Episode 28: Tak lagi sembunyi

3.3K 443 9
                                    

"Kami teman dekat."

Begitu konfirmasi Yoongi terkait berita kencannya. Sangat singkat. Hingga membuat para jurnalis kebingungan bagaimana membuat kalimat pelengkap dari kalimat utama itu.

Ibu Yoongi pun turut bertindak untuk menghentikan media memberitakan hal itu lebih jauh. Tidak ada yang tidak bisa dilakukan orang kaya, dan itu benar. Uang dan Relasi, kombinasi yang sempurna untuk menyelesaikan masalah.

Sejak tadi pagi setelah memberikan pernyataannya pada media Yoongi berusaha menghubungi ponsel Seyi untuk menanyakan keadaan gadis itu. Tetapi, tidak bisa. Berpuluh kali pun tetap tidak bisa. Apa Seyi memblokir nomor ponsel Yoongi?

Mata Yoongi terpejam berat. Ia tidak sanggup bermain tarik ulur seperti ini lebih lama. Karena itu hari ini Yoongi memberanikan diri mendatangi toko kue gadis itu.

Namun dirinya tidak sendiri, Yoongi membawa Jiho bersamanya. Yoongi membawa Jiho yang memang sedang bersama sang ibu di apartemennya,  nantinya Yoongi bisa menjadikan Jiho alasan kalau Jiho rindu dan ingin bertemu Seyi.

Maafkan pamanmu, Jiho.

"Selamat datang..." sambut seseorang yang berdiri di kasir.

Yoongi membalas dengan membungkuk singkat. Bukan Seyi yang berdiri di kasir. Bukankah biasanya di akhir pekan yang bertugas di kasir adalah Seyi? Yoongi mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan mencari sosok gadis dengan mata yang berbentuk sabit ketika tersenyum itu. Tetapi Yoongi tidak menemukannya.

"Paman, aku mau ini!"

Suara Jiho menyadarkan Yoongi. Ia mengikuti arah jari telunjuk Jiho pada pie kenari yang masih hangat di etalase.

Yoongi hendak mengatakan pesanannya tetapi seorang wanita dengan memakai celemek coklat berlogo kacang kenari menepuk bahunya dan menghentikannya.

"Bisa bicara denganku sebentar? Ini tentang anakku, Park Seyi."

Itu Ibu Seyi. Yoongi tahu. Tiba-tiba diri Yoongi dipenuhi ketegangan dan kekhawatiran. Apa ini yang dulu Seyi rasakan saat bertemu orang tua Yoongi?

Ibu Seyi membawa Yoongi duduk di meja paling sudut sementara Jiho duduk selisih satu meja dari mereka seorang diri. Sepertinya Ibu Seyi tidak ingin anak itu mendengar pembicaraan mereka walaupun ia yakin Jiho tidak akan paham apa yang mereka bicarakan. Sesekali mata Yoongi mengawasi Jiho yang sedang menyantap kuenya, bahkan Ibu Seyi memberi beberapa mainan kecil dan kue gratis agar Jiho tak bosan menunggu.

"Maaf aku bersikap seperti ini padamu, karena ini terkait dengan kehidupan anakku."

Yoongi menundukkan kepalanya."Saya juga meminta maaf karena sudah membuat Seyi terlibat dengan saya, " ujarnya penuh penyesalan.

"Aku pernah melihatmu dan ibumu di suatu acara amal,"

Perkataan itu membuat kepala Yoongi kembali terangkat. Ia mencoba mengingat acara amal yang mana dan kapan. Tapi tetap saja dirinya tidak ingat.

"Karena itu aku tahu ponsel yang dulunya tidak sengaja anakku rusakkan adalah ponsel milikmu. Aku membantunya membayar biaya perbaikan agar masalah kalian segera selesai. Seharusnya masalah berhenti di sana, bukan? tetapi kenapa kalian malah membuatnya sampai sejauh ini?"

Dengan suara beratnya Yoongi kembali berkata penuh penyesalan."Maafkan saya, seandainya saya tidak meminta pertolongan Seyi saat itu mungkin dirinya tidak akan berada dalam kesulitan seperti sekarang ini..."

"Meminta pertolongan Seyi saat itu? Apa maksudmu?" tanya Ibu Seyi agak kaget mengutip perkataan Yoongi.

Yoongi terdiam sejenak. Apa Seyi tidak menceritakan hal itu pada ibunya?

Tak masalah, kali ini giliran Yoongi yang akan membantu Seyi.

"Saat itu saya sangat membutuhkan bantuan Seyi untuk berpura-pura menjadi kekasih saya di depan keluarga saya. Seyi memiliki sifat yang hangat sehingga dirinya sangat mudah disenangi orang lain, karena itu keluarga saya sangat senang dan mereka menerima Seyi dengan baik. Berkat Seyi saya bisa mempertahankan perusahaan musik saya. Tapi itu tak berlangsung lama, saya sudah mengatakan kebenarannya pada keluarga saya. Dan saya merasa menyesal untuk Seyi, saya tidak bisa melindunginya dari wartawan sehingga membuatnya tak nyaman karena berita itu."

"Baguslah jika masalah dengan keluargamu sudah selesai. Agar hal seperti ini tidak terjadi lagi, aku minta padamu mulai sekarang tolong jangan temui anakku lagi." ucap Ibu Seyi dengan tegas.

Sontak kedua mata kecil Yoongi melebar. "Apa?"

Ia sangat terkejut. Dadanya bergemuruh kencang, terasa seperti ada sesuatu yang mengganjal hingga membuat sesak.

"Kehidupan kalian berbeda, aku tidak ingin melihat anakku lebih menderita."

"Saya—"

"Ayahmu pemimpin CM Grup bukan?"

Alis Yoongi terangkat, kenapa tiba-tiba membahas ayahnya.

"Lebih baik kau pergi dan bantu ayahmu memperbaiki moral petinggi di perusahaan itu."

Nafas Yoongi semakin berat. Ia bangkit dari kursi lalu berlutut di depan Ibu Seyi.

"Saya mewakili ayah saya dan CM Grup sekali lagi meminta maaf pada keluarga Park. Mungkin permohonan maaf ini tak seberapa dibandingkan segala bentuk kerugian dan kesulitan yang dilewati keluarga Park, saya memahami kenangan buruk sangat sulit dilupakan, namun sebagai sesama manusia yang selalu belajar dari kesalahan sekali lagi maafkan kami sudah memberi waktu yang sulit pada Eomonim dan keluarga." Yoongi mendengar helaan keras dari wanita yang sudah berusia itu, kemudian Yoongi melanjutkan perkataannya. "Dan saya mohon, biarkan saya bertemu dengan Seyi, Eomonim..."

"Berdirilah! Jangan seperti ini!"

"Saya mencintai Seyi. Saya tidak sanggup kembali menjauh darinya."

"Anak muda, tolong jangan mempersulit kami!"

"Saya benar-benar mencintai Seyi, Eomonim. Tolong beri saya kesempatan untuk menjaga dan melindunginya sekali lagi..."

"Kalau kau terus seperti ini, aku bisa melakukan hal yang lebih ekstrim!"

***


"Aku tunggu traktiranmu di lain waktu, Nona Park."

"Singgahlah ke toko biar aku beritahu karyawan di sana kalau Choi Hajun ini tidak perlu membayar makanannya. Bawakan juga beberapa kue untuk staff di tempat kerjamu."

"Tidak mau. Tidak seru kalau tidak ada kau,"

Tangan Seyi terangkat memukul lengan Hajun. Lalu tertawa saat melihat ekspresi Hajun yang mengaduh kesakitan.

Keduanya berhenti melangkah, Seyi membukakan pintu pagar dan berniat mengantar Hajun hingga depan mobil lelaki itu. Tetapi, tepat saat Seyi baru berjalan satu langkah keluar dari pagar ia mendapati satu mobil lain terparkir di depan rumahnya dengan sosok familiar yang keluar dari dalam mobil itu.

"Yoongi-ssi? Kenapa—"

"Ayo pergi! Aku ingin membawamu ke suatu tempat!"

RICH MIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang