tanya Hyunjin sedikit panik.
"Kak Chaeyoung udah balik kali." jawab Yunseong mencoba berpikir positif.
"Enggak, mereka baru balik besok."
Terlalu sibuk dengan pikiran negatif masing-masing sampai si kembar Hwang tidak sadar jika sebuah mobil mercedes benz a-class milik Hangyul berhenti tepat di samping mobil mereka.
"Ngapain, sih? Buruan buka biar bisa masuk." titah Hangyul.
"Gerbang gak dikunci, Bang." jawab Yunseong.
"Bagus atuh, buruan buka, aing kebelet."
"Masalahnya 'kan Kak Chaeyoung masih di Jepang, Pak Eunkwang juga lagi ada acara ke luar kota. Jadi yang buka siapa, dong?" kompor Hyunjin menyebar kepanik.
Hangyul tersentak, mulai terprovokasi.
"Ngapain pada di luar, sih? Pak Eunkwang gak ngasih kunci?" tanya Sehun yang baru turun dari mobil audi A8L 3.0 TFSI quattro miliknya.
Kalian tau apa yang selanjutnya terjadi? Tentu percakapan antar si kembar Hwang dengan Hangyul terjadi lagi. Begitu terus sampai Yibo datang dengan mobil porsche macan-nya, Eunwoo datang dengan ferrari portofino-nya, Byungchan dengan range rover hitamnya, Soobin di antar mobil mahal Papi Siwonnya, Hwall dengan lamborghini avendator-nya, dan terakhir Junhoe dengan motor kawasaki H2-nya.
Apa yang dilakukan mereka? Tentu saja sibuk berpusing ria, berpikir kenapa gerbang kos bisa terbuka.
"Kalopun emang maling masuk ya ikhlasin aja, kita bisa beli baru detik ini juga." kata Sehun selaku tetua.
"Kalo barang kita yang diambil, sih, bodo amat, kalo ternyata punya Kak Chaeyoung gimana?" Hyunjin masih terus menebar kepanikan.
"I-iya juga ya."
"Kemaren gue liat berita katanya ada orang suka nyolongin pakean dalem cewek buat muasin nafsu." Junhoe ikut menjadi kompor.
"Astaga..." Yibo mulai terpancing.
"Gini aja, mending kita masuk bareng-bareng, kalo ada yang mencurigakan langsung bungkus pake karung, kita buang dia ke Sungai Ciliwung." Soobin memberi saran.
"Jauh banget, Sungai Amazon aja biar langsung di makan piranha." sahut Hwall.
"Kalo ternyata yang ada di dalem ibu-ibu lagi ngais anak gimana? Kalo ternyata mereka butuh banget buat makan gimana? Masih mau dibungkus terus dibuang ke sungai?" tanya Eunwoo kalem. Membuat mereka seketika merasa jadi manusia paling berdosa.
"Yaudah masuk aja dulu, ntar kita bicarain baik-baik." final Sehun yang langsung disetujui oleh semua.
"Kapan ya anak kosan sini pamer harta bukan pamer derita?" Jaemin, duaribu duapuluh.
k o s a n n e v a e h
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN NEVAEH; 『son chaeyoung』
Fiksi PenggemarSemua kisah amburadul ini bermula dari Son Chaeyoung yang ditawari pekerjaan yang dibilang susah tapi gampang, gampang tapi beresiko- jaga kosan. Dengan iming-iming gaji besar dan (katanya) anak kos yang tidak pelit, Chaeyoung akhirnya bersedia. Tid...