Library ✔ [ Short Story ]

16.0

   Namjoon melangkahkan tungkainya menuju kearah ruang dosen, sambil memegang map berwarna biru berisikan kertas kertas penting dan tangan satunya lagi memegang secangkir americano hangat yang selalu menjadi favoritnya.

   Untung ruang dosen zaman sekarang sudah menggunakan sensor, jadi ia tak perlu lagi susah susah membuka gagang pintu yang bisa mengakibatkan tumpahnya kopi, namjoon itu ceroboh, jadi ia amat sangat bersyukur dengan kemudahan ini.

   Meletakan map biru dan kopinya kemeja tempatnya duduk, dan mendaratkan bokongnya sempurna di kursi empuk berwarna hitam, memijit pelan batang hidungnya yang sakit kerena pusing dikepalanya merambat sampai ke batang hidung.

   Sejak jawaban tidak menyakinkan dari seora, itu berhasil membuatnya pusing bukan main, namjoon tak pernah merasakan hal ini sebelumnya, memperjuangkan seorang gadis ternyata sesulit ini.

   Apa lagi jika gadis itu pernah tak sengaja ia buat luka di hatinya,

   Iya, namjoon tahu ia pernah membuat hati seora sakit, pria itu yang jelas dulu berusaha menjauhinya karena merasa tak suka dengan gadis itu, tidak tahu apa yang membuatnya tak suka padahal gadis itu terlihat pintar, baik dan lumayan, manis.

   Bahkan rasanya tak sesusah ini untuk mendapatkan hati yaera yang notabenenya gadis paling cantik waktu sma pada masanya, sampai sekarang pun kecantikannya masih ia akui sampai saat ini, tapi ternyata kecantikannya tidak ada dalam hatinya.

   Iya, gadis itu ternyata tidak mencintainya dan hanya memanfaatkan hartanya saja, dan diam diam berselingkuh di belakangnya. Padahal ia sudah memberikan segalanya pada gadis yang paling ia cintai itu. saking cintanya, sampai membuatnya buta dengan ketidak aslian cinta yaera padanya.

   Namjoon sekarang tahu rasanya sakit hati, dan kali ini akan lebih menghargai perasaan gadis yang pernah berusaha memperjuangkannya. Jadi tak apa jika namjoon juga harus balik mengejar gadis itu mati matian, namjoon sanggup walau itu menyulitkan.

   Seora! Rasa cinta namjoon padamu itu asli, jangan sekali kali kau ragukan!

...

Tbc,