27.0

120 24 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

   Seora benar benar gundah! Pasalnya ia belum bertemu namjoon di tempat ini sama sekali, dimana sebenarnya pria itu? Ini benar sudah sampai titik jenuhnya dalam bersabar, jika dua menit lagi ia tak menemukan punggung pria itu, tak segan segan seora akan membuang bunga-yang sudah ia remas pegangannya, dan kembali kerumah lalu menangis sekencang kencangnya.


Ia benci keadaan dimana dirinya tidak bisa melakukan apapun dan hanya bisa menangis, dia benci kelemahannya yang satu itu!

Sudah dua menit, namun irisnya belum menangkap kehadiran pria tinggi itu, sudah keliling ketempat yang ia tahu-karena seora hafal setiap kelak kelok perpustakaan ini dengan baik. baru hendak merengut kesal, matanya malah menangkap sesosok pria yang selama ini ia cari, hatinya menghangat dengan senyuman manis tak perlu lama lama langsung terbit, moodnya naik seketika saat berhasil menemukan namjoon.

Dengan jantung yang berdegup tak sabaran, seora memeluk bunga dengan senang, langkah kaki yang begitu semangat.

Tapi, langkah kelewatan semangat itu perlahan melesu, jantungnya sudah tidak berdegup begitu kencang, menjadi degup jantung yang berubah melemah dan tertekan sakit, kedua tangannya melemas hingga sebuket bunga indah yang perlahan melesu itu terjatuh perlahan.

Ia tak kuat, matanya tak kuat, hatinya tidak kuat, seluruh tubuhnya tidak kuat, saat melihat namjoon... namjoon berpelukan, dengan.. seseorang yang sepertinya, raeya.

Dan akhirnya tepat saat bunga itu terjatuh dan air matanya yang mengalir dengan begitu deras dan cepat, dan tersadarnya namjoon dengan kehadiran seora di ujung lorong menatap dirinya dengan senyuman pilu dan kedua mata dan pipi begitu berair, hidungnya memerah.

Buru buru namjoon mendorong pundak wanita yang ia peluk-yang memeluknya, membuat yang didorong tersentak kaget sejurus kemudian menatap kehadiran seora yang sedang mengusap kedua matanya panik dengan kedua tangannya, di bawah tergeletak sebuket bunga mawar merah yang sudah melayu dengan warannya yang berubah menjadi merah tua kecoklatan.

" seo, seora... t-tunggu ini bukan se- "

" .. s-sudah cukup joon! Aku tak butuh penjelasan mu, kau tahu pengelihatan ku tak pernah salah..., aku mengerti apa yang baru terjadi pada ku, aku paham semuanya! Kau membuat luka dalam hatiku kian membesar, d-dan... kau menghancurkan kepercayaan ku pada mu joon "

" jangan mencoba mendekat lagi! J-jangan mencoba melakukan kontak apapun dengan ku, jangan kirimi aku bunga lagi, Pergi dari hidup ku! K-ku mohon joon, aku lelah... s-sampai jumpa, ku harap kita tidak akan pernah bertemu lagi setelah ini "

" terimakasih dengan luka ini joon, kau membuatku mempelajari hal baru, jika..., jika memberikan kesempatan kedua pada siapapun itu adalah suatu kesalahan! Iya aku salah dan tak akan pernah mau lagi jatuh ke lubang yang sama, selamat tinggal joon! "

Namjoon hanya bisa menatap punggung bergetar seora yang semakin menjauh dan hilang dari pandangan, gadis itu pergi meninggalkannya dengan tangis yang begitu deras, ia ingin menenangkannya tapi sudah di larang dengan tegas.

" joon, m-maaf aku membuat mu di dalam keadaan ini, joon sungguh a- "

" sudah ra, kau sebaiknya pulang, tidak apa ini bukan salah mu, pergilah " dengan suara bergetar namjoon mengusir pelan raeya, wanita itu mengangguk dan segera melenggang pergi dari perpustakaan itu.

Pelupuk mata namjoon sudah di penuhi dengan air mata, nafasnya berderu tidak beraturan dengan dada yang terasa sangat sakit, pria itu, dia menangis.

Menangisi dirinya dengan rasa bersalah yang begitu besar pada seora, pria itu sudah membuat wanita yang pernah ia lukai kembali terluka dengan luka besar yang permanen.

Punggungnya bergetar dengan suara tangis yang berusaha ia sembunyikan, tangannya mengepal kuat saat pandangannya menangkap sebuket bunga mawar merah yang sudah layu seutuhnya, dengan itu sudah bertanda jika mereka berdua tidak akan pernah bersatu, dan dengan namjoon yang tak dapat mengatakan kata maaf secara langsung, serta seora yang pergi meninggalkan perpustakaan dengan kesedihan begitu dalam.

Perpustakaan ini menjadi saksi bisu kedua insan yang awalnya tidak saling mencinta, membuat kenangan singkat yang cukup manis. Tapi apa harus, apa harus tempat ini menjadi saksi hancurnya kedua insan yang saling mencintai kini saling menyesal dan di liputi rasa sedih begitu dalam.

Kita tidak bisa saling menyalahkan, ini memang takdir jika mereka akan merasakan semua ini di tempat itu, perpustakaan.

...

Tbc,






Otewe end jd pingin di panjangin 100-200 kt, biar jleb ke ati klean.

Library ✔ [ Short Story ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang