ji

2.7K 159 270
                                    

PERHATIAN..!!!!
Diharapkan membaca book "zwanger" terlebih dahulu sebelum membaca book ini.

.





.




.




.




.




.



.




.

Di salah satu kamar rumah sakit terlihat seorang pria yang terbaring lemah dengan selang infus menancap di tangan nya. Nampak juga remaja laki laki juga gadis kecil di samping nya.

"Jeje sesuai permintaan terakhir Mama mu, jika kamu sudah tujuh belas tahun. Mama mu ingin kamu bertemu Papa kandung kamu yang sebenar nya." Ucap pria itu memegang tangan anak laki laki nya.

"Apa maksud Papa..? Jeje anak Papa, Jeje bukan anak orang lain Pa." Remaja lelaki itu nampak sedih dengan perkataan papa nya. Ia sedih karena keadaan papa nya yang sakit ini saat di rawat di rumah sakit bukan nya lebih baik malah semakin memburuk. Apalagi saat ini tiba tiba papa nya ini membicarakan soal papa kandung nya yang entah di mana keberadaan nya.

"Jeje kamu anak Papa, sampai kapan pun kamu masih anak Papa sama kayak Lami. Tapi kamu harus tahu bahwa Papa ini bukan Papa kandung Jeje. Mama mu ingin kamu tahu soal itu." Pria itu mencoba memberi pengertian kepada anak laki laki nya.

"Lalu siapa Papa kandung Jeje yang sebenar nya? Kenapa Jeje bisa bersama Papa dan Mama? Apa Jeje anak pungut Pa?" Jeje, remaja itu pun bertanya lagi. Kini hati nya semakin mencelos harus mengetahui hal yang sebenar nya.

"Tidak Je.., Mama Hyunjin adalah yang mengandung mu dan kami membesarkan mu bersama." Bantah sang papa tak ingin membuat kesalah pahaman.

"Ke mana pergi nya Papa kandung Jeje? Kenapa dia membiarkan Mama bersama orang lain saat mengandung Jeje, Pa? Apa dia orang jahat? Jeje tidak mau punya Papa jahat. Kalau begitu Jeje hanya ingin Papa saja."


Sedari kecil ia sama sekali tidak tahu rupa papa kandung nya. Yang ia tahu ya papa ini adalah papa nya. Ia sayang papa nya ini walaupun ia sudah tahu sekarang bahwa pria ini bukanlah papa kandung nya. Ia tak peduli siapa papa kandung nya. Mengapa juga harus ia peduli? Papa kandung nya saja juga tidak pernah mencari nya bukan. Untuk apa juga ia mencari nya. Lagipula siapa yang sudi berjumpa dengan orang yang telah menyakiti Mama nya. Ia tak kan mau.

"Jeje.., ada kesalahan masa lalu yang tak perlu di ceritakan. Tapi asal Jeje tahu, Papa kandung Jeje adalah orang yang baik hati, tidak jahat. Hanya saja dia tidak tahu tentang ada nya Jeje. Kamu juga harus menyayangi nya seperti Mama dan Papa." Papa nya ini seperti nya tak ingin membuat nya membenci papa kandung nya sendiri.

"Apa bisa aku melakukan nya Pa?" Jeje bertanya dengan hati nya yang sangat menolak keinginan itu.

"Papa yakin kamu bisa Je.., uhuk... uhuk.. uhuk.." Tiba tiba papa nya mengalami batuk dan sesak napas yang hebat.

"Papa..., Dokter.... Dokter.... tolong..."
Jeje maupun Lami berteriak panik memanggil manggil dokter.

"Jeje ingat selalu pesan dan nasehat Papa Mama mu. Jaga adik mu baik baik. Kami sangat menyayangi kalian." Papa berujar dengan napas yang mulai tersegal segal.

"Papa harus bertahan. Jangan tinggalin Jeje dan Lami sendirian Pa. Kami masih butuh Papa.Hiks.. Pa." Rancau Jeje yang tidak ingin di tinggal pergi oleh papa nya. Sudah cukup dia kehilangan mama nya  sewaktu melahirkan Lami. Tapi tidak untuk papa nya kali ini. Bagaimana ia bisa bertahan di dunia ini hanya bersama adik nya saja. Apakah dia mampu menjaga adik nya.

"Uhuk.. Uhuk... Dok.. Dok.. Dokter... Dokter Han.. adalah Papa mu nak.." Begitu menyelesaikan ucapan itu napas Papa juga berhembus untuk terakhir kali nya.

"PAPA...." Jeongin dan Lami menangis pilu atas kematian Papa nya itu.

Dan fakta baru yang terungkap membuat orang orang di sana terkenjut sangat. Terutama pria yang nama nya terakhir di sebut oleh almarhum. Ya.. Dokter Han atau Han Jisung rasa nya seperti di tampar beribu ribu kali oleh kenyataan itu. Jadi jawaban atas pertanyaan nya dulu saat terbangun menemukan kalung milik sang beradal sekolah adalah ini. Dia memiliki seorang anak dari nya. Dan selama delapan belas tahun ini ia sama sekali tak mengerti apapun. Selain hanya mengingat bahwa pria itu sangat suka membully nya bersama teman geng nya. Ia sama sekali tak ingat pernah melakukan hal tak wajar itu kepada si berandal. Pantas saja semenjak ia menemukan kalung itu, si beradal tak lagi mengusik nya dan malah kelihatan menjauhi nya. Ternyata dia hamil padahal seorang laki laki dan parah nya itu adalah perbuatan bocah yang sering ia bully. Pasti nya harga diri nya hancur sehacur nya.

"Papa.., Papa kenapa tega ninggalin kami. Hiks... Aku bahkan juga tidak tahu siapa dokter Han yang Papa maksud. Bagaimana aku bisa bertemu dengan nya?" Isak Jeongin memeluk jasad Jaemin.

Jisung mematung tak percaya. Sadar bahwa ia harus menangani pasien nya. Dan juga dia harus memberi tahu kebenaran itu pada remaja di depan nya ini.

"Jeje..., biarkan Papamu istirahat dengan tenang ya. Rela kan dia, doa kan semoga Papa mu dapat hidup bahagia di sana."


"Huks... huks....,"

"Yah..., yah..., yah...,"

'Pyaarrrr....,"

"Hah... di mana aku?" Tanya Jisung linglung menatap ke depan dengan pandangan kosong. Dia bingung kenapa bisa ada di tempat ini.

"Di rumah, Yah. Memang ayah tadi mimpi di mana?" Tanya Mina bingung  dengan tingkah suami nya ini. Entah apa yang sebenar nya terjadi. Namun akhir akhir ini suami nya sering sekali menginggau sambil menangis. Bahkan terkadang sampai berteriak teriak meminta maaf. Memang sebenar nya pria ini mimpi apa sih? Kok efek nya sampai sebegitu dalam. Sampai sampai jika mengalami mimpi buruk itu seharian Jisung akan terlihat murung dan enggan melakukan segala aktivitas. Makan pun harus diri nya paksa.

"Aku mimpi ada seorang anak yang ditinggal meninggal ayah nya di rumah sakit. Padahal dia masih remaja dan memiliki seorang adik. Dan sebelum ayah nya meninggal, berpesan untuk bertemu ayah kandung nya yang ternyata adalah dokter yang menangani ayah nya itu. Aku sangat kasian pada nya, Bun." Jelas Jisung mengebu ngebu..

"Hmm...," Mina menghempaskan napas nya kasar, wajah nya terlihat langsung datar mendengar penjelasan sang suami.

"Ada apa, Bun?" Jisung bertanya bingung.

"Ayah tuh ya.., di kasih tau jangan nonton sinetron sedih sedih lagi masih ngeyel. Itu yang ayah cerita kan bukan nya sinetron yang tadi sore ayah tonton. Kalau nonton terus ke bawa mimpi jangan di tonton, Yah. Sudah tahu sering nginggau, masih bandel aja nonton sinetron." Kesal Mina memukul lengan suami nya ringan.

"Eh.., masa sinetron sih? Tapi kek kenyataan. Beneran deh...,"

"Terserah lah.., udah cepet cuci muka sana! Kak Chan sama kak Changbin nunggu di bawah." Kata Mina beranjak dari samping suami nya.

"Eh..., ada apa mereka datang ke sini?"

"Mana tahu.., tanya sendiri sana..!!"
Setelah nya Mina menutup pintu kamar nya.

TBC

Mwhehehehe..

Sequel nya dah mam up nih,
Jangan lupa komen nya ya say,😘

Up selanjutnya kalau sudah >30 view ya,

Segini dulu part awal nya buat pemanasan.

Sekian dan bubay luv❤💋

ENKELOUERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang