roluh

653 85 138
                                    


24/5/20

.





.





.






.







.






.

Sudah hampir satu jam lebih Jeje tidak mau di turunkan dari gendongan Jisung. Bocah itu memeluk erat sang ayah. Seolah menghalau ayah nya agar tak pergi meninggalkan nya lagi.

Hyunjin yang melihat nya sedari hanya bisa menahan sesak di hati nya. Sebegitu menginginkan kah putra nya terhadap sang ayah? Sampai sampai tidak mau dipisahkan barang sebentar saja. Seakan anak nya itu haus kasih sayang orang tua.

Ah.., Hyunjin paham betul rasa nya haus kasih sayang orang tua itu bagaimana. Dia dulu pun pernah merasakan nya. Dia bahkan melakukan hal buruk untuk menarik simpati mama papa nya. Tapi bukan simpati mereka malah duka yang ia terima.

Bersyukurlah Jeje, karena mama nya ini amat menyayangi nya. Tanpa bujuk rayu apapun, Hyunjin pasti akan mencurahkan seluruh cinta nya kepada nya. Memang tak dapat di pungkiri bahwa kasih sayang yang diterima tidak lah sempurna. Tapi setidaknya itu lebih baik. Ketimbang keadaan Hyunjin di masa kecil yang selalu dikucilkan keluarga nya sendiri.

Melihat putra nya bahagia memang kebahagiaan nya juga. Tapi kebahagiaan Jeje kali ini sangat menyakiti hati nya. Putra nya senang karena dapat bersama ayah kandung nya. Sedangkan dirinya sangat membenci orang itu. Orang yang mengacak-acak kehidupan nya. Membuat dirinya jadi kebingungan atas siapa dirinya sendiri. Membuat nya lupa Hwang Hyunjin yang sebenarnya. Dia benci itu...

"Ji.., kamu harus pulang sekarang! Ini sudah terlalu malam." Tak tahan juga Hyunjin melihat itupun menegur Jisung agar segera menyingkir dari rumah nya.

"Ayah jangan pergi...," dan lagi Jeje menahan Jisung untuk tak meninggalkan nya.

"JEJEEE...!!!" tanpa sadar Hyunjin malah membentak putra nya itu.

"Hiks.. ayaaahh...," Jeje menangis sesunggukkan, menenggelamkan wajah nya di dada sang ayah.

"Ayah gak ke mana mana kok. Jangan nangis ya, masa' jagoan ayah nangis..!!" Jisung mengelus elus punggung anak nya, menenangkan.

"Hiks..., Janji gak akan ninggalin Jeje lagi kan, Yah...?" Tanya Jeje memohon ke Jisung.

"Ayah janji..., jangan nangis lagi ya..!" Sahut Jisung meyakinkan.

"Hoam.., Jeje ngantuk. Ayo tidur, Yah...!!!"

"Ayo...,"

'Hati ku yang rasa nya sesak sekali! Aku yang sedari dulu membesarkan nya sendiri rasa nya tak rela kau merebut hati nya begitu mudah nya. Aku tak rela.'

.





.





.






.





.





.

Hyunjin mengecek kamar putra nya. Ternyata Jeje sudah tidur. Dengan segera pun ia memanggil Jisung.

"Ji.., aku ingin bicara pada mu sekarang..!!!" Ucap Hyunjin yang kemudian diangguki Jisung.

Yang tak lama kemudian menyusul nya ke ruang tengah setelah memastikan Jeje tidur dengan nyaman.

"Ada apa?" Tanya Jisung.

ENKELOUERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang