5. Pervert Lecturer

113K 3.9K 114
                                    

Karena 3 hari libur update, jadinya repost 3 part ya. Happy reading

***

Kayla lagi-lagi keluar dari ruangan Felix dengan perasaan kesal. Dia tidak menyangka seorang dosen bisa bersikap tidak terhormat seperti itu. Apalagi tadi Felix memintanya untuk melayani hasrat laki-laki itu. Benar-benar tak masuk akal.

Harusnya jika Felix membutuhkan seseorang untuk tempat penyaluran hasratnya dia segera menikah. Bukan malah mencoba mencari keuntungan darinya. Sampai kapan pun dia tidak akan mau menjadi pelampiasan nafsu birahi laki-laki itu. Cukup sekali saat dia mabuk saja. Jangan ada kali-kali berikutnya.

Kayla berjalan sambil menghapus air mata yang tiba-tiba membasahi pipinya. Dia yang di sini dirugikan karena sudah kehilangan keperawanannya. Sementara Felix, Kayla tidak tahu apakah dosennya itu masih perjaka atau tidak. Tetapi meskipun Felix masih perjaka, toh tidak ada bekasnya. Dia akan masih sama seperti sebelumnya. Berbeda dengan keadaannya yang tak pernah sama lagi biar bagaimanapun caranya.

Harusnya dia yang menuntut pertanggung jawaban, tetapi kenapa malah jadi sebaliknya. Felix yang seolah mencari keuntungan dari apa yang telah mereka alami.

Kayla kesal menyadari perkataan Felix ada benarnya. Dia tidak mungkin melaporkan laki-laki itu ke polisi kalau tidak ingin nama baiknya ikut rusak. Karena jika dia melaporkan hal itu, pastinya apa yang sudah mereka lakukan pun akan terungkap. Bahkan orang tuanya bisa tahu kalau dia sudah tidak perawan lagi.

Dia juga tidak tahu harus berkata seperti apa kepada Abizar. Dia takut akan ditinggalkan. Selama mereka berpacaran Abizar selalu mencintai dan menyayanginya. Tak pernah sekalipun laki-laki itu menyakiti hatinya. Tapi kini apa yang telah dia lakukan? Dia bahkan tidak bisa menjaga kehormatannya.

"Kayla? Lo kenapa?"

Kayla menghentikan langkahnya dan menghapus air matanya. Dia tidak ingin Aurel melihat keterpurukannya saat ini.

"Gue gak apa-apa kok, Rel," jawab Kayla mencoba untuk tersenyum.

"Lo yakin?"

"Iya gue duluan ya," pamit Kayla. Dia pun langsung pergi begitu saja meninggalkan Aurel. Sementara Aurel terlihat mengulas senyum liciknya.

"Lo tunggu aja kehancuran lo Kay!"

***

Semenjak pulang dari kampus sore tadi Kayla tak penah keluar lagi. Dia mengurung diri di dalam kamar. Bahkan makan malam dia lewatkan begitu saja.

Iyel dan Shilla yang menyadari hal itu pun tentunya bingung. Karena selama ini tak pernah Kayla seperti itu.

"Kakak kamu kenapa sayang?" tanya Shilla pada Aqila. Siapa tahu saja Aqila tahu apa yang dialami kakaknya itu.

"Tadi sih habis pulang dari kampus langsung kayak gitu, Bund. Pas perginya juga buru-buru," jawab Aqila yang membuat Shilla semakin bingung.

"Mungkin kak Kay sibuk sama skripsinya, Bun," celetuk Farel, anak bungsu Shilla dan Iyel.

"Iya apalagi tadi pas pulang kayaknya kesel banget gara-gara banyak revisi," sahut Azril.

"Bisa jadi sih ya. Belakangan ini kayaknya dia sibuk banget sama skripsinya itu," kata Shilla membenarkan.

"Ya udah nanti biar Ayah yang bicara sama Kayla sekalian bawain dia makan," ujar Iyel. Setelah selesai makan, dia pun membawa makanan yang telah disiapkan Shilla untuk Kayla.

Iyel mengetuk pintu kamar putrinya itu dengan sebelah tangan, sementara tangan yang sebelahnya lagi masih memegang nampan berisi makanan dan minuman untuk Kayla.

TRAPPED BY LECTURER (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang