"Kalian pikir idol adalah robot?!!!"
Suara bentakan terdengar jelas seiring masuknya seseorang ke wilayah pribadinya.
"Biarkan mereka istirahat atau kalian semua serahkan surat pengunduran diri sekarang!!!" Yoongi memutus panggilan sepihak. Raut wajahnya terlihat menyeramkan. Tidak ada yang sanggup melihatnya tanpa diikuti jantung yang berdetak kencang ketakutan.
"Hyung, kenapa pagi-pagi bicaranya sudah pakai urat begitu?" Suara Namjun yang setengah sadar menyapa pendengaran Yoongi.
"Kenapa kalian di sini?" tanyanya pada Namjun dan Hoseok yang terbaring nyaman di sofa empuk ruangan itu.
Namjun mengangkat ringan kedua bahunya dan kembali memejamkan mata. Genius lab adalah studio musik terbesar dan ternyaman seantero gedung ini, karena itu Namjun, Hoseok, dan Jungkook sering berkunjung. Tak heran Yoongi sendiri lebih sering berada di sini bahkan tidur di tempat ini dibandingkan berada di ruang CEO miliknya. Yoongi juga lebih nyaman dengan panggilan PD (produser) daripada embel-embel seorang CEO.
"Ya! Liurmu menetes! Jangan kotori ruangan ini!" teriak Yoongi pada Hoseok. Padahal Jung Hoseok tidak akan mendengar sebab sudah berada di alam mimpi.
"Dia lelah begadang membuat koreografi, dan baru tidur 1 jam yang lalu,"
"Kalian pikir ini hotel? Pulanglah jika ingin tidur!"
"Hyung, kau kenapa, sih? Ini masih pagi hari tidak baik marah-marah," Namjun menatap Yoongi dan melihat kerutan di dahi lelaki itu. Entah masalah apa yang sudah menimpanya.
Yoongi tidak menjawab. Ia mendudukkan diri di depan komputer seperti biasa. Singgasananya di ruangan ini.
"Bagaimana konsep girlgrup barumu? Jika masih terlihat biasa dan terlalu lumrah, akan kucabut sahamku di perusahaanmu!"
Tiba-tiba Namjun bangkit dari sofa dengan mata yang terbuka lebar. Mendengar ancaman Yoongi kantuknya seketika lenyap. Saham lebih penting dari pada tidur!
"Astaga, Hyung! Kau tega sekali! Apa kau ingin memindahkan kantorku juga dari gedungmu ini? Kau ingin menghancurkan Genius Labels? Sebenarnya ada masalah apa sampai kau terus kesal begini, Hyung?!"
Tok! Tok!
"Oh, ada Namjun di sini..." ucap seorang yang menjulurkan kepalanya dari balik pintu. Ia masuk dan tanpa rasa segan langsung mengambil tempat di sebelah Yoongi.
"Ada perlu apa, Hansel?" tanya Yoongi padanya.
"Tidak ada, hanya ingin berkunjung," jawab Hansel, tangannya bermain-main dengan lembar kertas musik Yoongi di atas meja.
"Aku pergi!"
"Jun, kau mau kemana? Aku datang kau malah pergi,"
"Maaf, Hansel. Aku harus mengurus sesuatu yang penting karena aku baru saja diancam oleh seorang pemegang saham yang baik hati," kata Namjun sarkas. Ia benar-benar pergi dan meninggalkan Hoseok yang masih tidur.
Hansel tertawa melihat Namjun yang mengarahkan tatapan kesalnya pada Yoongi, sementara Yoongi tidak terganggu dengan pekerjaannya.
"Persahabatan kalian terlalu indah," komentar Hansel masih terkekeh.
Brukk!!!
Mendengar suara benda yang jatuh dengan keras mengalihkan perhatian Yoongi dan Hansel. Mereka menatap ke arah yang sama, ke sumber suara.
"Aaww!!!"
"Kau sudah bangun? Jika sudah, pergilah dan tidur di rumahmu!"
Hoseok yang terduduk di lantai menggaruk kepalanya masih setengah sadar. Badannya baru saja menghantam lantai. Tampangnya terlihat kebingungan. Hansel sedang tertawa keras dan Yoongi yang sedang menatapnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
RICH MIN ✔️
FanficPark Seyi berharap agar dalam hidupnya tidak akan pernah terlibat dengan orang kaya. Namun suatu hari tanpa sengaja ia berhadapan dengan Min Yoongi, lelaki kelas atas yang juga seorang produser musik terkenal. Seperti sebuah takdir, Seyi selalu bert...