Dufan. Biasanya orang orang akan pergi kesini dengan sahabat, keluarga ataupun pasangannya masing masing. Tapi lain halnya dengan Sasa yang memberanikan diri pergi kesini seorang diri, sudah persis seperti orang kesepian. Disaat yang lainnya sedang asik tertawa bersama temannya atau mungkin kekasih nya, Sasa hanya berjalan menunduk seorang diri.
Bisa saja Sasa mengajak Tata, Aurel ataupun Syifa untuk menemani nya, tapi kali ini dia memang ingin mendamaikan hatinya seorang diri. Aneh memang mendamaikan hati ditempat keramaian seperti ini. Tapi itulah Sasa, jika ia berada di tempat ramai seperti ini pastinya dia akan melupakan sejenak kepedihan yang ia rasakan. Dan pastinya dia bisa leluasa melampiaskan kekesalannya.
"Huhh semangat Sa, lo pasti bisa! " teguh Sasa dalam hatinya dan mengangkat kedua tangannya keatas untuk menyalurkan rasa semangat pada dirinya.
Pertama tama Sasa pergi kedalam Istana boneka, memang permainan ini sangat membosankan, kita hanya diajak berkeliling istana hanya untuk melihat lihat boneka yang ada di samping kiri dan kanan. Seperti anak kecil, tetapi Sasa memang sudah membuat daftar permainan yang akan dia mainkan disini. Dan list pertamanya adalah istana boneka.
Setelah hampir setengah jam diajak berkeliling istana, Sasa berjalan kearah permainan Kora kora dan segera menaiki nya "Untuk permainan kedua kita naik kora kora dulu" ujar Sasa segera memasang seat belt nya.
Sepanjang permainan tak henti hentinya Sasa berteriak sangat kencang, entah karena permainan itu begitu menyeramkan atau memang untuk melampiaskan apa yang ia rasakan.
Yang ketiga Sasa segera menaiki permainan bernama Hysteria. Sama seperti tadi, Sasa teriak sekeras mungkin karena memang permainan ini sungguh menyeramkan.
Setelah turun dari permainan mengutuk tersebut Sasa sedikit merasa mual namun ia tetap melanjutkan petualangan nya yang keempat yaitu Rollercoaster yang tak kalah menguji adrenalin. Ditambah lagi Sasa duduk di kursi paling depan sendirian.
"Lo harus berani hadapi semua ini Sa. Lo pasti bisaa!" Sasa berapi api saat mengucapkan hal itu.
Tibalah saat permainan itu dimulai, saat sampai di rel turunan Sasa benar benar seperti melihat jurang maut di depannya,dan "Huaaaaaaaa mamaaaaaaa, huaaaaa haaaaaaa" teriak Sasa terpontang panting kekiri dan kekanan dengan bebas karena kursi di sebelahnya memang kosong.
Akhirnya semua penderitaan Sasa berakhir sampai disini. Ia segera duduk di salah satu kursi dipojokan.
Lalu mengambil sebotol air mineral yang ia bawa tadi."Aduh sumpah perut gue rasanya mual banget " lemah Sasa memegang perutnya.
" Satu permainan lagi dan semua penderitaan akan berakhir Sa" semangat Sasa pada dirinya. Lalu segera berlalu ke arah permainan terakhir yang akan ia mainkan.
Bianglala. Permainan terakhir yang ada di list petualangan nya adalah bianglala. Dan ya, ini permainan yang paling disukai oleh Sasa.
"Mbak sendirian? " tanya petugas bianglala tersebut saat Sasa akan naik.
" Iya mas, kenapa ya? " herannya.
" Tunggu sebentar ya mbak, soalnya kapasitas maksimum satu keranjang itu kurang lebih 2 atau 3 orang. Karena mbaknya sendiri nanti saya carikan keranjang yang didalam nya hanya ada satu atau dua orang mbak" jelas petugas itu dengan ramah.
"Oh iya mas gapapa " pasrah Sasa. Padahal tadinya ia cuma mau sendirian disana tapi apa boleh buat jika peraturan nya seperti itu.
Petugas itu kembali memanggil Sasa " Mbak bisa masuk di keranjang yang ini " ujarnya.
" Iya mas terimakasih " ramah Sasa sambil tersenyum.
Sasa duduk disebelah seorang pria yang lumayan berumur, tapi sepertinya tidak terlalu tua. Saat melihat kedepan hampir saja jantung Sasa akan copot.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sasa
RomanceAku mengharapkan dia yang tidak pernah mengharapkanku Aku mendambakan dia yang tidak pernah mendambakanku Aku bahkan menangisi dia yang tidak pernah menangisiku Aku mencintai dia yang tidak pernah mencintaiku dan juga Aku mendoakan dia yang tidak p...