mokor

620 82 23
                                    

.










.








.








.



.

Di rumah sakit Heeyeon bergerak sangat gelisah. Ada apa dengan anak nya itu? Apa dia terluka parah? Mengapa sampai ada darah yang sebegitu banyak? Mereka kan hanya terjatuh.

"Mama Ren..., Mama nya Jeje kenapa?Hiks..., mama....," Tanya Jeje untuk kesekian kali nya. Bocah itu masih belum berhenti sesunggukkan melihat Mama nya yang berlumuran darah tadi.

Yiren memeluk Jeje sambil menenangkan nya berharap bocah itu akan tenang. Tak lupa juga di dalam hati nya memanjatkan doa. Memohon agar Hyunjin baik baik saja.

"Jeje ingin bertemu dengan Mama... Hiks..."

"Sabar ya... Sayang.., Mama masih diobati."

"Yiren.., di mana Hyunjin sekarang?!" Tanya Jaemin yang baru datang dengan wajah panik.

"Hyunjin masih di dalam." Jawab Yiren.

"Jeje..," Panggil Jaemin duduk di samping bocah itu.

"Papa.., hiks..., mama...," Jeje berpindah kepelukan Jaemin. Menangis dan mengadu pilu pada pria itu.

"Mama pasti baik baik saja, Je. Jeje yang sabar ya." Bisik Jaemin.

"Yiren..," Panggil Jaemin ke tunangan nya itu.

"Iya..,"

"Antarkan Nyonya Hwang mengobati luka nya terlebih dahulu. Kasian dia..," Pinta Jaemin yang melihat ibu nya Hyunjin itu juga mengalami beberapa luka kecil.

Jaemin tahu siapa wanita itu. Tapi pasti wanita itu tidak mengenal diri nya selain sebagai rekan bisnis suami nya. Walaupun ia telah berteman dengan Hyunjin sejak JHS. Keluarga Hyunjin kan tidak pernah mau mengurusi dengan siapa Hyunjin berteman. Jadi wajarlah jika wanita itu tak tau tentang diri nya.

"Baiklah.., Jeje juga harus makan siang. Kamu kan yang akan jaga di sini?!"

"Iya...,"

"Kabar kabar ya nanti kalau ada perubahan kondisi nya."

"Pasti...,"

Kemudian wanita cantik itu beralih membujuk Heeyeon mengobati luka nya. Dengan membawa serta Jeje tentu nya.

"Nyonya Hwang..., lebih baik Anda segera mengobati luka ini. Sudah lama anda menunggu di sini."


"Hyunjin.."

'Tidak apa apa nyonya.. tunangan saya yang akan  menunggui Hyunjin di sini. Jangan khawatir ya...,"


.






.








.

"Bayiku..." Hyunjin menatap kosong ke depan.

Dia baru saja siuman beberapa saat lalu. Dan baru saja mendengar kan vonis dokter. Yang mengatakan bahwa janin yang ia kandung itu telah diangkat. Karena telah tak bernyawa lagi akibat benturan hebat yang dialami sebelum nya.


Jaemin yang juga setia berada di samping nya sejak tadi pun. Tak kalah terkejut dengan vonis dokter. Dan oleh karena hal itu. Dia mati matian menahan amarah nya yang bergejolak  di dalam diri nya.

Baru setelah dokter dan oara perawat nya keluar. Jaemin langsung emosi dan tanpa sadar membentak Hyunjin sangking kesal nya.

"Jadi ternyata kamu memang bohong sama aku, Hyun. Kamu bilang tidak hamilkan. Tapi apa nyata nya..? Kamu keguguran hari ini. Kamu tahu.., kamu membuat aku layak nya ayah yang tak  bertanggung jawab. Karena tak tahu keberadaan anak nya sendiri. Bahkan aku baru mengetahui nya setelah dia pergi." Marah Jaemin dengan keberanan yang ditutupi oleh Hyunjin.



'Deg...' Detak Jantung Yiren seperti berhenti berdetak, napas nya juga tercekat dengan apa yang barusan ia dengar.

Dia ke sini tadi karena ia mengingat bahwa ia meninggalkan kunci mobil nya. Tapi setelah sampai di sini. Ia malah mendengar sesuatu yang membuatnya sakit hati sekali.

'Keguguran..? Ayah...? Tidak..., tidak mungkin kan Jaemin mengkhianati ku dengan Hyunjin. Aku yakin bahwa Hyunjin orang baik baik, tidak mungkin ia berani bermain di belakang ku. Ya walau mereka sering bersama, aku tetap yakin Hyunjin tak mungkin sejahat itu merebut Jaemin dari ku.' batin Yiren.

"Hiks.. Maafin Mama, Nak. Mama gak bisa jaga kamu.." Hyunjin menangis memeluk perut nya yang kini benar-benar rata tak ada lagi gundukan kecil seperti beberapa minggu lalu.


"Jika kamu ngomongin ini ke aku sejak dulu. Pasti ini semua gak akan terjadi?"

"Memang jika aku memberi tahu mu sejak dulu. Apa kemalangan ini bisa di cegah, Na?! Tidak?! Semua ini terjadi tiba tiba."

"Kenapa kamu pakai berbohong segala ke aku? Untung nya juga apa buat kamu, Hyun?!"

"Kamu gak akan paham walaupun aku jelasin juga, Na."


"Hyunjin..."


"Sudah..,jangan bicarakan ini lagi. Jangan ada orang lain yang tahu apa yang sebenar nya terjadi. Terutama Yiren." Pinta Hyunjin menghapus air mata nya.

"Kenapa memang nya..?!"

"Pernikahan kalian tinggal menghitung hari. Apa kau ingin mempermalukan keluarga mu jika sampai ini semua batal?!"




"Tentu saja tidak. Tapi aku benar-benar kecewa sama kamu, Hyun. Jika memang kamu bilang udah positif setelah waktu itu, kenapa gak segera bilang ke aku? Aku pasti akan segera menikahi mu. Tsk..., seharusnya aku tak mendengarkan permintaan mu yang mengulur waktu itu. Harusnya aku tetap memaksamu menikah dengan ku."

"Sudah selesai, Na. Dia sudah pergi dan tenang di sana. Jangan meratapi nya, kau harus menikah dengam Yiren. Bukan kah itu yang kau ingin kan selama ini."


"Iya..., tapi kehilangan...."


"Kau pikir aku juga tak kehilangan?! Dia juga anak ku,Na. Aku yang mengandung nya. Perasaan ku jauh lebih sakit daripada yang kau rasakan saat ini. Tapi apa boleh buat?Ini semua terjadi di luar kehendak kita. Sekarang aku harus mengikhlaskan nya."


"Kalau saja kamu mendengarkan apa yang ku katakan pasti gak akan terjadi hal seperti ini."

"Cukup, Na!!! Cukup..!!! Jangan bicarakan lagi. Ini masih di rumah sakit. Yiren atau siapapun bisa saja datang kemari. Apa kau pikir jika orang lain mendengarkan hal ini akan baik baik saja? Tidak kan. Pikirkan itu baik baik, kau sudah akan menikah."

Yiren segera pergi dari sana sambil mengusap sisa air mata nya. Ia menangis karena mendengar pria yang akan dia nikahi ternyata telah membuat orang lain hamil. Tapi dirinya bingung juga dengan apa yang dikatakan Hyunjin tentang nya. Mama nya Jeje itu tetap bersikeras ingin Jaemin menikah dengan Yiren. Seharusnya tidk begitu kan?

ENKELOUERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang