Bab 10 = Tawuran

383 46 20
                                    

Yeonjun tawuran lagi. Sekarang dia lagi luka luka di rumahku. Yang lebih parahnya dia bawa Young B sama temanya satu lagi Hangyul kerumah juga.

Dan yang paling parah itu mereka datangnya malam malam. Orang tuaku udah tidur dan Taehyun sama Kai yang kebetulan nginap malam ini yang urus mereka.

"Kenapa sih kalau gue nginap di rumah lo gue jadi babu?." Tanya Kai kepada Taehyun.

"Lah gue juga jadi babu juga sekarang." Kata Taehyun ga mau kalah. Sedangkan aku udah ambil es batu sama handuk bersih untuk mereka bertiga.

"Ini." Ucapku kepada Young B dan Hangyul. Mereka nerima handuk bersih serta es batu yang aku kasih.

Kalau Yeonjun aku yang letakin es batu yang udah dibaluti sama handuk bersih itu ke lukanya.

"Sakit?."

"Sedikit." Kata Yeonjun.

"Gua iri sama orang pacaran. Apa saatnya gua tobat aja ya tawuran." Kata Young B.

"Kenapa lu ga ceritain Yuri ini temen lu?." Kata Young B lagi kepada Yeonjun.

"Teman gua terlalu berharga buat lu kenal. Aduuh sakit di bagian situ." Ringis Yeonjun. Dia nyipitin matanya yang buat aku gemes liatnya.

"Makanya kalian jangan tawuran. Gue yang sedih kalau liat kalian luka luka."

"Termasuk gue juga?." Hangyul nunjukin dirinya sendiri. Aku mengangguk. Siapasih yang suka tawuran? Maksudku pasti banyak yang suka. Tapi konsekuensinya itu loh.

"Taehyun buatin teh hangat untuk mereka."

"Iya Kak." Timpal Taehyun.

"Kai bisa bantu kakak sebentar?." Kai langsung lari secepat kilat ke arahku. Untung Kai ini super baik.

"Dek, bisa temenin mereka sebentar. Aku mau sajiin makanan. Kamu juga aku kasih kok."

"Kakak sini aja, biar Kai yang sajiin makanan. Bumil ga boleh capek."

"Sok baik lu bocah." Kata Young B. Kai langsung nundukin kepalanya takut matanya adu pandang sama mata Young B.

Serem woi. Tapi Kai belum tau gimana seramnya Pak Wonjae kalau adu tatap.

"Jangan takutin anak anak lah." Kata Yeonjun.

"Santai dek, gua bercanda. Gua baik kok." Kata Young B lagi.

"Iya Bang, saya sajiin makanan dulu ya." Kata Kai seformal formalnya yang nandain dia masih takut sama Young B. Memang kalau diliat dari tampang mereka bertiga ini ganteng tapi sangar.

"Udah berapa bulan?." Tanya Hangyul karena dia yang paling kurang tau tentang my pregnancy terlebih dia beda sekolah.

"9 minggu Kak."

"9 minggu berapa bulan?." Tanyanya kepada diri dia sendiri. Yeonjun pun memukul kepalanya karena pertanyaan Hangyul tadi.

"Kita ga lama disini Yuri, gua ga mau repotin lu. Cukup hal yang itu aja." Mata Yeonjun tertuju kepada perutku.

"Iya, kita berdua orang yang beruntung disaat kejadian kaya gini nimpa kita. Coba gue ga beli test pack kemarin. Pasti gue ga ketemu sama Kak Irene. Dan gue bakal dikeluarkan dari sekolah." Jelasku.

"Mungkin gue juga frustasi buat hadepin semuanya. Tapi gue sekarang mencoba untuk bersikap dewasa." Sambungku. Aku melingkarkan tanganku ke tangan Yeonjun.

Entah kenapa rasanya mau aja genggam lengan Yeonjun. Soalnya gemesin.

"Makasih udah obatin gua ya. Lu memang cewe yang paling keren yang pernah gua temuin setelah keluarga gua."

17 & Pregnant - Soobin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang