Episode 33: Sebuah kencan

3.8K 467 11
                                    

Waktu berjalan, musim berganti, begitu pula dengan tahun. Bunga Canola sudah mekar di Jeju sebaliknya Seoul masih di musim dingin.

Park Seyi tengah menunggu bus untuk mengantarnya ke pusat kota. Ia ada janji. Lagi-lagi janji yang sama.

Seorang pria tengah menunggunya di salah satu kafe. Seyi sedikit menyesal karena saat dirinya tiba minuman pria itu sudah hampir habis. Seyi terlambat, itu karena ketika dirinya melihat ponselnya tidak ada di tas Seyi segera turun dari bus dan berbalik arah kembali ke rumah. Ia yakin meninggalkan ponsel di rumah. Dan benar, ponselnya tergeletak di atas kulkas. Benda itu tidak ada gunanya selain untuk urusan pekerjaan yang letak lokasinya tidak jauh dari kafe ini.

"Maaf aku terlambat, Jaehyung-ssi."

Yoon Jaehyung. Anak teman Ayah dan Ibu Seyi yang dikenalkan untuk Seyi. Pria ketiga yang kencan buta dengannya.

Ugh! Kencan buta! Ungkapan halus dari 'perjodohan'. Seyi berharap hal konyol seperti ini segera lenyap. Kencan buta memang sudah sangat melekat di kehidupan masyarakat Korea Selatan tetapi Seyi tidak menyangka itu juga akan datang padanya.

"Tidak masalah," Jaehyung tersenyum manis.

Keduanya berbincang lama namun tak ada percakapan yang benar-benar berarti. Tidak jauh berbeda dengan pria-pria yang sebelumnya. Keduanya bercerita tentang orang tua mereka, lalu keluarga mereka, pekerjaan, kegiatan sehari-hari, kemudian beranjak menceritakan kesamaan musik, film, dan lainnya. Seyi bosan menceritakan hal yang sama. Dirinya berbaik hati menjawab semua pertanyaan hanya karena tidak ingin suasana menjadi canggung seperti saat kencan buta pertamanya.

"Ibuku bilang Seyi-ssi adalah wanita yang cerdas,"

"Iya aku memang cerdas," balas Seyi tersenyum bangga. Ia sengaja menyombongkan diri agar pria itu tidak berminat melanjutkan pertemuan mereka.

Jaehyung mengangguk lalu terkekeh. "Aku suka kepercayaan dirimu. Aku suka wanita seperti itu," ujarnya dengan senang.

Seyi tertohok. Kenapa pria itu malah suka!

"Apa sebelumnya Seyi-ssi pernah berkencan?"

"Belum pernah," jawab Seyi ringan. Karena pria pertama dan kedua yang kencan buta dengannya pernah menanyakan hal yang sama Seyi yakin dengan jawabannya.

Mengingat Yoongi hanya mengatakan dia mencintai Seyi dan tidak mengatakan agar Seyi menjadi miliknya, bukankah berarti mereka belum memiliki hubungan apa pun? Seyi benar, kan? Mereka belum memiliki hubungan apapun. Belum. Bukan berarti mereka tidak akan memiliki hubungan nantinya. Seyi percaya pada Yoongi. Seyi percaya Yoongi akan datang lagi padanya dan membawa hubungan mereka menjadi lebih baik.

"Bagaimana bisa? Seyi-ssi pintar, ramah, dan juga... cantik." Jaehyung tersenyum tipis di ujung kalimatnya. "Bagaimana bisa tidak ada lelaki Seoul yang menyukai Seyi-ssi?"

"Entahlah. Mungkin karena aku galak." ceplos Seyi asal.

"Galak? Aku tidak melihat itu. Menurutku Seyi-ssi penuh percaya diri, bukan galak."

Kedua sudut bibir Seyi terangkat tersenyum canggung. Pria itu sungguh tidak mengenal dirinya.

Seyi mengiyakan perkataan-perkataan Jaehyung. Lagi pula Seyi memang tidak berniat membuka diri apalagi membuka hati. Seyi menunggu Yoongi. Pesan yang Hajun sampaikan padanya dulu itu membuat Seyi semakin yakin untuk menunggu. Menunggu Yoongi sedikit lebih lama.

Bertemu dengan anak teman ayah dan ibunya hanyalah karena Seyi tidak bisa menolak permintaan mereka. Seyi memilih untuk tidak keras kepala untuk saat ini, ia tidak ingin mempersulit keadaannya ke depan. Karena ia yakin nantinya ia harus membuat kedua orang tuanya percaya bahwa hanya Min Yoongi yang dirinya inginkan. Hanya Min Yoongi.

Seyi bernafas lega setelah melihat rumahnya di depan mata. Hari ini sungguh terasa panjang. Yoon Jaehyung berbeda dari pria-pria sebelumnya, Jaehyung selalu menanggapi ucapan tajam Seyi dengan balasan yang positif. Padahal Seyi berniat membuat pria itu tidak menyukainya.

"Terimakasih sudah mengantarku pulang, Jehyung-ssi."

Jehyung menangguk. Lalu setelah mengucapkan beberapa kata perpisahan Jaehyung pergi dengan mobilnya.

Seyi menghela. Ia lelah. Sungguh lelah. Otaknya bekerja keras untuk mencari alasan agar mereka tidak bertemu lagi, tetapi pria itu bilang tak masalah dan akan menunggu sampai urusan Seyi selesai. Hingga Seyi kembali berbohong dengan mengatakan dirinya harus belajar untuk seleksi pegawai negeri tahun ini barulah pria itu menyerah. Sebenarnya Seyi sudah menyerah untuk menjadi pegawai negeri, ia punya rencana lain yang menjadi keinginannya di masa depan.

Kedua kaki Seyi berputar menuju pagar rumahnya. Tangannya menggapai kunci pagar, namun gerakannya terhenti saat mendengar langkah seseorang yang tengah mendekat ke arahnya.

Tiba-tiba tangan Seyi jatuh melemah ke sisi tubuh. Lampu penerang jalan yang redup tidak dapat menghalangi betapa familiarnya Seyi dengan sosok itu. Nafasnya mendadak tercekat. Rindu yang selama ini tersimpan di dadanya menguar. Jantungnya mengenali sosok itu.

Min Yoongi.

Dia datang.

Dia menepati janjinya.

Seyi tak bisa menahan diri untuk tak berlari dan memeluk erat pria itu. Pria yang sangat dirindukannya.

"Aku hampir membencimu, Min Yoongi!"

Min Yoongi, ia tertawa kecil sembari membawa Seyi masuk lebih dalam ke pelukannya. Suara yang Yoongi rindukan, aroma yang Yoongi rindukan, gadis yang Yoongi rindukan, kini berada sangat dekat dengannya. Sangat dekat sehingga Yoongi tidak sanggup melepaskannya lagi.

"Menikahlah denganku, Seyi..."

Sang gadis terdiam dalam posisinya. Min Yoongi sungguh tidak bisa ditebak. Kata-kata yang keluar darinya membuat Seyi selalu tercengang.

Perlahan pelukan keduanya melonggar. Meskipun Yoongi tidak rela pelukan mereka berakhir ia membiarkan gadis itu sedikit memberi jarak pada tubuh mereka.

Seyi mengadah untuk melihat wajah tampan Yoongi yang ia rindukan lalu menatap lekat kedua maniknya. Untuk sesaat Seyi membisu tetapi tidak dengan jantungnya yang semakin berpacu cepat.

"Ya, kau harus menikahiku! Kau harus bertanggung jawab sudah membuatku menunggu lama!"

Senyum Yoongi mekar. Yoongi sangat bahagia dan lega mendengar jawaban itu. Hampir dua tahun Yoongi tak melihat gadis ini yang ternyata semakin menggemaskan.

Yoongi kembali menarik pinggang Seyi mendekat. Sungguh Yoongi merindukan semua yang ada pada Seyi. Yoongi tak bisa menahan diri lebih lama dan mempertemukan bibir lembutnya dengan sang gadis.

Keduanya seakan tak peduli sedang berada di pinggir jalan. Siapa yang peduli jika sudah saling merindu. Yoongi berniat menculik Seyi ke penthouse miliknya jika tidak memikirkan ke depannya ia harus meminta restu pada keluarga Park.

Dengan langit Jeju yang cerah malam ini, Yoongi berharap, semoga langit berbaik hati padanya.

RICH MIN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang