31. Confrensse

1.9K 126 11
                                    

.

"Lisa, bisa ngomong sebentar?" Sehun  berbicara dari arah bingkai pintu ruang meeting, tempat Lisa sedang berbincang dengan beberapa kepala divisi perusahaan.

"Saya segera ke ruangan anda pak." Lisa menjawab cepat.

Sehun mengangguk, menutup pintu ruang meeting dan membiarkan Lisa menutup rapat kecil itu. Ia berjalan memasuki ruangan nya.

.

"Kenapa pak?" Lisa bertanya setelah memasuki ruangan Sehun.

Sehun yg awalnya menutup mata sambil melipat tangan di depan dada, kini membuka matanya lalu menatap Lisa tajam namun lembut.

"Nanti malam, kamu ada acara?"

Lisa menggaruk tengkuk nya pelan, lalu menatap sang atasan dan menggeleng.

"Ga ada."

Sehun menangguk lalu tersenyum tipis, "Aku jemput jam 6, harus udah siap."

Lisa mengernyit, "Jam 6? Mau ngapain?"

Sehun menghela nafas pelan. Lisa tetap tidak berubah, dari dulu hingga kini Lisa masih saja sama. Pelupa.

"Nanti malem ada Young CEO Confrensse of Asia Eropa. Inget?"

Lisa terdiam sejenak, lalu menepuk jidatnya pelan. Benar, ia melupakan malam penting bagi atasan dan perusahaan nya.

"Maaf pak saya lupa."

Sehun terkekeh pelan, "Formal banget sih? Gemes."

Lisa menegang.

Entah mengapa mendengar kata keramat itu keluar dari mulut Sehun, membuat nya merinding bukan main.

Sehun bangkit dari duduk nya, lalu berjalan menuju Lisa yg masih mematung sambil menundukan kepala nya.

Sehun mendekat lalu mengusap pelan surai gadis pujaan nya itu.

"See you at 6 PM, babe."

***

"Red rose yang premium satu ya pak!" Lisa berkata sambil sedikit berteriak, agar suara nya tak kalah oleh deras nya hujan.

Yap. Kini Lisa sedang berada di salah satu toko bunga langganan perusahaan nya. Lisa yang malang, harus berlarian ke toko bunga dibawah deras nya hujan, agar atasan nya itu tak menanggung malu nanti ditengah tengah konfrensi.

"Ini nona." ucap tukang bunga tersebut sambil menyerahkan bucket bunga tersebut.

"Makasih pak."

Lisa sedikit berlari dan sesekali melompat kecil untuk menghindari guyuran hujan. Ia segera memasuki mobil milik perusahaan yang sengaja ia bawa malam ini.

Lisa mendegus sebal setelah duduk di kursi kemudi. Ia masih merasa kesal dengan atasan sekaligus 'kekasih' nya itu.

Bagaimana bisa ia menelpon Lisa 20 menit sebelum konfrensi mulai, dan mengatakan ia butuh bunga mawar merah?

Menyebalkan.

"Buat apaan sih? Awas aja kaga penting!" monolog Lisa sambil memukul stir nya pelan.

Lisa menancap gas nya lalu berjalan menuju gedung pencakar langit yang menjadi tempat konfrensi besar itu. Lisa sedikit kesal saat mengetahui keadaan lalu lintas Seoul malam ini sedikit macet, mungkin efek dari penyelenggaraan konfrensi yang akan dihadiri oleh orang orang penting dari seluruh negara itu membuat macet jalanan.

"Yah lampu merah lagi!" degus Lisa saat lagi lagi ia dihadapkan oleh lampur merah. Sembari menunggu lampu merah ia kembali mengecek ponsel nya, ia cemas kalau kalau konfrensi nya sudah dimulai.

Just Go [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang