20.0

118 22 0
                                    

   Hanya dengan pertanyaannya itu-kapan kau akan menjawab perasaan ku, sudah dapat membuatku diam seribu bahasa, bibirku terasa terlalu kelu untuk membuka dan sampai memberikan pria itu kata kata jawaban.

   Apa sebaiknya ku jawab saja ya?

   Iya, menjawab pernyataan namjoon mengenai perasaannya pada ku, eh, tapi tunggu dulu, apa namjoon memintaku menjadi pacarnya karena benar mencintaiku, atau. ah, aku berat mengatakan hal ini, entah kenapa aku punya firasat benar dengan ini... namjoon, dia hanya menembakku untuk menjadi pelariannya.

   Jika benar, itu akan amat sangat menyakitkan sekali, pria itu sudah membuatnya terluka dan apa harus, luka itu dibuatnya semakin dalam dan dalam hingga tak tersisa satupun tempat baik dalam hatinya?, jika hanya sebagai pelariannya dari raeya, lebih baik ku tolak mentah mentah dan menghindarinya, lebih baik dari pada merasakan sakit yang lebih nantinya, aku tak mau.

   Seora mengambil pasokan oksigen untuk keberlangsungan hidupnya, mencoba berusaha tenang untuk menghentikan detakan jantungnya yang terlalu bersemangat, mencoba bersikap normal untuk mengurangi kegugupannya yang begitu besar.

   Tangan kiriku menyentuh dada sebelah kiri dan memukulnya pelan " aku masih belum yakin joon, kau tahu ini susah bagiku, jika boleh jujur, aku masih mencintaimu, tapi kau membuat luka yang cukup besar dalam hati ku, aku takut di saat aku menerima mu kau akan menyakiti ku lagi dan membuat luka ku semakin besar, aku tidak mau joon, aku tidak mau merasakan hal sakit seperti itu lagi "

   Kejujuran wanita itu membuat namjoon terdiam, matanya menelusuri air danau yang bergerak pelan, tiba - tiba angin berhembus menyejukan membuat dedaunan sedikit gugur dan terbang terbawa angin terjatuh ke atas permukaan air, air yang tenang itu sedikit terguncah karena kedatangan daun yang tiba tiba dan itu terlihat sama dengan namjoon.

   Awalnya pria itu tenang dan dapat mengatur dirinya, namun setelah ucapan lembut yang menusuk dari seora membuat  pria itu terguncah-lebih tepatnya hatinya.

   Pegangannya pada wanita itu sedikit melemah karena namjoon yang mendadak merasakan sesuatu yang tak dapat diutarakan dengan kata - kata, kesempatan itu dapat seora manfaatkan untuk menarik tangannya dan beranjak bangkit dari duduknya.

   Seakan terhipnotis namjoon masih saja tetap tak bergeming, hingga seora mendehem pelan dan mengucapkan maaf dan selamat tinggal untuk pria yang kini mulai tersadar.

   Seora berjalan pergi masuk ke dalam gedung jurusannya, sedangkan namjoon masih benar - benar meratapi apa yang pernah ia lakukan dulu " dulu aku sangat jahat ya padanya?, sampai menerimaku saja ia terlihat kesusahan... " namjoon mendesah pelan dengan frustasi.

   Ia sedikit merasa... bersalah, dan hendak memperbaiki semuanya dengan cara memacari seora dan membuat gadis itu selalu merasa bahagia di setiap detik dalam hidupnya.

...

Tbc,






  

Library ✔ [ Short Story ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang