27 : Makan Malam?

2.4K 168 16
                                    

.

Sekarang sudah lewat beberapa hari sejak hari itu,

Hari dimana Irene mengetahui Lisa kembali pada kehidupan mereka.

Tidak, Lisa tidak dengan sengaja dan berniat kembali pada kehidupan mantan pacar nya--Oh Sehun yg kini berstatus sebagai tunangan dari Bae Irene.

Tapi entah apa yg sedang di rencana kan takdir, sekarang Lisa malah menjadi sekretaris seorang Oh Sehun, yg artinya Lisa harus selalu bersama Sehun selama jam kerja nya.

Dan, huuftt....

Itu cobaan tersendiri bagi Sehun.

Menahan untuk tidak menyentuh Lisa karna perjanjian nya terhadap Lisa yg tidak ingin hubungan mereka melebihi hubungan profesional antara atasan dan sekretaris, bukanlah hal yg mudah di lakukan oleh manusia semacam Sehun.

Ting!

Lamunan Sehun buyar karna sebuah suara yg berasal dari ponsel nya.

Mama

Sehun, nanti malem ke rumah ajak Irene ya, mama sama papa mau ngomongin tentang pernikahan kalian. Jangan telat ya, see u son




























































Sialan.

"Aisshh!!!!! Apa lagi ini!!???".

Sehun menjambak rambut klimis nya sekarang. Persetan dengan pandangan aneh para karyawan nya ketika melihat atasan mereka acak acak an.

Bagaimana ini?

Ia bahkan belum dapat menentukan perasaan nya.

Ia tidak mencintai Irene, tapi ia juga tidak ingin Irene menahan malu karna pernikahan nya di batalkan.

Ia mencintai Lisa, tapi entah lah.

Ia bingung dengan perasaan nya, ia bingung dengan kehidupan nya.

Sehun's Home

"Nak akhirnya kamu dateng, dimana Irene?". Kata mama Sehun dengan senyuman hangat khas nya.

"Irene disini ma!". Kata Irene dan langsung menghambur ke pelukan mama Sehun.

Melihat kejadian di depan nya Sehun hanya diam mematung. Ia tidak bereaksi sama sekali.

Tapi ada sesuatu yg lain ia rasakan di dada nya.

Nyess...

Hatinya seakan tersengat sebuah aliran listrik kecil yg sedikit menyakitkan tatkala ia melihat mama nya memeluk hangat Irene.

Seandainya Lisa yg ada dalam posisi itu, batin Sehun.

Sehun segera membuyarkan lamunan nya ketika menyadari imajinasi nya mulai liar. Baru saja senyum manis Lisa terlintas di pikiran nya.

Tidak boleh!

Sehun harus fokus! Yang sedang berada di hadapan nya adalah Irene, bukan Lisa.

"Sehun-ah kenapa kau terus berdiri disitu? Duduklah, ayo makan".

"I-iya ma".

Sehun pun mendudukan diri nya di samping Irene yg berhadapan langsung dengan mama nya.

"Dimana papa?". Tanya Sehun ketika menyadari kepala keluarga, sekaligus akar dari semua permasalahan di hidup nya tidak hadir dalam acara makan malam yg sangat mendadak itu.

"Oh papa masih ada kerjaan, palingan nanti nyusul". Jelas mama Sehun.

"Yaudah ok kita makan". Kata Sehun tanpa basa basi dan langsung menyantap makanan di hadapan nya.

Setelah sekian lama lo gak berubah juga Hun, apa yg harus gue lakuin lagi suapaya lo bisa cinta dan terbuka sama gue? - bae irene.

Mereka larut dalam keheningan, tidak ada yg memulai pembicaraan. Semua orang sibuk bergelut dengan pikiran mereka masing masing. Hanya suara dentingan sendok dan garpu yg sesekali beradu.

Keheningan ini mungkin menguntungkan untuk satu pihak, tapi pihak yg lain? Dirugikan.

"Okay! Jadi mama mau bahas tentang pernikahan kalian".

"Harus sekarang?". Kata Sehun menatap mama nya sinis.

Oh ayolah, sejak pagi ia hanya sarapan selembar roti dengan olesan selai cokelat di atas nya. Ia masih ingin menghabiskan makanan di piring nya, sebelum nafsu makan nya hilang karna topik yg dapat membuat nya tersedak jika terus memaksa untuk makan.

"Lalu kapan lagi? Bukan kah kau selalu sibuk dengan urusan kantor mu?". Kata mama Sehun tak mau kalah.

"Aku selesai, terima kasih untuk makanan nya". Sehun segera berdiri dan meninggalkan meja makan tanpa permisi, dan langsung menyambar jaket digantungan mantel dan tak lupa membawa kunci mobil nya--mengabaikan panggilan mama nya dan Irene, yg sama sekali tidak membuat nya berniat berbalik dan bergabung kembali dengan mereka.

Sudah cukup, dan terima kasih untuk makan malam sialan nya.

"Sehun belum berubah ma...". Kata Irene sambil menatap sendu ke arah punggung tunangan nya yg semakin menghilang.

"Kenapa bisa seperti ini? Bukankah kau berkata waktu itu kau sudah bisa mendapatkan hati nya?". Jawab mama Sehun heran.

"Irene salah, dia tidak memberikan hati nya. Ia hanya bersimpati melihat ku yg terus terus an mengejar nya". Irene berkata sendu, ia benci saat saat seperti ini. Ia benci saat merasa dirinya kalah, ia benci saat harus mengaku kalah.

Ia tidak boleh kalah!

"Bagaimana ia tidak jatuh cinta padamu yg setiap hari muncul di hadapan nya dan memberikan perhatian?". Mama Sehun heran, apa anak nya masih normal?

"Karna wanita itu kembali..."

TBC

Hi!

Maapkeun author yg lama di telan bumi😔

Why? Bichez ini minggu minggu ulangan dan aing harus belajar dan melakukan&mengerjakan banyak hal demi kelangsungan hidup.

So jangan lupa voment ya😘

*PS : janji deh setelah ini sering update😔

Just Go [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang