"Dokter, kucingnya bagaimana?"
Dokter hewan itu merendahkan tubuhnya hingga menyamai tinggi badan Jihye. "Setelah dirawat dengan baik, dia akan baik-baik saja. Apa kucing itu milikmu?"
"Bukan, Jihye menemukannya di jalan."
"Begitu, ya? Kalau begitu apa kau berniat untuk merawatnya?"
Jihye menggeleng sedih. "Ibu tidak suka kucing, bulunya buat ibu jadi bersin-bersin,"
Dokter itu mengangguk kecil lalu berdiri menghadap sepasang manusia di sebelah Jihye. "Lalu, apa kalian yang akan merawatnya?"
Seyi menggeleng kecil, "Adik Saya sudah beberapa kali menghilangkan hewan peliharaan di rumah, Saya khawatir hal yang sama terjadi pada kucing itu."
Kemudian Pak Dokter menatap Yoongi.
"Saya jarang di rumah," balas Yoongi singkat. Sebenarnya ia tidak tertarik merawat hewan. Bergerak untuk makan saja Yoongi malas, apalagi untuk merawat kucing.
"Baiklah. Bagaimana jika Saya masukkan kucing itu ke tempat penampungan hewan terlantar? Saat ini kami bekerja sama dengan komunitas pelindung hewan, lebih aman berada di sana."
Seyi mengangguk setuju. "Terimakasih, Dokter..."
Jihye memegang tangan Seyi dan keluar dari Klinik Hewan. Matahari masih memancarkan cahaya membuat Jihye tidak ingin pulang terlalu cepat.
"Ssaem, Jihye mau main ke taman!" tuturnya mengalihkan perhatian.
Seyi melirik arlojinya sekilas lalu menjawab. "Sebentar saja, ya. Ibumu sebentar lagi pulang,"
"Aku tahu taman bermain yang bagus, mau ikut?"
Tiba-tiba saja Yoongi turut masuk ke percakapan mereka.
Dengan cepat Seyi menolak, "Tid— "
"Mauu!!!!"
Jihye bersorak, melepas tangan Seyi lalu beralih menggenggam tangan Yoongi. Seyi tercenung sementara Yoongi mengulum senyum tipis.
"Jo Jihye, kau sudah mengerti kan, tidak boleh mengikuti orang asing dengan mudah seperti itu?"
Orang asing. Kata-kata itu menghantam Yoongi dengan sangat kuat.
"Tapi Ahjussi ini baik, Ssaem?" Jihye yang sudah duduk manis di kursi belakang tertunduk dengan bibir yang melengkung ke bawah.
"Dari mana kau tahu dia orang baik atau tidak jika baru pertama kali bertemu?"
"Kalau begitu apa kau mengganggapku orang jahat?" sahut Yoongi. Ia menatap gadis di sebelahnya dengan kening yang berkerut.
Kedua tangan Seyi mengibas, ia tidak bermaksud demikian. "Bukan begitu, aku hanya mengajarinya. Jangan sampai nantinya terjadi hal buruk."
Jihye tampak kembali senang saat melihat taman bermain yang luas. Ia suka taman yang baru pertama kali ia datangi ini. Seyi mengingatkan Jihye untuk tidak bermain terlalu jauh, kemudian Jihye berlari menuju ayunan dengan pasir lembut di bawahnya dan ikut bermain dengan beberapa anak sepantaran dengannya.
Di kursi panjang tepat di bawah pohon yang rindang Seyi dan Yoongi terdiam. Yoongi tahu Seyi tidak akan memulai pembicaraan —atau mungkin tidak ingin bicara dengannya, karena itu Yoongi membuka suara lebih dulu.
"Kau bekerja sebagai guru sekarang?"
"Hm," terdapat jeda sebelum Seyi menjawab dengan dehaman singkat.
"Dimana?"
Seyi memilih tidak menjawab. Ia tidak ingin memberitahu Yoongi. Ini upayanya untuk tetap menjaga garis aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
RICH MIN ✔️
Hayran KurguPark Seyi berharap agar dalam hidupnya tidak akan pernah terlibat dengan orang kaya. Namun suatu hari tanpa sengaja ia berhadapan dengan Min Yoongi, lelaki kelas atas yang juga seorang produser musik terkenal. Seperti sebuah takdir, Seyi selalu bert...