13. Two Face

78.2K 3.3K 97
                                    

Felix kali ini datang lagi ke rumah Kayla. Dia menatap perempuan yang sebentar lagi akan menjadi istrinya itu. Lalu tatapannya beralih menuju orang tua Kayla. Awalnya dia cukup kaget karena orang tua Kayla terlihat masih sangat muda. Dia bahkan bingung untuk memanggil mereka apa. Namun demi kesopanan akhirnya dia pun memutuskan untuk memanggil Om dan Tante.

"Alhamdulillah kalau ternyata lamaran kami di terima," sahut Winda riang. Dia merasa lega karena kini anaknya akan menikah. Dan dia yakin sebentar lagi dia juga akan segera menimang cucu.

"Bentar lagi anak kita nikah, Pa. Kita bakal punya cucu," bisik Winda pelan kepada suaminya, Alex.

"Iya, Ma," sahut Alex. Akhirnya apa yang mereka tunggu tiba saatnya. Yakni melihat Felix untuk segera menikah dan punya anak. Meskipun harus dengan cara Felix yang meniduri Kayla duluan. Namun bagi mereka itu tidak masalah. Yang penting mereka akan memiliki menantu dan juga cucu. Mereka juga setuju untuk tidak memberitahu Shilla dan Iyel tentang kepergoknya Felix dan Kayla di rumah mereka. Biarlah itu menjadi rahasia mereka, kata Felix waktu itu.

"Gimana kalau pernikahan mereka dilangsungkan satu bulan dari sekarang. Soalnya lebih cepat lebih baik. Ditakutkannya nanti mereka gak sabar lagi" Winda terkekeh di akhir kalimatnya. Dia berkata itu sambil melirik Felix. Karena dari tadi dia bisa melihat Felix yang memandangi Kayla lekat. Sementara yang ditatap hanya menundukkan kepalanya saja.

"Kami sih terserah Kaylanya aja. Gimana sayang?" tanya Shilla. Dia sebenarnya agak berat melepas Kayla untuk menjadi istri orang. Tapi cepat atau lambat hal itu pasti akan terjadi. Kayla pasti akan menikah juga.

"Kayla ngikut aja Bunda," jawab Kayla pelan.

Pembicaraan seputar pernikahan mereka lanjutkan. Sementara Kayla hanya mengangguk dan membiarkan mereka mengurus semuanya. Karena Mamanya Felix terlihat sangat bersemangat sekali dengan pernikahan ini.

***

Menjelang satu bulan dari hari pernikahan, Felix dan Kayla masih bisa beraktivitas seperti biasa. Mereka tak begitu repot mengurusi soal pernikahan karena sudah di handle pihak wedding organizer. Mereka hanya menunggu bersihnya dan sesekali mengeceknya saja.

Kayla bahkan sudah mulai melakukan riset penelitiannya setelah surat menyurat pelaksanaan izin risetnya didapat. Beberapa hari ini dia rutin mengunjungi tempat yang menjadi objek penelitiannya untuk meminta data. Siang hari dia riset, sementara malamnya dia pun sambil mengolah data itu.

Dia jadi lupa untuk menghubungi Abizar dikarenakan kesibukannya itu. Semua ini tak lain karena dia ingin segera cepat lulus. Dan begitu pula Abizar juga tak pernah menghubunginya lagi. Mungkin masih sibuk dengah persiapan untuk sidang skripsinya.

Seminggu kemudian Kayla dan Felix pergi bersama untuk membeli cincin juga perlengkapan hantaran lainnya.

"Kamu mau model seperti apa?" tanya Felix meminta pendapat Kayla.

"Terserah Bapak aja," jawab Kayla malas.

"Kok terserah saya. Pilih aja model yang kamu suka."

Kayla melirik cincin yang berjejer rapi di tempatnya. Lalu dia pun menunjuk sepasang cincin pengantin yang terlihat cantik.

"Ini aja," kata Kayla yang diangguki Felix. Setelah selesai membeli cincin dan juga yang lainnya. Mereka pun memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu. Namun Kayla tak menyangka kalau mereka akan bertemu Vela di sana.

"Kayla..."

Kayla membalas sapaan kakak sepupunya itu. Mereka berpelukan sebentar dan saling bertanya kabar. Lalu pandangan mata Vela mengarah ke sosok laki-laki yang ada di samping Kayla.

TRAPPED BY LECTURER (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang