Hari ini Sasa dan keluarga nya juga teman temannya akan pergi ke puncak untuk berlibur sejenak disana, meninggalkan hiruk pikuk kota Jakarta.
"Sayang koper kamu udah selesai di packing? " tanya Anin kepada Sasa.
" Udah kok Ma " ujar Sasa menunjukkan koper pink kecil yang dipegang nya.
" Kok koper kamu kecil banget, emangnya baju baju kamu pada muat di dalam? "tanya Anin.
" Ya ampun Mama kita mau ke puncak Ma, bukan mau keluar negeri" jelas Sasa yang membuat Anin nyengir seketika.
"Emang Mama bawa berapa koper? " tanya Sasa.
" Dikit kok, cuma tiga " ujarnya dengan penuh kelembutan.
" Haaaaaa!!! "
" Tiga koper Mama bilang dikit? " tanya Sasa hampir saja terkena serangan jantung.
" Iya itu juga sama baju Papa lo " jelasnya berusaha membela.
" Baju papa cuma tiga pasang Sa, yang lainnya mah baju Mama kamu semua" ujar Dirga tiba tiba muncul.
"Hehehe si Papa, kan di dalam koper juga ada peralatan mandi Pa makanya keliatan penuh koper nya " jelasnya lagi sambil tersenyum kikuk.
" Aduh udah deh, pusing liat koper koper Mama. Aku kabarin temen temen dulu ya Ma, Pa " ujar Sasa segera pergi dari sana.
Girlsss
Sasa : Guyss kalian udah pada otw belum???
Aurel : Iya nih gue otw sama Yosua Sa
(Ouh iya semalam Aurel minta izin juga sama Sasa buat ajak Yosua)Tata : Guehhh otewehhhh Sasahhh
Aurel : Ngos ngosan banget kayaknya si ibu ini, ngetiknya pake h semua
Sasa : Iya nih wkwkw pelan pelan aja kali Ta, ga akan gue tinggal kok.
Sasa : Yang lain gimana? Syifa, Clara sama Fathin, udah otw kan?
Fathin : Ini gue sama Clara udah otw kok Sa
Sasa : Okayy. Syifa gimana?
Aurel : Gatau tuh gue telefon juga tadi ga diangkat
Sasa : Yaudah entar gue telefon lagi deh
" Hayy AyAy " sapa seseorang dari arah belakang Sasa. Dan Sasa sudah bisa menebak siapa pemilik suara tersebut.
Sasa berbalik dan yaps tebakannya benar. Siapa lagi kalau bukan Eza.
" Ngapain lo kesini? " ketus Sasa.
" Kan kita mau ke puncak bareng Sa " semangat Eza.
"Iya kita emang mau ke puncak, tapi kayanya gue ga ngajak lo deh Za" jelasnya.
"Iya emang lo ga ngajak gue Sa. Orang yang ngajak gue si Yosua "
" Anjir si Yosua pake acara bawa bawa lo bertiga lagi! " kesal Sasa. Btw Eza datang bersama Deva dan juga Recco.
" Sadis amat sih lo Sa, lo gamau nerima kita emang? " bujuk Recco.
" Yaudah deh kalo lo ga suka, kita pulang aja Sa " sambung Deva menunjukkan puppy eyes nya. Siapa yang ga pengen gampar coba.
" Kuy kita balik, kalau kehadiran kita disini ga dihargain sama Sasa" sambung Eza yang segera berbalik dari hadapan Sasa. Semakin membuat Sasa benar benar ingin menggampar mereka bertiga. Untungnya Sasa masih memiliki sedikit rasa empati melihat tiga anak manusia yang sedang memohon mohon agar diijinkan untuk ikut tersebut.
"Yaudah iya, lo semua boleh ikut! " tegas Sasa saat Eza, Recco, dan Deva hendak pergi dari hadapan nya.
" Yaudah deh kalo lo maksa " ketus Eza. Sungguh tidak tahu diri.
" Iya Sa kalo lo maksa banget, kita mau ikut kok " lanjut Recco yang diangguki oleh Deva.
Sasa segera menarik nafas dalam dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan. Takut gula darahnya naik, pasalnya ia masih mau menikmati keindahan puncak. " Terserah lo pada deh. Btw lo bawa mobil kan? Soalnya di mobil gue udah ga muat" tanya Sasa.
"Iya Ay babang Eza bawa mobil kok. Ntar kita berdua semobil ya Ay, biar AyAy ga bosen dijalan kalo bareng babang" ujar Eza yang alay kuadrat nya kumat lagi.
"Yang ada kepala gue makin pusing kalo semobil sama lo!" tegasnya.
" Iya deh iya yang penting liburan bareng AyAy aja bang Eza udah seneng kok " lanjut nya.
" Halloo gaiss, udah pada rame aja nih" sapa Aurel yang baru saja datang bersama Yosua.
"Widih kok personil nya nambah, ada Eza, Recco sama Deva juga ternyata " lanjut Aurel melihat Eza dkk ada disana.
"Tuh tanyain pacar lo, dia yg ajak mereka semua " ketus Sasa.
"Emang iya yang? " tanya Aurel.
"Iya hehehe kan kamu ngajak aku, terus masa iya cowo cuma aku sendirian. Kan ga enak sama keluarga nya Sasa "jelas Yosua.
"Kan lo bisa ajak salah satu dari mereka bertiga Yos " ucap Sasa.
"Nah itu dia masalahnya, kalo gue ajak Eza. Ntar Recco sama Deva kasian kaga diajak. Terus kalo gue ajak Recco atau Deva ntar malah Eza yang ngambek kaga diajak. Serba salah gue kaya Raisa" jelas Yosua panjang kali lebar.
"Iya juga sih, temen lo pada ngambekan semua " sindir Sasa.
" Holla semuanya " ujar Syifa, Clara dan Fathin bersamaan.
" Haii akhirnya kalian sampe juga " ujar Sasa.
" Iya nih maaf ya telat, nungguin Syifa lama banget " jelas Fathin.
" Iya gapapa kok, lagian Tata juga belum nyampe " lanjut Aurel
" Tadi gue telfon katanya masih lari " sambung Clara.
" Lari? Tata ikut lomba lari? " tanya Syifa.
"Yakali Syif, belum tujuh belasan juga" jawab Fathin.
Kemudian Tata datang dengan nafas yang memburu" Haiihh gaishh " ujar Tata ngos ngosan.
" Dari tadi lo ngos ngosan mulu deh Ta " tawa Aurel.
" Iya nih gue lari lari dari depan soalnya gue ga dianter, trus taxi yang tadi gue naikin pake acara mogok segala " keluh Tata berusaha menetralkan nafas nya.
" Kok tadi ga nelfon aku aja Ta? Kan aku bisa jemput " ujar Deva lembut yang membuat semua manusia disana langsung batuk, bersin, dan seketika sakit perut.
Aurel segera berdehem" Ehem, aduh tenggorokan gue rada gatel deh "
" Sama gue juga " balas Clara.
Sasa segera merasa flu dan bersin bersin" Hachimmm, aduhh hidung gue mampet banget nih"
Eza yang segera memegang perut nya " Anjir perut gue sakit banget sumpah, mau berak!!" ujarnya serius.
"Sampe mules gitu ya Za, denger omongan Deva " ucap Sasa terbahak bahak.
" Gue serius ini, sakit perut beneran! " tegas Eza, terlihat dari wajahnya yang benar benar menahan rasa sakit.
" Seriusan? " tanya Sasa yang masih belum percaya.
" Iya beneran, aduh Sa. Kamar mandi lo dimana sih " ujar Eza teriak lalu masuk kedalam rumah Sasa.
"Lurus abis itu belok kiri" teriak Sasa kencang sembari tertawa.
Hollaaaaaa
Gimana nih, ada yang kangen ga sama Sam? Kalo Author sih engga😂🙈
Jangan lupa vote and comment nya yaa
See you next chapter
LuvLuv
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasa
Roman d'amourAku mengharapkan dia yang tidak pernah mengharapkanku Aku mendambakan dia yang tidak pernah mendambakanku Aku bahkan menangisi dia yang tidak pernah menangisiku Aku mencintai dia yang tidak pernah mencintaiku dan juga Aku mendoakan dia yang tidak p...