Surat Keempatbelas

980 93 34
                                    

Baru baru ini akhirnya aku menyadari orientasi seksualku. Kalo diingat ingat, mulai sejak lama aku sudah menyukai sesamaku. Tetapi dikarenakan ketidak tahuanku, aku hanya menganggap bahwa ini hanyalah rasa suka biasa dan aku menyimpulkan bahwa aku nge fans. Mungkin yang pertama sejak sd, saat itu aku merasa nyaman dengan teman perempuanku. Saat itu aku ga pernah mikir aneh aneh, tapi aku slalu merasa nyaman saat bersamanya dan ada rasa cemburu saat dia tidak denganku. Kemudian dalam hidupku, aku juga lebih sering mengidolakan artis artis wanita. Bahkan tak jarang, sering bucin. Terus, saat kelas 1 SMA, aku kembali jatuh cinta lagi dengan seorang kaka kelasku.

Dia kaka pengurus osis. Menurut aku, saat itu aku bener bener jatuh cinta pada pandangan pertama, aku terkesima saat pertama melihatnya lewat di depan ku di tengah lapangan basket saat itu. Tapi, dikarenakan aku masih belum mengerti dengan perasaanku. Aku beranggapan bahwa aku hanya kagum dengannya, aku ngefans sama dia. Saat itu aku bener bener bucin banget sama dia, kelakuanku pun kayak orang jatuh cinta, aku sering sms dia, aku sering stalking akun facebooknya, aku follow semua akun sosial medianya. Bahkan aku sering ngasih dia hadiah. Dia baik. Dia menghargai aku. Dia ga sombong. Dia slalu menerima semua pemberianku.

Suatu hari, dia pergi kuliah di luar kota, semenjak saat itu dia mulai jarang merespon sms ku. Aku pun jadi lebih sering galau. Akhirnya aku bertekad untuk melupakannya (move on) dan membuang semua kenangan tentangnya, poto potonya di hapeku yang kukoleksi, satu poto yang berharga karna berpoto dengannya, aku juga mengunfollow semua akunnya. Sampai pada bulan lalu, aku merasakan jatuh cinta lagi, bisa dibilang hubunganku dengannya adalah keluarga yang cukup jauh. Pertemuan pertama pada saat acara pernikahan keluargaku dan keluarganya, kami tidak sengaja bertemu, lalu dengan ramahnya dia sering tersenyum kepadaku. Padahal kami tidak saling kenal, tapi dia begitu sering menatapku dan tersenyum kepadaku, karena alasan itu aku merasa bingung. Tapi, saat di jalan pulang, aku sadar.

Senyumnya tengiang ngiang di otakku. Aku pun menyadari, aku tidak akan mungkin lagi bertemu dengannya. Dan aku menyesali hari itu, karna aku benar benar tidak ramah dan menghindar. Kemudian beberapa lama setelahnya, aku bertemu dengan seorang teman masa kecilku, karena saking lamanya tidak bertemu, kami tidak akrab lagi dan aku jadi malu menyapanya. Dia juga adalah keluarga dari kaka iparku, jadi pertemuanku dengannya cukup intense saat itu (3-4kali dalam waktu yang berdekatan) lama kelamaan aku sadar, bahwa mataku tidak bisa berpaling darinya. Dia juga sebenernya ingin menyapaku, tapi juga entah malu ataukah gengsi, jadi membuatnya tak pernah menyapaku. alhasil suatu hari aku memberanikan diri menanyakan suatu hal padanya, dia benar benar mendengarkanku, dan kemudian saat ada sesi poto dia mengajakku berpoto dengannya berdua pada saat acara kondangan waktu itu. Sayangnya aku menolak.

Sekarang aku pun tidak pernah bertemu dengannya lagi. Dan yang terakhir adalah seorang yang tidak sengaja kutemui pada saat makan di acara pernikahan seorang lain. Saat itu aku sudah mulai melihatnya. dengan iseng aku memfoto orang yang ada di depanku, suatu ketika dia ada di poto itu, dan dia benar benar menarik perhatianku, hingga tak pernah ku duga, aku sering tanpa sengaja bertemu dengannya, orang yang bahkan tidak aku kenal apalagi tau namanya, tapi aku slalu ingat wajahnya.

Dalam waktu ini saja, dihitung dari pertemuan pertama, sudah 3 kali aku bertemu dengannya (dalam rentang waktu yang cukup lama), dan itu slalu tanpa sengaja. Aku mulai bertanya tanya, kenapa aku sering di pertemukan dengannya? Semua ini sesuatu yang salah.aku pun jadi flashback dengan semua wanita yang membuatku jatuh cinta. Lalu kenapa aku merasakannya? Saat aku ingin berhenti namun aku tetap tersesat dalam perasaan yang harus kuhindari,kemudian aku harus apa?

Aku sering menangis diam diam karena tersiksa dengan perasaanku sendiri. Disatu sisi aku tidak bisa bercerita dengan siapapun kecuali kepada Allah SWT, bahkan seorang psikolog pun aku tidak percaya dengannya, apakah dia benar benar akan menjaga rahasia ku ini? Dan tidak membagikan kisahku ini pada para dokter,perawat atau staff staff lainnya? Kemudian suatu ketika aku pernah membuat story memakai bahasa inggris yang sebenernya artinya tidak mengarah kesana, tapi sahabatku curiga denganku. Dia membalas story ku dengan seperti ini : "semoga yang kamu maksud itu adalah seorang laki laki".

Aku shock, aku bener bener takut dia tau orientasi seksualku sebenernya. Tapi pada saat SMA dia memang benar benar tau aku nge fans berat dengan kakak kelasku itu, jadi aku berpikir apa karena hal itu? Tapi ke kagetan dan ketakutanku benar benar membuat pikiranku kacau seharian.

Aku hanya bisa berdoa, mengadu sama Allah swt. Aku ingin berhenti memiliki perasaan ini, aku terluka. Aku tersiksa.Lalu aku juga sering menangis diam diam. Aku hanya pura pura bego untuk merespon chat dari sahabatku itu. Aku pun berharap dia tidak tau walau mungki dia sudah tau. Sekian sedikit cerita tentangku. Semoga bisa menjadi cerita yang berguna untuk kita semua.

Tolong, jaga rahasiaku ini ya.

Kotak Surat LGBTQIAP+ IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang