Surat Keduapuluh Empat

707 54 24
                                    

Kamus singkat dari pengelola:

➡Cis/Cisgender: orang-orang yang merasa identitas gendernya sekarang sudah sesuai atau pas dengan jenis kelaminnya saat dilahirkan.

➡Transphobic: tidak menyukai atau berprasangka buruk pada transgender atau transeksual.

➡Pronoun (sebutan): di sini-di surat ini-lebih mengarah ke he/she, pria/wanita.

➡Transpuan: pria/laki-laki yang mengubah jenis kelaminnya melalui operasi juga terapi hormon untuk menjadi perempuan. Pada komunitas, kata ini juga digunakan untuk laki-laki/pria (tanpa operasi) yang melabeli dirinya sendiri sebagai (bergender) perempuan.

Catatan:
Sebenarnya pembahasan ini, kami (pengelola) rasa agak sulit untuk pandangan orang Indonesia, dilihat dari perbedaan kesetaraan maupun perbedaan kebijakan yang jauh/signifikan di komunitas Indonesia daripada di luar negeri yang disebutkan di surat ini. Namun, kami tetap menerima surat ini di sini~ semoga saja dapat berefek positif yaa 🙏

.

.

.

Pertama aku mau ngucapin happy pride month ya buat semuanya :) Surat ini kukirim iseng karena udah dari lama aku pengen nanyain tentang beberapa hal kontroversial dari komunitas lgbt. Lebih spesifiknya terkait isu transgender.

Dari akun-akun lgbt luar yang suka kupantau dari twitter, aku nemu padangan-pandangan dalam komunitas trans yang jujur sampai sekarang aku masih ga bisa paham. Kayak contohnya, kamu mengasumsikan sendiri gender seseorang berarti kamu transphobic. Kamu lebih prefer buat cari pasangan yang cis berarti kamu transphobic. Orang-orang yang manggil orang lain dengan pronoun salah harus dipenjara. Gak terima argumen.

Ekstremitas itu, buat diriku yang cis, jujur terasa berlebihan dan irasional. Okelah, kita menghormati kaum trans yang belum bisa sempurna 'mengubah' fisiknya dengan gak asal mangasumsikan orang sebagai cisgender. Tapi kayak, ga perlu sampai menjarain dan memecat orang dari pekerjaannya cuma karena mengasumsikan gender orang kan yak?

Atau contoh lain yang aku gabisa paham, pandangan "transwomen are real women" atau sebaliknya, "transmen are real men". Intinya mereka mendukung untuk transpuan harus dipandang sebagai perempuan asli dalam semua hal. Kamu transphobic kalau nggak menganggap transpuan sebagai perempuan asli dan mengijinkan transpuan ikut kategori putri dalam olahraga. Sebelas duabelas dengan pandangan yang bilang sex isn't real.

Tapi kan atuh, ciri biologis manusia itu bukan ideologi yang bisa seenaknya kamu sebut hoax. Pernah denger soal transpuan luar negeri yang menangin lomba marathon berturut-turut di kategori putri? Karena dia bukan perempuan dari lahir, dia udah punya ciri fisik laki-laki kayak tungkai yang lebih panjang dan massa otot yang lebih banyak. Ada alasan logis kenapa hampir semua cabang lomba dibagi jadi 2 kategori putra dan putri, yaitu agar lombanya bisa adil secara fisik. Maksa banget kalau bilang transpuan sama dengan perempuan cis dan harus dianggap perempuan asli. Sejak awal, fisik mereka aja fisik laki-laki yang punya keunggulan lebih dari perempuan. Serius aku gak bisa empati sama pandangan yang menyetarakan transpuan dengan cispuan ini.

Ya, itu aja pendapat yang mau kusuarakan. Aku paham kalau kalian mengataiku transphobic. Bisa jadi aku judging kayak gini karena aku cisgender makanya ga bisa paham pandangan kelompok trans. Mungkin aku bisa dapet point of view baru dari para pembaca, makanya kuharap pembaca trans atau lgbt di sini bisa open-minded dan memberi pendapatnya. Lagi pula, ga mungkin komunitas lgbt sendiri bisa se-intoleran itu sampai ga mau menerima opini yang berbeda kan?

...kaann? :)

Hahaha, nggak ding. Aku yakin kok komunitas yang menjunjung keberagaman ini orang-orangnya open-minded. Sekian, salam dariku.

Kotak Surat LGBTQIAP+ IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang