5 - Baper

65 17 0
                                    

         "Yang diacak rambut yang
                  berantakan hati"

                              [Sasa]

Author's POV

Hari ini hari tersial bagi Sasa. Karena jam terakhir pelajaran adalah olahraga, ditambah lagi dengan teriknya matahari yang tidak bersahabat membuat seisi kelas nya mengeluh. Dan yang menyedihkannya lagi Pak lim selaku guru olahraga malah menyuruh mereka untuk lomba lari.

"Gile sumpah, panas panas gini kita disuruh lari " kesal Sasa.

" Iya nih pak lim, bisa bisa pingsan gue disini " timpal Aurel.

" Payung mana payungg, gue butuh payung " protes Tata.

" Yakali olahraga pake payung Ta " ujar Syifa.

" Pak emang ga bisa jadwal lomba lari nya diganti gitu jadi lomba makan kerupuk," ujar Aurel mengacungkan tangannya.

" Emang kamu kira kita lagi tujuh belasan apa!" kesal pak lim.

"Panas banget soalnya pak, ntar kalo saya item bapak mau tanggung jawab apa? " tanya Sasa.

" Iya pak, sia sia dong selama ini saya maskeran trus skincare an kalo ujungnya item kaya gini, " timpal Tata memandang seluruh tangan dan kakinya takutnya warna kulit nya sudah menjadi hitam.

"Udah udah jangan banyak komentar kalian, jalani saja apa yang saya tugaskan," ucap pak lim mantap tanpa bisa dibantah lagi.

Setiap siswa menghela nafas mereka dengan keputusan pak lim. Mereka pasrah saja menerima nya, karena sampai kapanpun pak lim tidak akan bisa terbantahkan.

Saatnya giliran Sasa yang bertanding melawan tiga temannya salah satunya adalah Syifa.

"Syif, larinya barengan aja ya " ujar Sasa.

" Okay sa "

Bersedia, siapp, mulaiii prittttt!!! (pak lim meniup peluitnya).

Sasa dan teman temannya mulai berlari kencang. Bahkan Syifa sudah sangat jauh meninggalkan Sasa.

" Busett tu orang ya udah dibilangin larinya barengan, malah dia yang paling cepat," batin Sasa kesal.

Sasa akhirnya sampai di garis finish dengan penuh perjuangan. Ia tersenyum bangga bisa sampai di garis finish. Saat ia menoleh kebelakang ternyata dia adalah pelari terakhir yang sampai di garis finish.

"Demi apa, gue udah bangga banget bisa sampe garis finish dengan cepat. Taunya malah gue yang terakhir kali sampai," ujar Sasa menyeka keringatnya.

"Ehh, siapa yang juara satu?" tanya Sasa pada salah satu temannya.

"Syifa" ujarnya.

"Sudah kuduga "batin sasa

"Syif, lo lari pake sepatu rodakan ya?" tanya Sasa tidak percaya.

"Enak aja, ya pake kaki lah, " sergah Syifa.

" Emang gak setia kawan lo. Tadi disuruh barengan lo bilang oke oke, ehh giliran lari lo paling kenceng " seru Sasa.

SasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang