Surat Keduapuluh Satu

791 99 53
                                    

Dari pengelola, tarik napas dulu bacanya, stay kalem dan cool. Sankyu, kalian para pembaca-pembaca dan pendiskusi yang sabar adalah selamanya yang terbaik bagi kami. 💖

.

.

.

Sebelumnya aku ingin mengucapkan banyak terima kasih pada siapa pun yang sudah menyediakan tempat diskusi ini.

Kalian terbaik ♥


Aku seorang perempuan, seorang istri dan seorang ibu yang juga seorang penulis cerita BL.

Aku menyebutkan hal ini sebagai pengingat bagi kalian semua, bahwa menulis atau membaca cerita bxb tidak merubah orientasi seksual kalian.

Beberapa waktu yang lalu, aku membaca salah satu surat di forum ini.

Ia menjelaskan dan mendeklarasikan diri sebagai seorang anti-LGBT.

Aku mengapresiasi dia yang dengan begitu luar biasa menyuarakan pendapatnya mengenai para minoritas dan aku tidak akan menyalahkannya karena hal itu, karena nyatanya memang hampir 80% orang masih demikian.


Aku menulis ini hanya karena gatal ingin menanyakan.

Bagi kalian para pembaca yang meng-anti-kan cerita BXB apalagi yang berunsur dewasa sebagai sesuatu yang tidak benar.

Lalu bagimana dengan bacaan "normal" kalian yang juga memiliki adegan sexual yang begitu terperinci dan jelas, jumlah bacaan seperti itu bahkan jutaan, tapi kenapa tak ada yang menganggapnya salah?

Ayo bicara norma..

Apa BXG yang melakukan hal tsb dianggap benar?

Tidak!

Kemudian kalian akan menjawab,

Ini hanya bacaan, tidak ada pengaruhnya pada kehidupan nyata kami yang membacanya.

Lalu...

Kenapa kalian tidak bisa memandang cerita LGBT dengan cara yang sama?

BACAAN APAPUN TIDAK AKAN MERUBAH KEPRIBADIAN APALAGI ORIENTASI SEKSUAL PEMBACANYA KECUALI MEREKA MEMANG SEPERTI ITU SEJAK AWAL.

Maaf, aku sediit terbawa emosi.

:)

Memilih bacaan seperti kamu memilih tontonan film, orang yang suka menonton gore, apa mereka semua menjadi pembubuh berantai atau psikopat? Tidak, kecuali untuk mereka yang memang memiliki kecenderungan psikopatik sejak awal.

Orang yang suka romance, apa mereka semua menjadi penyair setelahnya? Tidak!! Tidak semua orang akan berubah menjadi Chairil Anwar atau Pidi Baiq setelah menonton Dilan.

Seorang anggota SNSD sedang shooting film dengan tema LGBT apa penontonnya nanti akan jadi lesbian? Tidak.

Menonton atau membaca sesuatu yang dicari itu esensi bacaan/tontonannya.

Lalu kenapa harus mendiskriminasi cerita LGBT?

Kadang aku merasa lucu.

Banyak orang yang diam-diam membaca cerita BL tapi takut ketahuan.. :D

Kalian adalah yang paling mengenal diri kalian sendiri, lalu kalian malah berusaha menutupi diri kalian yang sebenarnya karena takut pada penghakiman orang lain.

Bukannya itu berarti kalian sedang menipu diri sendiri?

Yang artinya menyiksa?

Aku tidak tahu, atau mungkin karena aku pro LGBT sejak awal, jadi aku masih bingung kenapa kalian masih suka berpura-pura dan akhirnya malah disiksa perasaan takut dan bimbang di hati kalian sendiri.

Aku bercerita dengan sudut pandangku sebagai seorang penulis.

Jika boleh menyebut diriku penulis.

Sastra adalah sastra, selama yang kamu cari itu esensi nya menurutku tidak masalah.

Semuanya tergantung selera dan tak ada satu orang pun yang bisa melarang, mencemooh atau menghina pilihan orang lain selama itu tak menyakiti siapa pun.

Itu prinsip.

Jika ada yang tanya, kamu bicara seperti sudah tahu kehidupan mereka.

Maaf, aku dulu menempuh pendidikan di tempat yang dari 600 siswa per angkatan anak laki-laki hanya 19-20orang.

Artinya, dari seluruh angkatan yang jumlahnya hampir 1800 orang laki-laki di sana hanya sekitar 50 orang.

Kalian bisa menyimpulkan sendiri.

Sahabatku sekolah di STM yang tentu 90%nya adalah laki-laki.

Dia tidak memungkiri banyak minoritas di sana sama seperti di sekolahku.

Minoritas ada, hanya masyarakat memilih menutup mata dan menempatkan mereka di sisi abu-abu yang dianggap tak tampak.

Padahal mereka tak mengganggu siapa pun.

:(

Sekali lagi, aku menjadi pro-LGBT, penulis BL, pernah melihat dan ada di antara orang-orang yang kalian anggap "tidak normal". Tapi itu semua nyatanya tidak merubah orientasi seksualku sama sekali.

Aku 26 tahun dan seorang istri yang bahagia dengan pernikahannya.

Suamiku bahkan tahu aku fujoshi. Kami pacaran sejak aku kelas 2 SMK :D

Kalian memandang mereka sebagai sesuatu yang tidak normal, itu yang membuat segalanya sulit.

Andai kalian memandang mereka sebagai manusia yang memiliki hak sama dengan kalian tentu akan berbeda.

Atau kalimat memanusiakan manusia itu cuma kalimat saja?

Maaf sekali lagi jika ini malah seperti keluhan yang sangat membosankan.

Tapi ini adalah hal yang ingin aku katakan sejak lama.


Terimakasih. 💖

Salam hangat

D.

Kotak Surat LGBTQIAP+ IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang