Ada pelangi setelah badai mungkin ungkapan yang pas untuk mengawali hari ini. Setelah seminggu lebih mereka dibalut rasa cemas, perasaan lega itu akhirnya muncul juga dengan bangunnya Chaeyoung dan juga Juyeon.
Meski Chaeyoung harus memakai gips leher dan perban yang membalut beberapa bagian tubuhnya serta Juyeon yang belum bisa bergerak banyak, setidaknya dengan mereka yang sadar sepenuhnya membuat secercah harapan itu kembali ada.
Tidak ada lagi wajah murung serta kalut yang seminggu ini menghiasi mereka, yang ada hanya tangis bahagia dan juga hati yang lega. Mereka tidak berhenti mengucap terimakasih pada Tuhan, tidak bisa dibayangkan apa jadinya jika mereka harus kehilangan keduanya.
"Maaf," dan "Makasih." adalah kata yang Chaeyoung ucapkan saat membuka mata. Meskipun pelan, mereka bisa mendengarnya dengan jelas.
Hyunjin, Yunseong, Hwall, Eunwoo, bahkan Yunho dan Seungyoun yang baru saja terlelap tanpa sadar menangis bahagia, beban yang mengganjal di hati mereka seolah hilang begitu saja.
Mendengar kabar jika Chaeyoung dan Juyeon yang kembali sadar membuat anak kos yang lain buru-buru mendatangi rumah sakit, mereka ingin berbagi kebahagiaan. Yah, meski sekarang ruangan luas itu terasa sempit.
"Lain kali kalo mau kemana-mana ajak Abang atau siapapun yang ada di kosan ya, Dek? Jangan sendirian!" omel Seungyoun disela tangisnya. Chaeyoung tersenyum tipis sebagai balasan.
"Elo juga, kutil. Gue mau minta maaf sekaligus bilang makasih sama lo, gue kasih bonus omelan biar lo kenyang!" kali ini Seungyoun mengomel pada Juyeon, membuat Juyeon seketika memberikan reaksi bingung, "Makasih karena lo udah mau berjuang buat kesembuhan Chaeyoung, kalo gak ada lo mungkin Chaeyoung gak akan pernah buka mata lagi. Dan kalo sampe itu terjadi, gue bakalan hancur banget, Juy. Bukan cuma gue, mereka bahkan mungkin lo juga."
Juyeon tersenyum tipis, perjuangannya tidak sia-sia.
"Gue mewakili semua anak kos sekaligus Chaeyoung juga mau minta maaf, karena perjuangan lo itu– lo sampe kolaps. Lo sekali lagi pertaruhin nyawa buat nyelamatin orang lain. Dokter bilang, kalo lo ampe kolaps sekali lagi, Lo bakal– lo bakal–" Seungyoun tidak melanjutkan ucapannya, laki-laki itu berlutut di depan Juyeon, merasa tidak sanggup dengan kata selanjutnya.
"Bakal mati?" tebak Juyeon dengan senyuman lebar. "Gue gak suka kalo ada yang nangisin apalagi kasihanin gue, Bang. makanya gue ngelarang kalian buat kasih tau keluarga gue. Hati gue bakal hancur kalo denger Adek apalagi Nyokap ampe nangis." lanjutnya membuat orang-orang di sana menunduk. Juyeon memang orang baik, dan dia pantas mendapat yang terbaik.
"Awas aja kalo lo ampe kumat kayak gitu lagi! Lo bikin kita semua panik tau gak, Bang!" omel Yunseong.
"Hidup dan mati seseorang itu udah ada garisnya, Seong. Kalo emang gue ditakdirin buat mati, yang mau gak mau gue harus terima."
"Juyeon!" sentak Eunwoo.
"Kalo lo mati, siapa yang bakal jagain Chaeyoung nanti? Lo harus tetep hidup, biar bisa bahagiain Chaeyoung sepenuhnya. Lo juga harus tetep hidup biar bisa liat Adek lo sukses, lo bilang pengen liat Adek lo nikah, kan? Lo harus tetep hidup biar bikin orang tua lo bahagia, lo gak mau senyuman orang tua lo ganti jadi tangisan, kan? Gue percaya kalo lo itu kuat, Juyeon. Lo bisa lewatin masa sulit buat gapai masa depan yang bahagia." semua yang ada di sana tertegun, mendengarkan dengan fokus kalimat yang diucapkan oleh Yibo.
Untuk pertama kalinya, manusia kutub selatan itu berbicara panjang seperti ini. Bahkan Dylan yang notabene Adiknya saja tidak pernah mendengar kalimat sepanjang itu dari mulut Yibo.
"Makasih, Bang." Juyeon menunduk, ucapan Yibo sangat menampar rasa pesimisnya.
Sehun, Seungwoo, Yibo, Junhoe, Jungkook, Byungchan, Dylan, Yohan, Hangyul, Hwall, Soobin, Hyunjin, dan juga Yunseong sudah sepenuhnya merelakan Chaeyoung. Semenjak Chaeyoung menyebut nama Juyeon, mereka memang sudah mengibarkan bendera putih. Tak apa tidak memiliki sang gadis pujaan, selama gadis itu terus menampakan senyuman manisnya, semuanya akan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN NEVAEH; 『son chaeyoung』
Fiksi PenggemarSemua kisah amburadul ini bermula dari Son Chaeyoung yang ditawari pekerjaan yang dibilang susah tapi gampang, gampang tapi beresiko- jaga kosan. Dengan iming-iming gaji besar dan (katanya) anak kos yang tidak pelit, Chaeyoung akhirnya bersedia. Tid...