25 - Rumah Pohon

19 6 0
                                    

Entah angin apa yang merasuki dua insan yang sedang duduk di sebuah danau yang cukup indah ini. Mereka ialah Sasa dan Eza, ia menepati janjinya yang ingin mengajak Sasa ke suatu tempat.

"Gila Za ini danau terindah yang pernah gue datengin" ujar Sasa berbinar menatap hamparan pepohonan hijau yang ada disekeliling danau menambah kesan asri dan udara yang sejuk.

"Ini itu tempat yang paling sering aku datengin kalo lagi banyak masalah " jelas Eza.

Sasa menatap manik mata Eza dengan lekat mencoba mencari kebohongan disana tapi yang ia lihat adalah manik mata yang memancarkan kesedihan
" Emang lo lagi banyak masalah? " tanya Sasa.

Helaan nafas terdengar dari mulut Eza " Setiap manusia pasti punya masalah dalam hidup mereka, begitu juga gue "

" Cerita aja, siapa tau gue bisa bantu " ujar Sasa tersenyum menatap Eza, yang ditatap hanya menatap balik tanpa berbicara sepatah kata pun.

" Kalo lo gamau cerita juga gapapa kok" ujar Sasa berusaha mencairkan suasana.

"Maaf ya " sesal Eza, dan memang dia belum bisa untuk menceritakan sisi lain kehidupan nya kepada Sasa.

" By the way kenapa lo manggil aku kamu? " tanya Sasa sedikit risih dengan nada panggilan Eza yang tiba tiba berubah.

" Karna aku sayang sama kamu " ujar nya terang terangan.

Sasa langsung mengalihkan pandangan dari wajah Eza "  Tapi__" ujar nya terpotong.

" Aku ga maksa kamu buat sayang sama aku kok,  ga masalah kalo kamu manggil aku apa aja. Tapi aku mau manggil kamu kaya gini, lebih lembut gitu " kekeh Eza dan tersirat makna kesedihan dari nada ucapan nya.

" Maaf ya Za, gue belum bisa " hela Sasa.

" Iya udah gapapa, kok jadi melow gini suasana nya. Tadinya aku bawa kamu kesini untuk buat kamu lupain kesedihan kamu bukan malah nambah beban kesedihan kamu" tulus Eza lalu membawa Sasa pergi ke pinggiran danau.

"Nah ini dia tempat yang paling aku suka " ujar Eza menunjuk sebuah rumah pohon yang ada disana.

" Ini rumah pohon siapa Za? " tanya Sasa kagum.

" Rumah pohon aku, tepatnya aku sama sahabatku yang bangun " jelas Eza.

" Recco? "

" Bukan, tapi sahabat aku dari kecil sampe sekarang. Dia cewe dan kamu ga kenal" ucap Eza.

"Pasti ini tempat favorit kalian buat nongkrong ya " kekeh Sasa.

Terdengar helaan nafas dari Eza " Iya sebelum dia pergi ke luar negeri "

" Sorry ya " sesal Sasa.

" Udah kaya mau lebaran aja daritadi kamu minta maaf mulu. Yuk keatas " Eza menarik lembut tangan Sasa.

" Za gue ga berani " rengek nya sedikit mundur kebelakang.

" Aku bantuin naik, ayo" lembut Eza memberi semangat.

"Pegangin gue Za " rengeknya kembali.

" Iya aku pegangin tenang aja "

Setelah berhasil naik dengan penuh perjuangan, Sasa bisa melihat jelas indahnya pemandangan danau dan pepohonan dari atas rumah pohon ini.

" Sumpah Za, keren banget "

" Pastinya dong, makanya aku ajak kamu kesini "

Saat masuk kedalam rumah pohon tersebut, Sasa bisa melihat begitu banyak foto Eza dan seorang perempuan yang terpajang disini. Mulai dari foto masa kecil sampai mereka beranjak dewasa.

" Ini sahabat lo kan Za? " tanya Sasa.

" Iya namanya Dinda "

" Cantik ya " puji Sasa.

" Iya dia wanita tercantik kedua setelah mamaku " manik mata Eza menatap lekat foto wanita itu.

" Iya cantik banget Za " ujar Sasa dengan raut wajah sedih. Ia juga tidak tau kenapa dadanya terasa sakit saat Eza bilang kalau wanita ini wanita tercantik kedua di dalam hidup nya.

" Kamu juga cantik kok "

" Apaansih " elak Sasa malu

" Cie salting " ujar Eza menoel pipi Sasa yang sedikit kemerahan.

" Ihh Ezaa " rengek Sasa

" Iya iya sorry deh "

" Udah sore nih, kamu gamau balik? " lanjut Eza.

" Iya Za balik yuk, ntar diomelin sama mama "

" Yaudah yuk "

Di perjalanan pulang cuaca sangat indah dan semakin membuat Sasa benar benar menikmati hari ini.
Dan saat berada di lampu merah ada seorang pengamen yang menyanyikan sebuah lagu untuk mereka.

" Mas, mbak ijin ngamen ya" ujar pengamen itu segera memetik indah gitarnya.

"Iya mas boleh " ujar Sasa antusias.

Berharap kisah ini akan lebih baik
Terbaring ku di sini menerawang ke langit

Tunjuk satu bintang, buatkan harapan
Terbang tinggi membunuh resah yg ada
Aku dan dirimu tentukan pilihan nanti

Walau kau disini tak peduli tentang perasaan ini
Ketika kau terjatuh pastikan napasku menyelamatkanmu
Hariku, harimu, yakinkan kemelut ini usai
Hariku untukmu takkan berubah ditelan waktu

Katakan semua yang ada di benak kita
Jadikan sederhana tanpa kata cela dan buat bermakna

Tunjuk satu bintang, buatkan harapan
Terbang tinggi membunuh resah yg ada
Aku dan dirimu tentukan pilihan nanti

Walau kau disini tak peduli tentang perasaan ini
Ketika kau terjatuh pastikan napasku menyelamatkanmu
Hariku, harimu, yakinkan kemelut ini usai
Hariku untukmu takkan berubah ditelan waktu

Jangan, jangan pernah hilang
Semua rasa takkan penah berubah
Hingga langkah ini lelah
Terus mengejar, harus tak menyerah

Walau kau disini tak peduli tentang perasaan ini
Ketika kau terjatuh pastikan napasku menyelamatkanmu

Setelah selesai menyanyikan lagu tersebut Sasa dan Eza segera memberikan uang  untuk pengamen yang bersuara emas itu.

"Lagu nya ngena banget kan " kata Eza

" Iya, maaf ya Za gue belum bisa jadi yang terbaik buat lo. Sedangkan lo udah baik banget sama gue, lo selalu ada buat gue " cicit Sasa sedikit bergetar. Rasanya sekarang dia adalah orang yang paling jahat, disaat ada orang yang tulus sayang sama dia tapi dia tetap milih orang yang jelas jelas udah nyakitin dia.

" Kamu tetap yang terbaik buat aku dan aku yakin suatu saat kamu akan ngerasain hal yang sama. Aku cinta kamu Sa " jujur Eza yang semakin menambah rasa bersalah dalam diri Sasa.

" Stop minta maaf, ntar kita ga nyampe nyampe " ujar Eza seakan tau kalau Sasa bakalan minta maaf lagi, dan segera melajukan motornya.

" Ishh Ezaaa " rengek Sasa memukul pundak Eza.

Hai hai hai
Gimana nih babang Eza? Romantis gak?? 

Jangan lupa tinggalin jejak vote and comment nya yaaa

See you next chapter

LuvLuv

🍁🍁🍁

SasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang