Episode 23: Sangat dekat

3.5K 490 44
                                    

"Hoamm~" Seyi menguap sebab sudah kelelahan dan mengantuk. Ia menahan kantuknya karena sebentar lagi akan tiba di rumah. Tapi sebelum pulang ia ingin singgah di suatu tempat.

"Berhenti di sana saja," kata Seyi menunjuk ke convenience store di depan.

"Okey!" Sesuai permintaan, Yebin menghentikan mobilnya di sana.

"Kau pulanglah. Tidak perlu mengantarku sampai rumah,"

"Kenapa? Aku masih sanggup mengantarmu sampai depan rumah!"

"Rumahku sudah dekat, aku bisa jalan kaki. Kau pulanglah dan cepat tidur! Jangan lupa kembalikan kartu Soobin Oppa! Sampai jumpa besok, Sahabat!!!" Seyi menepuk bahu Yebin lalu keluar dari mobil, tidak lupa membawa tiga paper bag kecil —barang yang ia beli bersama Yebin.

Seyi menunggu hingga mobil Yebin menghilang dari pandangan lalu ia masuk ke convenience store. Seperti biasa, ada anak muda pekerja paruh waktu berdiri di kasir. Seyi sering melihatnya di jam malam seperti ini.

Seyi mengambil beberapa makanan instan dan cemilan-cemilan kesukaan dirinya dan adiknya. Masih ada satu yang kurang. Seyi melangkah ke deretan minuman dan hendak mengambil Bir kaleng, namun tanpa sengaja tangannya bersenggolan dengan tangan orang lain yang juga mengambil Bir kaleng yang sama. Mereka terkejut dan saling pandang.

"Seyi!"

"Hajun!"

Ternyata orang itu Choi Hajun.

"Kenapa kau ada di sini? Di jam segini?" tanya Seyi berturut. Pasalnya ini hampir tengah malam dan ia yakin Hajun tidak tinggal di kompleks ini.

"Ah, benar... kau belum tau ya? Aku sudah mulai bekerja dan baru pulang rapat di sekitar sini."

"Kau bekerja? Dimana?"

Hajun tersenyum tipis lalu mendekat pada Seyi dan membisikkan salah satu nama perusahaan tv besar.

"Benarkah? Ibuku sering menonton drama di saluran tv itu!"

"Kau harus lihat tayangan perdananya, awas saja jika tidak!"

"Sudah pasti! Aku penasaran karya produser lulusan London Film School ini," Seyi menyenggol lengan Hajun.

Keduanya tertawa sembari berjalan ke kasir bersama. Saat Seyi hendak menyerahkan uangnya, Hajun menahan tangannya.

"Tidak, aku bayar sendiri saja." tolaknya saat Hajun meminta orang di kasir menggabungkan total belanjaan mereka.

"Anggap saja aku mentraktirmu untuk merayakan pekerjaan pertamaku di korea,"

Melihat raut Hajun yang seolah memintanya jangan menolak Seyi menghela pendek kemudian tersenyum, "Terimakasih, Hajun. Kalau begitu datanglah ke toko akhir pekan ini jika kau ada waktu,"

Hajun menyipitkan matanya curiga. "Jangan bilang kau akan membalas traktiranku ini?"

"Anggap saja aku mentraktirmu untuk merayakan pekerjaan pertamaku di korea," Seyi mengikuti ucapan Hajun.

"Hei, jangan meniru kata-kataku!"

"Aku benar sudah bekerja, jadi datanglah ke toko. Adikku juga bilang ingin bertemu denganmu lagi karena berkatmu untuk pertama kalinya dia mendapat nilai sempurna untuk pelajaran Bahasa Inggris."

Hajun pun mengangguk menyetujui, sepertinya dia memang tidak bisa menolak permintaan sang gadis.

Tanpa sadar sambil berbincang keduanya sudah berdiri di luar convenience store.

"Dimana rumahmu? Biar aku antar..."

"Tidak perlu, ak—"

"Kalau kau tolak berarti kau menganggapku lelaki buruk yang tega membiarkan seorang gadis pulang seorang diri di malam hari,"

RICH MIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang