Surat Ketiga

4.4K 315 203
                                    

Hai,

Surat ini surat yang berbeda dari yang lain, bilanglah begitu, karena surat ini saya tulis sendiri dan saya adalah salah satu pengelola dari profil resmi lgbtina ini—yang membaca serta membalas email, komentar serta inbox kalian. Salam kenal, ya! ❤

Ini curhatan saya.

Mungkin kebanyakan orang tidak tahu siapa saja yang mengelola profil ini, ya, profil ini dikelola sepenuhnya oleh Ambassador dari Indonesia. Siapa saja itu, saya tidak akan bilang juga. Terus kenapa saya sok-sokan nulis surat sendiri di alamat sendiri?

Seperti yang dapat kalian lihat, profil ini kurang terawat, bahkan ada yang menganggap profil ini mati saking tidak ada aktivitasnya. Maka dari itu saya hari ini membukanya melihat angka 3,5k akhirnya tercapai. Ada pesan dinding juga menginginkan adanya kontes, akan kami kabulkan. Tentu, semuanya akan kami kabulkan untuk kalian. Namun, kami butuh bantuan dan itu hanya akan terlengkapi jika salah satu, dua, tiga kami harap sih sebanyak-banyaknya dari kalian lolos masuk menjadi keluarga kami. Menjadi Ambassador yang mencintai, menyayangi pun memperhatikan lgbtina. Jadi, next batch mendaftarlah ya! hehehe

Selain itu saya juga mau curhat tentang kegalauan saya tentang profil ini.

Kebanyakan orang suka salah paham kalau saya dan teman pengelola profil yang lainnya adalah sesama LGBTQ+, sebenarnya tidak, kami semua hetero. Meskipun begitu kami mencoba mengerti serta memahami apa yang kalian rasakan. Kami mendukung kalian untuk dapat berprestasi, khususnya di Wattpad ini maka dari itu kami sediakan profil ini demi mencapai tujuan tersebut.

Kami peduli, tetapi perlu saya sampaikan profil ini adalah profil komunitas sekaligus profil genre. Di mana komunitas khusus para penulis diberi tempat untuk berimajinasi, berkarya, berteman, saling dukung, saling bersaing dengan tulisan yang bertema sama. Lanjut lgbtina ini juga difungsikan sebagai tempat genre yang tidak ada di list genre umum. Jadi mohon maaf, kami tidak punya group WA, LINE, Telegram atau apa pun itu yang fungsinya untuk bersosialisasi atau mencari pasangan, lgbtina bukan group menulis juga. Profil ini juga bukan profil kampanye melegalkan LGBTQ+.

Tidak sedikit yang mencaci profil ini atas dasar agama, kemanusiaan, kebudayaan, kenalaran bahkan atas dasar pribadinya yang tidak suka. It's okay semua orang punya hal yang dia sukai dan tidak sukai. Saya pun begitu. Anehnya saya dulu awalnya memang kurang suka loh sama LGBTQ+. Saya tinggal di desa, bawah gunung, mungkin itu yang membuat pikiran saya saat itu terlalu sempit melihat sesuatu sebab saya jarang main, jarang bersosialisasi, jarang membaca, jarang mencari riset, lantas saya memandang sesuatu hanya ABC saja seperti layaknya orang lain lihat kebanyakan. Monoton.

Semua itu berubah setelah saya berkuliah di kota. Pertama kali saya indekos di semester satu, teman sekamar saya ternyata bi. Takut? Ya, saya pikir mungkin dia bisa saja menyukai saya, pikiran saya banyak anehnya daripada baiknya kala itu, tetapi pemikiran tersebut ditendang jauh-jauh olehnya. Saya bukan tipenya, katanya. Yap, saya terlalu percaya diri maksimal, 'kan? Semua orang punya referensi atau tipe, termasuk orang yang berorientasi seksual lain. Hanya karena dia bisa suka cewek dan dia juga bisa suka cowok, apa semua cewek dan cowok bisa dengan gampangnya dia sukai? Enggak, 'kan? Samalah dengan orang hetero yang pilih-pilih gebetan. Masyarakat suka takut juga 'kan bakalan disukai orang gay atau lesbian atau transgender mungkin? Ini sudah ada jawabannya.

Dari situ saya jadi kenal juga sama temennya yang lesbian, yang mungkin sekilas orang enggak bakalan tahu dia perempuan. Orang pasti ngira dia laki-laki. Tapi dalamnya kan tetap perempuan. Di masa-masa dia menginap satu kamar kos bertiga, saya jadi sepenuhnya sadar anak LGBTQ+ itu sama-sama manusia biasa. Bahkan masalah mereka lebih besar. Seperti diusir dari rumah, enggak dianggap anak, buat bertahan hidup pindah-pindah kota cari duit, mau cinta sama satu orang aja pengorbanannya luar biasa banyaknya.

Kotak Surat LGBTQIAP+ IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang