Ada beberapa perasaan sakit yang tak akan tersembuhkan, hanya bisa coba dilupakan[ Sasa ]
Seperti kemarin rasa sakit itu kembali menyapa relung hati yang hampir saja mulai damai . Kembali harus menelan pil pahit akan kenyataan yang seakan seperti mimpi, rasanya baru saja kemarin dibuat terbang diudara dan sekarang harus dijatuhkan kembali ke dunia nyata."Lo kenapa lagi sih? " tanya Aurel. Sasa langsung memberikan handphone nya untuk menunjukkan hal yang mengganggu pikiran nya sedari tadi. Disitu terdapat foto Sam dan Rena yang dibuat kolase sebanyak 4 foto yang bisa dibilang cukup mesra untuk sebuah kata Sahabatan.
"Anjirr mesra banget " seru Aurel.
" Fix mereka udah pacaran ini mah" sambung Aurel yang malah bikin ngedown.
"Sampe ada lope nya loh" lanjut Aurel sedikit berteriak.
"Makanya gue jadi kepikiran ini. Kalo emang mereka udah pacaran yaudah gapapa, gue mundur " ujarnya menatap kearah langit biru mungkin untuk menahan air matanya yang sebentar lagi akan tumpah.
" Lo mau gue tanya langsung sama Sam? "
" Gausa Rel lagipula gue bukan siapa siapanya dia kok "
" Tapi daripada lo digantung kaya gini mending kita pastiin aja Sa " kekeh Aurel.
" Udah gue gapapa kok " jawabnya.
Kemudian tidak ada satupun dari mereka berdua yang buka suara, semuanya sibuk dengan pikiran masing masing.
" Sasaaa " teriak Tata sambil berlari kearah mereka berdua.
" Lo harus denger berita ini " kata Tata sambil mengatur napasnya yang terburu buru.
" Berita apa? "
" SAM PACARAN SAMA RENA " teriak Tata yang bikin siapapun yang dengar bisa serangan jantung.
" Demi apa lo? " seru Aurel.
" Sumpah gue ga boong kali ini " tambah Tata dengan mengangkat dua jarinya.
" Lo tau dari mana? " lemah Sasa hampir tidak terdengar kalau dia lagi bicara.
" Dari Arvian temennya si Sam. Dia kan satu ekskul sama gue, terus dia cerita kalau Sam sama Rena tuh jadian " jelas Tata.
" Gue juga udah mikir gitu dari kemaren, soalnya dulu gue pernah liat mereka lagi berduaan di kantin" kata Aurel.
" Terus kenapa lo ga bilang sama gue?" keluh Sasa.
"Gue mau pastiin dulu mereka pacaran apa engga baru gue kasi tau lo "
" Tapi gila ya tuh anak, perasaan semalem dia nyanyi lagu yang bikin baper di kelas sambil ngeliatin lo " kesal Aurel.
" Iya gue juga eneg banget liat dia, playboy kelas teri banget kemaren deket sama Karina eh tiba tiba jadian sama Rena " lanjut Tata.
" Yaudah lah lagian salah gue juga terlalu baperan " pasrah Sasa.
" Manusia manapun kalo udah digituin pastilah baper Sa " Aurel hampir menggebrak meja sangkin kesalnya.
" Udah gue gapapa kok "balas Sasa yang makin membuat Aurel dan Tata semakin iba. Pasalnya mereka juga perempuan dan pasti tau kalau perempuan jawab dia gapapa yakin dan percaya lah kalau dia sedang tidak baik baik saja.
" Jangan gitu napa Sa, kalo mau nangis nangis aja gapapa kok. Daripada lo nahan kaya gitu jadi lebih sakit " Aurel membelai bahu Sasa berusaha menyalurkan semangat.
" Gue gapapa kok guys, tenang aja " jawab Sasa.
" Eh bentar gue ke toilet dulu ya, dari tadi kebelet boker " ujar Sasa tertawa berusaha mencairkan keadaan.
" Kok gue jadi kasian ya ngeliat Sasa kaya gitu, dari kemarin setiap diceritain tentang Sam pasti aja dia pura pura mau ke toilet karena dia gamau keliatan sedih di depan kita " hela Aurel.
" Iya gue juga kasian " sambung Tata.
Tanpa disadari ada seseorang yang mendengar semua percakapan mereka sedari tadi dan sama halnya dengan Aurel dan Tata, dia juga sedih melihat Sasa seperti ini.
Sasa melangkahkan kakinya kearah taman belakang sekolah. Taman itu sepi dan jarang didatangi oleh para siswa disini, paling hanya satu dua orang saja yang datang kesana setiap harinya.
"Kenapa gue bodoh banget ya? " gumam Sasa sendiri.
" Bisa bisanya gue ngira Sam juga punya perasaan lebih buat gue dan sekarang gue harus terima kenyataan kalau Sam tuh ga punya sedikit pun perasaan buat gue " ujarnya dan setetes air mata terjatuh tanpa diminta.
" Itu karena lo ga pernah liat orang yang ada disekeliing lo" ujar seseorang dari arah belakang yang membuat Sasa segera menghapus berkas air mata di pipinya.
" Eza kok lo bisa ada disini? "
" Gue akan selalu ada disetiap lo butuh Sa "
" Gue ga kenapa kenapa kok "tegas Sasa.
" Gue bisa liat dari mata lo kok dan mata ga akan pernah bisa bohong "
" Gue bodoh ya Za? " Sasa memandang lekat kedua mata Eza berusaha mencari jawaban atas pertanyaan nya.
" Lo gak bodoh, emang cowo yang lo suka itu aja yang brengsek. Bisa bisanya dia ngasih harapan sama lo kalo ujungnya dia jadian sama Rena " kesal Eza menatap perempuan yang dari dulu berusaha ia jaga sekarang seenak nya disakiti oleh orang lain.
" Tapi coba aja kalau gue ga baperan pasti gue ga akan ngerasain ini " ujar Sasa semakin menundukkan kepalanya.
" Bukan salah lo, setiap manusia pasti punya perasaan dan siapapun yang diperlakukan spesial pasti bakalan baper Sa " tegas Eza berusaha menaikkan dagu Sasa agar manik mata mereka bertemu.
" Dan lo spesial Sa " lanjut Eza setelah Sasa sepenuhnya kembali tegak dan menatap dia.
" Gue ga ada apa apanya dibandingin Rena " jawab Sasa.
" Dia itu can___" ujar Sasa terpotong karena Eza langsung menyambar perkataan nya.
"Jangan pernah jadiin kecantikan sebagai bahan pembanding Sa. Semua cewe itu punya kecantikan nya masing masing. Mungkin memang Rena lebih unggul dari segi luar nya tapi lo beda Sa, lo lebih cantik dari hati, lo tulus. " ujar Eza lembut.
" Tapi munafik kalau cowo ga mandang fisik ataupun rupa " kekeh Sasa semakin rapuh.
" Mungkin sebagian cowo bakalan lebih mandang fisik atau rupa. Tapi lo harus percaya Sa, ga semua cowo tuh sama " Eza mencoba meyakinkan Sasa.
" Kemungkinan cuma 1 dari 100 cowo di dunia yang kaya gitu " ketus Sasa.
" Dan cowo itu gue Sa! "
See you next chapter
LuvLuv
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasa
RomansaAku mengharapkan dia yang tidak pernah mengharapkanku Aku mendambakan dia yang tidak pernah mendambakanku Aku bahkan menangisi dia yang tidak pernah menangisiku Aku mencintai dia yang tidak pernah mencintaiku dan juga Aku mendoakan dia yang tidak p...