Canggung.
Sunyi.
Dingin.
Seyi menghentak-hentak kecil kakinya selagi duduk di sofa. Tatapan tajam ia tujukan ke lelaki yang duduk di seberang.
Mereka sedang berada di ruang kerja CEO Genius Team Entertainment. Seyi kira lelaki itu hanya bekerja sebagai produser saja di sini, ternyata dia pemiliknya. Seyi semakin bertekat untuk menjauhkan lelaki itu dari hidupnya.
"Jadi, Min Yoongi-ssi!" suara tegas Seyi membuka percakapan. Saat itu juga matanya bertemu dengan netra pekat Min Yoongi. "Saat kau membawaku ke rumah orangtuamu malam itu, tanpa aku ketahui kau memanfaatkanku menjadi calon istrimu?"
Yoongi mengangkat bahu ringan. "Kurang lebih begitu."
Seyi tersulut mendengar jawaban mudah Min Yoongi. "Hah. Kurang lebih begitu katamu? Kau tidak merasa bersalah sama sekali?!"
Kali ini Yoongi menghela dan sedikit menunduk. "Aku tidak punya pilihan. Seharusnya aku datang untuk meminta tambahan waktu pada ibu―"
"Ya, harusnya kau seperti itu jika memang tidak memiliki kekasih, bukan memanfaatkan orang lain!" potong Seyi menggebu-gebu.
"Karena kau sedang berada di sana makanya aku tidak sengaja memanfaatkanmu. Kau bisa menyelamatkan perusahaan musikku, jadi kenapa aku harus repot membuat pilihan lain?"
Seyi menangkap sesuatu dari ucapan Yoongi. "Jadi ini karena kau ingin menyelamatkan perusahaan musikmu?"
"Kau juga menyelamatkanku dari rencana-rencana kencan buta ibuku." Yoongi menambahkan. Seolah-olah Seyi adalah penyelamat hidupnya.
"Tetapi aku yang tidak selamat!" teriak Seyi frustasi sambil memegang dada. "Segera jelaskan pada ibumu kalau aku bukan calon istrimu! Kuharap kita tidak pernah berjumpa lagi, Min Yoongi-ssi!"
Seyi menghentak kuat kakinya saat berdiri dan melewati Yoongi sembari menatapnya penuh peringatan.
Hap!
Tidak semudah itu Seyi melewati Yoongi dan keluar dari ruangan. Yoongi menangkap lengan gadis itu. Tidak mengizinkannya pergi.
"Jangan keluar sekarang. Ibuku masih menunggu di bawah."
"Kalau begitu baguslah, aku bisa menjelaskan semuanya secara langsung pada ibumu!"
Seyi melepas paksa genggaman Yoongi, tetapi lagi-lagi Yoongi menahannya.
"Pura-pura menjadi calon istriku tidak sulit, kau tidak harus bertemu keluargaku. Aku akan mengurusnya." Yoongi meyakinkan.
Seyi membuang nafas kasar. Kedua tangannya ia lipat di depan dada. Ternyata orang kaya memang bersikap semaunya!
"Min Yoongi-ssi!" Seyi ingin Yoongi mendengar ucapannya dengan baik. "Pertama, dari awal kita bertemu mengapa kau selalu menggunakan banmal (informal) kepadaku? Itu tidak sopan!"
"Aku terbiasa bicara begitu pada orang-orangku." ucap Yoongi membela diri.
"Kedua!" tukas Seyi mengentikan pembelaan diri Yoongi. "Kau tidak bisa mengucapkan Maaf, Terimakasih ataupun Tolong, ya?" sindir Seyi.
"Itu—"
"Maaf telah bicara informal kepadamu, terimakasih telah menyelamatkan perusahaan dan hidupku, tolong bantu aku! Kau tidak bisa mengatakannya?! Apa seberat itu?!" Dada Seyi bergemuruh menyampaikan kekesalannya.
"Oke! Aku tau ini kesalahanku—"
"Baguslah kau sudah sadar! Katakan pada ibumu kebenarannya dan jangan libatkan aku lagi!" tutup Seyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RICH MIN ✔️
Fiksi PenggemarPark Seyi berharap agar dalam hidupnya tidak akan pernah terlibat dengan orang kaya. Namun suatu hari tanpa sengaja ia berhadapan dengan Min Yoongi, lelaki kelas atas yang juga seorang produser musik terkenal. Seperti sebuah takdir, Seyi selalu bert...