06. Bunda, ayah.
Alleta POV
Kini aku sudah berada di parkiran, menunggu cowok rese! Yang nggak kelihatan batang hidungnya.
"Let, aku duluan yah!" Pamit Tasya, sambil naik ke motornya Rasya, lalu pergi meninggalkan ku sendiri.
"Ni anak satu mana sih? Ga nongol nongol! Awas aja kalo dia boongin gue!" Gerutu ku sebal, sambil menengok ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Kevin.
"Dorr" tiba tiba ada yang mengagetkan ku dari belakang.
"Shit! anying! Kemana aja Lo ha! Gw nunggu Lo 10 menit tau gak?!" Balasku tepat di telinganya.
"Ish kuping guee" ringis Kevin sambil mengusap ngusap telinga nya.
"Buruan Lo nyalain motor Lo! Terus anterin gue ke suatu tempat!"
Tanpa babibu lagi, Kevin pergi mengambil motornya, dan kini sudah berada di depan leta.
"Buruan naik!"
"Iye iye ini udah mau naik kok!" Balas gw ketus.
Jelaslah gw masih marah sama dia, masa iya cewek yang nungguin cowok kan gak banget gitu!."Kita kemana?"
"Kita ke TPU yang Deket jalan melati!" Kata gw keras supaya dia dengar.
"TPU?" Tanya Kevin heran.
"Iya! Udah buru ke sana!" Jawab gw ketus sambil memukul pelan bahunya.
"Iya, tapi gausah mukul mukul gitu, modus kan Lo?" Tanya Kevin sesekali melihatku lewat spion (kaca motornya).
Gue yang di tanya kek gitu gelagapan dong, modus? Nggak deh cuma pengen mukul aja gatau kenapa.
"Nggak! Jangan geer deh Lo!" Balas gw setengah teriak.
"IyaIn dah, nih kita udah sampaii" kata Kevin lalu memarkirkan motornya di sekitar TPU ini.
Gw hanya diam, tidak membalas ucapan Kevin.
Dan kakiku melangkah menuju makam bunda, dan ayah ku.Flashback On
Di malam yang dingin, seorang gadis yang berumur 8 tahun, tengah menonton film kartun kesukaannya yaitu Spongebob, bersama kedua orang tuanya.
"Ita suka banget ya nonton film Spongebob?" Tanya sang bunda.
"Iya suka banget Bun, lucu aja gitu sama tingkahnya Spongebob yang bisa bikin aku ketawa ketiwi kek sekarang ini, hahahahaha" kata Lita sambil fokus melihat film kesukaannya.
"Lita, bunda sama ayah minta tolong, kalau suatu saat kami tidak berada dengan kamu, kamu jangan sedih ya, kamu harus tetap jadi seorang yang ceria, hangat, dan sering ketawa ketiwi kek sekarang ini." Kata ayah Lita sambil mengusap puncak kepala Lita.
Sontak, Lita yang mendengar perkataan ayahnya pun kini menatap ayah, dan bundanya secara bergantian.
"Emangnya ayah sama bunda mau kemana? Lita kok gak di ajak?" Tanya Lita polos.
"Ke suatu tempat, intinya kalau nanti kita udah gak ada sama Lita, Lita harus jadi anak yang mandiri, yang pintar, dan tetap jadi anak yang ceria!" Kata bunda sambil memelukku.
"Iya Bun, nanti lita bakal turutin kemauan bunda, sama ayah" kataku yang berada di dekapan bunda.
"Sekarang kamu tidur yah sayang, besok kan kamu harus sekolah!" Kata ayah ku.
"Tidur sama bunda, sama ayah ya?" Tanyaku memelas.
"Iya sayang" balas bunda, dan ayah.
Sehari sebelum kejadian yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alleta [ END ]
Teen Fiction[ S E L E S A I ] Tahap Revisi. ••√√•• Aku memanglah bukan gadis yang sempurna, dan bukan juga gadis yang selalu bahagia. Inilah aku, Alleta Putri Talita. Seorang gadis malang yang ditinggal orang tuanya. Sampai ia beranjak dewasa, dan mulai mengert...