wo

784 119 387
                                    

Jaemin meraba raba samping nya.

'Kok kosong?' begitu pikir nya.

Tangan nya masih meraba raba. Namun karena tak menemui apa yang ia cari. Akhir nya ia membuka kedua mata nya. Dan benar saja diri nya sekarang sedang sendirian di atas tempat  tidur. Orang yang menemani lelap nya semalam sekarang tidak berada di sisi nya.

"Cklreek....,"

"Kamu sudah bangun?" Tanya sesosok wanita cantik nan anggun itu yang baru saja membuka pintu.

Berjalan mendekat ke arah Jaemin. Lalu duduk di samping nya.

"Chu~~,"

"You're morning kiss..," Kata nya.

"Kamu sudah rapi gini padahal masih setengah tujuh. Kamu mau ke mana lagi?" Tanya Jaemin yang sadar dengan penampilan kekasih nya yang sudah rapi dan cantik ini.

"Aku ada kerjaan hari ini." Jawab wanita cantik itu kalem.

"Kerja..? Kerja apalagi? Kamu baru pulang dari New York kemarin siang. Masa' kamu gak di kasih libur sama bos mu?" Jaemin terlihat kecewa dengan ucapan itu.

"Cuman sebentar kok. Nanti kalau udah selesai aku kembali, Na." Tenang nya meraih salah satu tangan Jaemin, menggenggam nya lembut.

"Kapan kamu punya waktu sama aku sih, Bae?! Kamu bilang setelah pulang dari New York kemarin mau nemenin aku dulu. Dan bakal ambil cuti. Tapi ini apa?" Ungkit Jaemin.

"..." Yiren hanya diam saja tak menjawab perkataan itu. Ini pertama kali nya Jaemin mengeluh seperti ini selama empat tahun mereka menjalin asmara. Terkejut juga dengan ucapan itu. Jadi ia memilih diam. Ini juga salah nya.

"Sampai kapan?" Tanya Jaemin sedikit mendengus kemudian.

"Sore mungkin udah selesai." Lirih nya.

"Tapi besok kamu ambil cuti ya..," Pinta Jaemin seperti sangat berharap.

"Iya.., aku berangkat dulu ya. Sarapan nya udah ku siapin di meja. Bye..," Pamit Yiren tak lupa juga memberikan ciuman selamat tinggal sebelum beranjak dari sana.

Setelah kepergian kekasih nya itu Jaemin mengeram marah. Dia marah karena terlalu lemah akan semua ini. Dia lelah dengan hubungan mereka yang hanya diri nya sendiri yang berjuang selama ini. Namun kekasih nya jarang sekali memberi nya dukungan. Ia lelah harus terus terusan mengalah seperti ini. Ia iri dengan pekerjaan sang kekasih karena telah mencuri waktu kebersamaan mereka. Ia benci harus merasa kan kesepian ini. Ingin rasa nya ia menyerah. Tapi diri nya terlalu mencintai Yiren. Tak mungkin dia meninggalkan wanita itu setelah lama mereka merajut kasih begini. Ia ingin memiliki nya. Dan berdua bersama membangun keluarga kecil yang bahagia. Tapi keinginan nya itu entah kapan akan terwujud. Wanita itu terlalu mencintai pekerjaan nya. Dan sering abai dengan dirinya.

.

.


.



.


.



.


.

Hyunjin bingung saat sesampai nya di rumah tidak mendapati putra kecil nya di sana. Seharus nya sih sudah ada di rumah mengingat sekarang sudah pukul tiga sore. Anak nya sekolah hanya sampai jam setengah satu saja. Gak mungkin lah bus sekolah anak nya itu salah mengantar kan anak nya pulang.

Iya Jeje memang terkadang berangkat dan pulang menggunakan bus sekolah jika tidak yang mengantar jemput nya. Bocah itu yang memaksa naik bus sekolah sebenar nya. Hyunjin mana tega membiar kan Jeje naik angkutan seperti itu. Tapi karena sifat keras kepala anak nya itu diri nya hanya menurut saja. Tentu nya ada syarat nya.

ENKELOUERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang