.
.
.
Siang telah berganti malam. Hari telah berganti minggu. Dua bulan pun telah berlalu. Dan saat itu keadaan Jeje semakin menyedihkan. Dia seperti anak yang ngelayung ayah nya.
Ya memang Jisung tetap mengunjungi nya seperti biasa. Dan akan pulang jika Jeje telah nyenyak tertidur.Namun, kembali pada kenyataan sebelum nya. Tidak setiap hari Jisung ada. Mungkin hanya sekali atau dua kali pria iti berkunjung. Tentu saja hal itu yang membuat Jeje tak puas. Dan masih terus memikirkan ayah nya.
Bahkan dia terus bertanya kepada mama nya kenapa ayah tak pernah tidur di rumah? Kenapa setiap diri nya bangun, ayah nya sudah tidak ada? Kenapa ayah nya tidak seperti ayah teman teman nya? Kenapa itu semua terjadi? Kenapa keluarga nya tidak bisa bersama kayak keluarga tetangga nya? Kenapa dan kenapa?
Hyunjin sampai kawalahan harus menjawab apa. Mau diberitahu dengan cara apapun, anak nya masih tujuh tahun. Masih keras kepala dan tak mau mengerti. Kalau dia marah malah dirinya sendiri yang salah. Karena semua ini terjadi juga karena dia sendiri. Dia yang memperumit keadaan.
Jisung juga sudah memberi saran. Tapi Hyunjin yang menolak saran itu. Dia masih memegang ego nya yang tinggi, tidak mau menjadi madu. Ya tentu saja ia malu nanti jika bertemu dengan Mina. Coba dipikirkan berulang-ulang malu nya itu emang kebangetan. Mina itu mantan kekasih nya. Di taruh mana muka nya nanti kalau beneran nikah sama Jisung.
Tapi karena sudah merasa tak sanggup dan menyerah. Akhirnya Hyunjin mendatangi Jisung ke studio nya. Dia bertemu dengan Chan juga Changbin tentu nya. Mereka sempat mengobrol sebentar dan bertanya tumben Hyunjin datang mencari Jisung. Ya.., teman grup Jisung itu belum tahu hubungan apa yang terjadi diantara dia dan Jisung. Jadi wajar saja jika bertanya keheranan.
Kini Jisung dan Hyunjin hanya duduk berdua di studio pribadi milik Jisung seorang. Kedua nya masih belum mengeluarkan sepatah kata. Karena memang Hyunjin bingung mau memulai dari apa. Sedangkan Jisung sendiri masih lah sibuk dengan kertas kertas nya.
"Ji..," Panggil Hyunjin memulai obrolan.
"Oh.., maaf. Sebentar aku taruh ini di sana dulu ya." Sahut Jisung merapikan kertas kertas nya.
"Ya.., tadi kamu mau ngomong apa? Tumben juga nyari aku sampai ke sini? Jeje bolos sekolah lagi?!" Tanya Jisung beruntut. Yep.., Kemarin memang Jeje ngambek gak mau sekolah gara gara berantem dengan teman nya yang mengolok-olok nya tidak pernah diantar sekolah ayah nya.
"Tidak.., dia sekolah hari ini. Aku kesini karena ingin membicarakan soal saran mu beberapa hari lalu. Aku.....," Hyunjin menjeda kalimat nya terlihat dia sedang mengambil napas pelan.
"Aku mau melakukan nya demi Jeje." Jawab Hyunjin pelan sekali meremat kuat ujung baju nya. Ia tak rela mengucapkan kata kata itu.
"Saran? Maksudnya menikah dengan ku?!" Perjelas Jisung.
Hyunjin menganggukkan kepala nya pelan.
"Baiklah.., kamu mau kapan? Resepsi nya bagaimana?"
"Secepatnya saja, aku tidak mau melihat Jeje seperti itu lagi. Dan soal resepsi yang kamu bicara kan. Lebih baik tiada kan saja."
"Loh..?! Kenapa?!"
"Kita ini publik figur Jisung. Jangan berbuat hal yang aneh aneh. Dan lagi kau masih suami Mina. Aku tidak mau dianggap banyak orang merebut mu dari Mina. Kamu mengerti kan maksud ku?!" Kata Hyunjin yang sedikit lirih dibagian akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENKELOUER
FanfictionSequel of Zwanger Being a mom and dad on one time #91 in crackpair 15.5.20 #69 in hyunsung 15.5.20 #34 in hyunsung 13.6.20 Start : 4 may 20 End : 24 July 20