22.0

120 23 0
                                    

   Seora melangkahkan tungkainya dengan lamban menuju dapur, menghentikan langkahnya di depan kulkas dan membuka pintu kulkas itu pelan, sore ini dirinya tidak begitu merasakan semangat seperti hari hari biasanya. Hari ini benar benar terasa... sepi? Aneh? Mengganjal? Bosan? Jenuh?

   Sepertinya semua kata yang telah disebukan itu melebur secara sempurna menjadi satu, hingga membuat perasaanya tak menentu.


   Mengambil sekaleng soda dan membuka tutupnya, hingga menimbulkan suara ciri khas soda yang terdengar begitu menyegarkan pedengaran dan kerongkongannya, yang kini terbasahi cairan yang telah mengalir itu.

   Menggenggam kuat botol itu dan menjatuhkan diri di sofa empuk berwarna cream di ruang keluarganya, ia tinggal sendiri di kota besar ini karena kedua orang tuanya yang jarang sekali pulang, terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing, kedua orang tua itu pun tampaknya tak akan peduli jika seora pergi keluyuran dari pagi hingga menjelang pagi lagi, seora yakin mereka tak'kan pernah peduli.

   Suasana hatinya saat ini benar benar tidak enak, membuat gerah. Matanya memanas mungkin akan mulai menangis lagi, seora ini gadis yang lemah, sangat rapuh.

   Jika merasa tidak bisa melakukan apapun seora hanya bisa menangis sampai puas dan tenang dengan sendirinya, tidak ada yang menenangkannya, tidak ada yang menyemangatinya, hanya dirinya sendiri yang dapat melakukan itu dengan cara berkata jika seora gadis yang kuat, seora bisa melakukan apapun yang ia mau, ia bisa menjadi apapun, segalanya bahkan yang terlihat tak masuk akal, selama ia mau dan berusaha pasti ia bisa dan mendapatkannya.

   Isakan lirih menggema semakin kuat di ruang keluarga yang sepi ini, tidak ada kehangatan asli dari sebuah kata ' ruang keluarga ', yang semestinya terisi sebuah keluarga yang beranggotakan ayah, ibu, kakak, atau adik. Semua itu tak ada, ia hanya bisa menekuk kakinya dan memeluknya dengan kuat, air mata itu jatuh begitu deras tanpa bisa di hentikan dan di cegah keluarnya air asin itu.

   Ia hanya dapat berharap jika suatu hari nanti akan ada orang yang benar benar menyayanginya, mencintainya, melindunginya, menemani dirinya sampai kapan pun dan dimana pun tanpa pernah sekali kali membuatnya terluka dan tersedih.

   Kuharap namjoon akan menjadi pilihan yang tepat baginya, karena seora mendadak mendapatkan sebuah pemikiran jahat. Bagaimana jika terima pria itu untuk menjadi pelariannya, disaat dirinya menjadi emosional seperti ini ia akan memanggil pria itu dan memintanya menemani hingga bisa tenang, rencana tiba tiba yang terdengar bagus bukan?

  
 
...

Tbc,

  

  

Library ✔ [ Short Story ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang