11 - Cemburu

59 13 0
                                    

"Aku ga cemburu. Aku cuma ga suka ada orang lain yang bikin kamu ketawa selain aku"

[Sasa]

"Eh emang aku siapanya kamu??? "                               

Panas kata yang menggambarkan suasana siang ini. Begitu pula dengan suasana hati Sasa. Saat ini matanya fokus menatap ke arah jarum jam sembilan dimana terdapat sepasang makhluk hidup yang sedang asik bercanda gurau tanpa memperhatikan sekeliling nya seakan dunia milik berdua. Yapss Sam dan Karambol eh Karina. Bahkan ini es teh manis ke tiga yang diteguk oleh Sasa membuat siapapun yang melihat beranggapan kalau ia tidak minum bertahun tahun lamanya. Seperti nunggu doi peka, bertahun lamanya. Ehh back to the topic...

"Kang es teh nya satu lagi" teriak Sasa pada  kang Memet penjual es teh tersebut.

"Haus bener neng" heran kang Memet.

"Iya kang. Gerah." kibas nya berkali kali.

"Iya sih neng hari ini panas banget cuaca nya " sambung kang Memet yang masih setia berada di samping Sasa. 

"Bener kang sampe ke hati ini panas nya"  ujar Sasa lagi.

"Widihh kalo itu mah bukan karna hari nya yang panas. Emang neng nya aja yang lagi kesel" ujar kang Memet tertawa nyaring.

"Lho kok kang Memet tau,  cenayang yaaa" tebak Sasa.

"Anak baru lahir juga tau kali neng, kalo neng lagi kesel.  Keliatan dari mukak nya" ujar kang Memet menepuk pundak Sasa.

Ini kakang kakang ngapa geplak pundak gue ya? Batin Sasa kesal.

" Es teh saya mana kang? " tanya Sasa soalnya daritadi kang Memet selalu setia berada di samping nya membuat Sasa sedikit risih.

" Alahhhh lupa neng " seru kang Memet menggeplak kepala nya sendiri.

Gak kang Memet, cuaca, bahkan doi sama aja. Sama sama bikin puyeng runtuk Sasa.

" Masih gue pantau lo Karambol " seru Sasa.

Karena tidak sanggup berlama lama menyaksikan kedekatan mereka. Sasa lebih memilih pergi dari dunia ini. Eh dari kantin. Kalo Sasa nya pergi dari dunia ini tamat dong ceritanya.  :-(

Bahkan saat ini di jam pelajaran Sasa masih melamun. Entah melamunkan apa tapi dirinya memang sedang tidak mood melakukan apapun.

"Sasa"

Teriakan ibu Tiwi menyadarkan lamunan Sasa.

"Haaa kenapa buk? " tanya nya tidak tau diri.

" Coba kamu jelaskan prinsip hukum termodinamika" ujar bu Tiwi.

"Prinsip nya tetap maju pantang menyerah buat dapetin doi " ujar Sasa lantang tanpa jeda sekalipun.

" Kamu ini jawabnya ngawur ya" kesal bu Tiwi karena tidak biasanya Sasa seperti itu. Biasanya dia adalah murid yang tergolong baik dan pintar.

"Ehhh tadi pertanyaan nya apa buk? " tanya Sasa berusaha mengacuhkan suara tertawaan teman temannya.

" Kamu ibu hukum. Hormat tiang bendera.  Cepatttt angkat tangan" kesal bu Tiwi penuh muncratan membuat siswa yang berada di depannya tiba tiba merasakan hujan lokal yang begitu dahsyat.

Dengan polosnya Sasa malah mengangkat sebelah tangannya.

"Kok masih disini?  Pake angkat tangan segala " kesal bu Tiwi membuat siswa didepan nya sudah siap sedia payung sebelum hujan semakin deras.

SasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang