Episode 29: Satu hari

3.5K 457 18
                                    

"Temuilah Seyi untuk hari ini, dan setelah hari ini berakhir jangan datang lagi padanya. Sebagai ibu, aku melarang kalian untuk bertemu. Mungkin ini terdengar egois, namun bagiku ini adalah bentuk perlindunganku untuk keluargaku."

 

   
  

 
"Belok kiri! Belok kiri! Yoongi-ssi!" pekik Seyi. "Yahhh sudah lewat! Navigasinya bilang harus belok kiri tapi kau malah lurus. Kau melamun ya?" tatapan tajam Seyi terarah pada Yoongi.

Yoongi tersadar dari pikirannya itu. Ia menggeleng pelan. "Ah, maaf aku sedang memikirkan sesuatu." katanya. "Aku tahu jalannya, jangan khawatir."

"Kalau kau sedang cari mati, lebih baik turunkan kami sekarang!"

"Enak saja! Aku sudah bersusah payah agar bisa bertemu denganmu!" tolak Yoongi merasa sebal.

Kedua tangan Seyi terlipat di depan dada. Rautnya penuh kekesalan. "Dan kau memakai Jiho sebagai alasan. Paman macam apa kau ini!"

"Jiho sungguh merindukanmu. Tanya saja padanya!" balas Yoongi ringan.

Seyi memutar tubuhnya ke kursi belakang menatap Jiho yang duduk dengan santai sambil menikmati kimbab segitiga kesukaannya. "Jiho-ya, apa yang dikatakan pamanmu benar? Kau merindukanku?"

"Iya, paman menyuruh Jiho bilang begitu." kata Jiho apa adanya.

Sontak tatapan Seyi kembali beralih nyalang ke arah Yoongi. Sungguh keterlaluan Min Yoongi memanfaatkan Jiho.

"Min Jiho, ti— Aw!!! Jangan mencubitku! Aku sedang menyetir!"

Baru saja Yoongi hendak mengingatkan Jiho perjanjian mereka tetapi pinggang sebelah kanan Yoongi tiba-tiba terasa perih. Siapa lagi pelakunya jika bukan gadis bar-bar di sebelahnya.

"Kali ini aku akan membiarkanmu, tapi awas saja jika lain kali kau menggunakan anak tak berdosa seperti Jiho untuk keuntunganmu sendiri!"

"Siapa bil—"

"Sshhtt! Diam dan fokus menyetir! Ada dua nyawa manusia lain yang bergantung padamu saat ini!"

Akhirnya sepanjang perjalanan hanya Seyi dan Jiho yang berbincang. Seyi tak mengizinkan Yoongi untuk bicara sepatah kata pun.

Kendaraan roda empat itu berakhir berhenti di pantai di Incheon. Jiho tampak senang langsung berlari mendekati ombak diikuti Seyi di belakang menjaganya. Yoongi tak bisa menahan senyuman, namun tak berlangsung lama sebab kembali teringat percakapannya dengan Ibu Seyi beberapa jam lalu.

"Jadi kau memaksaku ikut denganmu dan meninggalkan Hajun sendirian karena ingin mengajak ke pantai?" ujar Seyi ikut duduk di pasir bersama Yoongi.

"Setengah benar dan setengah salah."

Pandangan mereka kini tertuju mengawasi Jiho dengan seorang anak perempuan seusianya yang tengah asyik membuat istana pasir. Jiho sangat senang saat orang tua anak perempuan itu memperbolehkannya ikut bermain pasir dan meminjam mainan untuk membuat istana pasir dari anak itu.

"Bagaimana jika wartawan menemukan kita? Aku tidak ingin menambah masalah lagi." Seyi mengutarakan kekhawatirannya.

"Itu urusanku, kau hanya perlu menikmati hari ini. Ada beberapa penjaga yang sedang menyamar di sekitar kita. Mereka akan menjaga kita agar tidak tertangkap kamera."

Seyi mendengus gusar. "Lihatlah, kita sama-sama kesulitan jika bersama. Tidak bisakah kita sali—"

"Kumohon jangan mengatakannya! Itu membuatku lebih terluka jika mendengarnya langsung darimu," sahut Yoongi cepat. Mata kecilnya yang biasa menatap tajam orang lain itu kini berubah sendu.

RICH MIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang