pitlas

643 86 223
                                    

.

.

.

.

.

.

"Na...!!"

"Ada apa?" Jaemin menoleh kah kepala nya ke mama nya Jeje itu.

"Kamu ada rapat sama pak boss?" Tanya Hyunjin.

"Iya.., tentang iklan buat produk baru dari perusahaan ku. Bukan nya kamu salah satu model nya ya, Hyun?" Jawab Jaemin masih memeriksa beberapa berkas yang mungkin tertinggal.

"Hah..? Aku..? Produk yang mana?" Bingung Hyunjin.

"Itu salah satu rangkaian skincare terbaru, serum wajah."

"Eh..? Yang itu.., kan masih belum fix kata nya. Mangka nya aku agak bingung. Eh..., tapi sejak kapan kamu nangangin perusahaan kosmetik juga? Perasaan dulu perusahaan ayah di bidang makanan dan obat obatan."

"Perusahaan skincare itu kan anak perusahaan nya bidang obat obatan, Hyun."

"Begitukah?"

"Iya..,"

"Banyak sekali sih perusahaan nya. Aku kan jadi bingung."

"Ya syukur lah, Hyun. Kan berarti berkembang."

"Iya.. juga. Eh..., itu kak Yuvin udah dateng ternyata. Aku duluan ya, Na."

.


.






.






.







.





.







.








.

Hyunjin tiba tiba merasa perut nya kek di lilit tali kuat sekali. Seperti pagi tadi. Rasa nya sampai ingin pingsan saja. Mati matian Hyunjin menahan rasa sakit karena sekarang pemotretan nya masih belum selesai.

"Okay..., selesai, terima kasih kerja sama nya Hyunjin." Teriak sang fotographer.

Hyunjin mengangguk tanda mengerti.

"Hyu..." Sapa Jisung yang menghampiri nya, namun belum lengkap sapaan nya, sudah di tinggal kan Hyunjin yang berlari ke kamar mandi sambil menutup mulut nya.

Jisung pun mengikuti nya, di dalam sana ia melihat Jaemin juga bersama nya. Lelaki itu sedang mengurut tengkuk Hyunjin yang berusaha memuntahkan isi perut nya. Sungguh, ia pun juga khawatir dengan keadaan nya. Dia sedang sakit apa? Kenapa memaksa kan diri nya bekerja kalau sakit? Ah.. Iya.. dia kan harus menghidupi putra nya. Jisung merasa bersalah mengingat hal itu. Meski dia juga memberikan uang sendiri untuk Jeje. Tentu saja, Hyunjin tak mudah berpangku tangan seperti itu.

"Hoek... Hoek..."

"Crasss ...."

"Hyun.." Panggil Jaemin

"Hn..." Hyunjin hanya berdehem dengan wajah pucat nya.

"Kita periksa ke dokter ya..." Pinta Jaemin.

"Gak usah.." Tolak Hyunjin.

"Tapi Hyun, kamu udah seminggu kayak gini terus. Aku gak yakin kalau ini cuman masuk angin biasa. Bagaimana kalau kamu ternyata..."

"Enggak Jaemin.."

"Hyunjin.., aku khawatir.." Raut wajah Jaemin terlihat amat mendung sekali.

"Jangan pikirkan aku, fokus saja sama Yiren. Kalian sebentar lagi menikah, aku sumpah gak kenapa napa. Jangan berlebihan." Jisung melihat senyum kecil Hyunjin yang dipaksakan itu.

ENKELOUERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang