nemlas

665 92 323
                                    

"Sabar, Hyun. Jeje kan masih kecil."
Kata Jaemin meminta Hyunjin harap maklum terhadap sikap Jeje.

"Pokoknya ini salah kamu, Na?!!!" Tuduh Hyunjin.

"Loh.., kok jadi aku yang salah?"

"Kan kamu yang sering ngajarin Jeje gak bener?! Ngajak Jeje usilin aku!!!"

"Hehehehe.., ya maaf. Kamu nya lucu sih kalau marah." Cengir Jaemin tanpa dosa.

"Tuh kan...?! Emang asli gak bener kan kamu nya." Gerutu Hyunjin sebal.

" Hyunjin..,"

"Hmm...,"

"Jika terjadi sesuatu, jangan sembunyikan apapun dari ku. Kamu memegang janji mu itu kan?" Jaemin meraih tangan Hyunjin dan menggenggam nya lembut.

"Jangan khawatir, aku berkata jujur kok." Hyunjin menjawab nya dengan senyuman tipis. Dalam hati nya sedikit mencelos. Takut terjadi sesuatu namun demi persahabatan mereka Hyunjin akan mencoba bersikap tenang.

"Aku serius ini."

"Aku juga serius. Apa aku terlihat bercanda."

"Tapi bisa saja kan?"

"Udah lah jangan bahas lagi. Ayo bantu beres kan ini." Ajak Hyunjin yang mulai membersihkan kekacauan setelah perayaan ulang tahun anak nya itu.

"Baik lah. Aku akan mencoba percaya."

"Yiren bilang pemotretan minggu depan adalah pemotretan terakhir nya. Dan dia memutuskan berhenti di dunia modeling. Apa kamu yang meminta nya, Na?!" Celutuk Hyunjin yang teringat pembicaraan nya semalam dengan tunangan sang sahabat.

"Sebenarnya aku ingin menyuruhnya sih? Tapi kalau dia udah paham ya sudah. Syukur kan dia bisa ngurus rumah." Jawab Jaemin.

"Cie.. udah gak sabar nikah nih ye..?" Goda Hyunjin.

?" Goda Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.








.










.







.








.









.









.

Hyunjin yang hendak ke luar ruangan dari area pemotretan nya. Terhenti saat kaki nya tidak sengaja menginjak sebuah amplop. Dia pun mengambil nya. Lalu membuka amplop itu. Dan ternyata amplop itu berisi diagnosis pasien seorang dokter psikiantri. Dan yang membuat nya sedikit terkejut adalah si nama pasien nya Jisung, Han  Jisung. Iya itu si bajing bapak nya Jeje. Waduh..., surat kek ginian kok bisa dibuang sembarangan. Kalau yang nemu paparazi ancur tuh karier nya si bajing. Pikir Hyunjin. Belum sempat Hyunjin membaca gangguan apa yang dialami Jisung. Eh.. orang nya malah udah dateng dan main rebut tuh kertas. Lalu di masukin ke kantong nya. Gak peduli kalau tuh kertas bakal lecek atau bahkan bisa juga sobek.

ENKELOUERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang