Incoming call from Juyeon (nomor 1)…
Chaeyoung ngernyit bingung, tumben banget ada yang nelpon sepagi ini, Juyeon pula orangnya. Chaeyoung gak terlalu akrab, soalnya pas baru kenalan Juyeon lagi buru-buru mau pulang kampung. Katanya, sih, bebek kesayangannya sakit. Gak usah heran, anak sini 'kan emang pada sableng.
"Halo?"
"Halo, Chaeyoung— "
"Iyaa?"
"Hari ini saya pulang ke kosan, ini lagi nyetir mobil mau ke sana."
Terus hubungannya sama gue apa, bujang? Pamer terselubung apa gimana? Lagian gak nitip kunci juga.
"Oh, okay— "
"Saya bawa Adik, dia mau nginep sehari di kosan sebelum di jemput Tante saya, boleh?"
"Perempuan?"
"Iya."
"Adik kandung?"
"Iyaa."
"Asal dia bawa kartu identitas buat dicocokin sama datanya Kak Juyeon."
Iya, di kosan ini setiap penghuni wajib ngasih data seperti fotocopy KTP dan juga kartu keluarga. Demi menghindari penghuni gelap, kata Mams, sih, gitu.
"Permisi?"
Chaeyoung noleh ke arah gerbang, di sana ada ibu-ibu yang lagi gendong anak. kayaknya, sih, anaknya lagi sakit.
"Ada yang bisa saya bantu, Bu?" tanya Chaeyoung sopan.
Si Ibu keliatan sedikit kaget, "Mas Byungchan nya ada, Mbak?"
"Ada, tapi— "
"Boleh saya minta tolong panggilin? Anak saya sakit, saya nggak punya ongkos buat bawa dia ke klinik atau rumah sakit." kata Ibu itu dengan bibir gemeteran nahan nangis.
Chaeyoung gak tega, tapi tadi Byungchan baru pulang dari rumah sakit. Dia pasti lagi istirahat. Mau ngasih buat berobat, duit Chaeyoung tinggal limapuluh ribu. Pasti cuma cukup buat ongkos doang.
"Sebentar, ya. Ibu duduk dulu di sana." Chaeyoung mempersilahkan si Ibu duduk di gazebo deket gerbang abis itu ngetok pintu kamar Byungchan.
Chaeyoung ngerasa nggak enak sebenernya. Byungchan pasti capek banget, tapi ya mau gimana lagi. Chaeyoung juga nggak enak sama si Ibu.
"Ada apa, Cey?" Byungchan buka pintu dengan muka khas orang dipaksa bangun. Berantakan. Duh, Chaeyoung makin ngerasa nggak enak.
"Itu ada ibu-ibu yang anaknya lagi sakit. Katanya nggak punya uang buat bawa anaknya ke klinik."
"Di mana?"
"Di gazebo deket gerbang."
"Sebentar."
Ini diluar ekspetasi Chaeyoung, sih. Kirain Byungchan bakal ngeluh atau gimana gitu, eh ternyata dia langsung panik nyari peralatan medisnya abis itu buru-buru nyamperin Si Ibu, bahkan Byungchan gak sempet cuci muka.
Hati Chaeyoung jadi menghangat liatnya.
"Semoga cepet sembuh ya, cantik." Byungchan senyum ke anak kecil itu sambil beresin peralatan medisnya.
"Saya cuma punya segini, Dokter. Tapi saya janji, kalo saya punya uang, saya bakal lunasin." Ibu itu ngasih selembar uang lusuh duapuluh ribu.
Byungchan masih senyum, "uangnya Ibu simpen buat beli bubur aja, ya."
"T-tapi…"
"Gak apa-apa, saya ikhlas. Yang penting anak ibu cepet sehat lagi."
"Makasih, Dokter. Makasih banyak."
Kok Chaeyoung jadi pengen nangis gini, sih?
"Chaeyoung, aku balik tidur dulu ya." kata Byungchan.
Chaeyoung senyum, natap Byungchan yang sekarang udah masuk lagi ke dalem kamar. Dia jadi bersyukur karena meskipun kelakuan anak kos sedikit tidak normal, mereka masih punya sisi kemanusiaan.
"Chaeyoung?"
Merasa dipanggil, Chaeyoung noleh dan—
ckrek!
— ada Yunho dengan kamera ditangannya.
"Ngapain, sih, Ho? Malu tau!"
Yunho, sahabat dari SMA nya ini suka banget foto Chaeyoung. Katanya buat koleksi. Mereka sempet pisah karena Yunho kuliah di luar kota. Dan, wah, takdir mempertemukan mereka lagi, di kosan ini.
"Kenapa malu, sih? Lo cantik tau. Lagian gue kangen, kan tiga tahun ini cuma bisa liat lo dari sosmed." kata Yunho.
"Terus sekarang buat apa? Masih buat koleksi?"
"Buat pameran foto, Cey. Gue mau pajang foto lo disana."
"Temanya apa coba? Jangan bilang the most annoying friend in my life?" Chaeyoung ketawa ngakak. Receh banget ini orang.
"The most beautiful strawberry princess ever."
Chaeyoung kicep. Apa katanya? Chaeyoung gak salah denger, nih?
plak!
"Aduh, kok gue ditimpuk pake sendal, sih?"
"Lagian sahabat sendiri digombalin."
"Sahabat ya…" Yunho senyum miris. Sabar aja dia mah difriendzone-in terus.
tin! tin! tin!
"Bentar, Ho."
Chaeyoung bukain pintu gerbang. Ada mobil Juyeon di sana.
"Ini Adik saya, namanya Dayeon. ini KTP-nya."
Setelah selesai markirin mobil, Juyeon langsung datangin Chaeyoung. Lengkap dengan data diri, juga Sang Adik di belakangnya.
Chaeyoung ngeliatin Dayeon dari atas ke bawah. Mirip Juyeon dan nggak ada hal mencurigakan dari dia. Okay, pass.
"Hai, Kak. Aku Dayeon, adeknya Kak Juyeon." Dayeon dadah dadah ala miss univers. "kalo Kakak namanya siapa? Aku Dayeon!" sambungnya, kali ini ngeliat kearah Yunho.
Chaeyoung mulai curiga. Kayaknya dayeon juga ada titisan dedemit nih kayak anak kosan sini.
"Yunho." jawab Yunho kikuk.
"Ih, Kakak ganteng banget, udah punya pacar belum?"
plak!
"Aduh kenapa, sih, Bang?!" Dayeon megangin kepalanya yang ditoyor sambil melotot ke arah Juyeon—sang pelaku.
"Kamu punya salep gak, Chaeyoung?" tanya Juyeon tanpa memperdulikan Dayeon yang kini guling-guling di gazebo.
"Buat apa, Kak?"
"Buat Adik saya, kegatelan dia soalnya."
Chaeyoung dan Yunho mendadak speechless.
"Abang jahat! Ngeselin!" Dayeon teriak sambil salto.
"Saha maneh?!" Juyeon memengangi ubun-ubun Adiknya. (siapa kamu?)
"Aing jerapah!"
"Kaluar maneh! Kaluar!"
Chaeyoung kaget, ini Dayeon beneran kesurupan?
"Jangan kaget, tiap orang baru di sini emang suka kesurupan dulu."
"Kesurupan— jerapah? Kok gue enggak?"
"Kata Mams lo galak, setan aja takut sama lo." Yunho ketawa ngakak.
Ish. Ini, sih, penghinaan!
Tapi bentar— jadi mitos kesurupan itu bener? Atau jangan-jangan penghuni kos di sini sableng karena dulunya pernah kesurupan?!
[ k o s a n n e v a e h ]
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN NEVAEH; 『son chaeyoung』
FanficSemua kisah amburadul ini bermula dari Son Chaeyoung yang ditawari pekerjaan yang dibilang susah tapi gampang, gampang tapi beresiko- jaga kosan. Dengan iming-iming gaji besar dan (katanya) anak kos yang tidak pelit, Chaeyoung akhirnya bersedia. Tid...