Episode 36: Sesuatu di Jeju [END]

4.9K 480 17
                                    

Malam yang hangat bersama orang tersayang.

Setelah memenangkan pertarungan dengan adiknya akhirnya Seyi berhasil merebahkan kepalanya di pangkuan sang ibu. Sementara Hoon memasang muka masam sebab gagal bermanja-manja dengan ibunya.

Sebenarnya Hoon ingin melunakkan kembali hati sang ibu. Pasalnya, baru beberapa hari ia ditinggal ibunya ke Jeju, sang ibu harus kembali ke Seoul karena mendapat kabar dari Yoochan bahwa Hoon bertengkar hebat dengan teman sekolahnya hingga dibawa ke kantor polisi.

Dan di sinilah Hoon berakhir, berada di Jeju menghabiskan waktu libur sekolahnya. Tak hanya Seyi yang terkejut mendengar Hoon bertengkar lagi, tapi Hoon juga terkejut mendengar kakak perempuannya itu akan menikah.

"Ibu dan ayah pernah berjanji," Sang ibu berkata begitu tayangan di televisi berganti diisi dengan produk komersial. Tangannya bergerak mengelus lembut surai si putri sulung yang tidur di pangkuan. "Kalau anak-anak ibu sudah menikah, ibu dan ayah akan menetap di Jeju bersama. Selain karena ayahmu berasal dari sini, Jeju pilihan terbaik untuk hari tua karena tak banyak debu halus di sini."

Seyi mendengarkan dengan seksama, mungkin ia akan menangis jika sekarang sedang berada di kamar seorang diri usai mendengar kata-kata ibunya. Hatinya pilu memikirkan orang tuanya yang selama ini berjuang keras dan banyak berkorban untuk keluarga.

"Kini mendengarmu akan menikah ibu tak tahu harus bagaimana. Maafkan ibu dulu pernah membuat kalian berpisah..."

Lantas Seyi segera memeluk ibunya. Ia berusaha menahan isakan dengan menenggelamkan wajah di perut ibunya, meski begitu sang ibu tetap tahu anaknya sedang menahan tangis.

"Nuna jangan dramatis! Aku lapar, tolong buatkan ramyeon."

Plak!

"Aw!!! Nuna!!!"

Hilang sudah air mata Seyi di pelupuk mata. Demi menghadapi adiknya yang tengil Seyi rela bangkit dari pangkuan ibunya untuk menarik telinga adiknya hingga memerah. Teriakan kesakitan Hoon tak membuat Seyi berhenti menghukum sang adik.

"Kau ini selalu membuat masalah! Katanya mau jadi atlet tapi malah bertengkar di sana sini! Nilaimu juga menurun! Mau jadi apa kau ini!"

"Memangnya salah kalau aku menikmati masa mudaku?!"

"Maksudmu menikmati berkelahi sampai masuk kantor polisi?! Sebentar lagi kau kelas 3, setidaknya kau harus lulus!"

"Apa gunanya lulus?!!!"

"Ya!!! Park Hoon!!!"

 
 

 

***

  

   
Min Yoongi tak bisa berhenti tersenyum menatap punggung gadis yang tengah sibuk sendiri di dapur. Mengingat pemandangan ini nantinya akan selalu mengisi hari-harinya, Yoongi tak bisa menyembunyikan semburat merah di pipi.

Sudah hampir sebulan mereka harus bolak-balik Jeju dan Seoul untuk mengurus acara pernikahan yang memang dilaksanakan di Jeju dan Seoul, namun dibandingkan mendengar keluhan Yoongi malah memperoleh semangat dari gadisnya.

Seyi bilang dirinya lelah karena duduk terus di pesawat, bukan lelah karena menyiapkan pernikahan, dan bisa dibilang Yoongi membenarkan perkataan itu karena dirinya baru saja tiba dari Seoul beberapa jam lalu, pesawatnya harus ditunda karena cuaca Jeju yang buruk.

Meskipun Yoongi sudah sering bilang untuk menyerahkan semuanya pada pihak wedding organizer, tapi Seyi tetap bersikeras untuk turun tangan langsung. Terlebih gaun pengantin yang akan Seyi kenakan nanti dirancang bersama Yebin membuatnya semangat datang ke Seoul. Sahabatnya itu memang lulusan jurusan fashion dan sedang dalam proses mendirikan merek fashion sendiri, keduanya sangat senang sebab omongan kosong untuk merancang gaun pernikahan bersama saat mereka masih kuliah dulu kini menjadi kenyataan.

RICH MIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang