40. Suspicious

48.6K 2.1K 98
                                    

"Sialaaaaan! Ini semua gara-gara Kayla" Jerit Aurel marah. Dia melempar bantal dan gulingnya sembarangan. Gara-gara Kayla hidupnya berantakan. Abizar menceraikannya dalam keadaan hamil seperti ini.

"Gue yakin kalau ini anak Abizar. Gue harus ngerawat dia biar bisa balik lagi sama Abizar," ujar Aurel penuh percaya diri. Dia pun mengelus perutnya itu.

"Kamu harus anaknya Abizar ya sayang. Jangan anak Pak Galih. Kamu harus jadi penyatu antara Mama sama Papa kamu"

Aurel pun memutuskan untuk pergi ke dokter memeriksakan kandungannya. Dia mendengus saat beberapa ibu-ibu yang sepertinya ingin periksa kandungan juga menatapnya.

"Suaminya mana mbak?" tanya salah satu ibu itu.

"Lagi kerja," sahut Aurel ketus.

"Lagi kerja apa emang gak ada suaminya mbak?"

"Bukan urusan kalian. Urus aja urusan kalian masing-masing. Jangan urusin kehidupan saya" marah Aurel.

Ibu-ibu itu tadi pun tidak ingin mengajak Aurel bicara lagi. Mereka berbisik tentang Aurel. "Kayaknya bener gak ada suaminya deh"

"Iya bener banget. Kalau ada suaminya gak mungkin marah kan?"

"Ibu Aurelia Eka Putri"

Aurel langsung berdiri dan masuk ke dalam untuk memeriksakan kandunganya. Dia bisa bernapas lega saat dokter menyatakan kalau anaknya sehat. Dia diberi vitamun untuk semakin menguatkan janin. Setelah itu pun dia keluar dari ruangan itu.

"Aurel, kamu ngapain di sini?"

Aurel sangat terkejut saat dia bertemu dengan dosen yang tertangkap basah sedang berhubungan badan dengannya waktu itu.

"Ah itu saya habis periksa, Pak"

"Periksa?" Pak Galih mengernyitkan keningnya. Dia melihat ruangan yang baru saja Aurel keluar dari sana.

"Kamu hamil? Anak siapa?" tanya Pak Galih langsung.

"Ya anak suami sayalah pak. Masa anak BaPak," sahut Aurel kesal.

"Yakin anak suami kamu? Bukan anak saya? Atau anak laki-laki lain?" tanya Pak Galih sarkas. Karena dia tidak percaya dengan orang seperti Aurel yang dengan mudah membuka selangkangannya untuk siapa saja. Kalau untuk dijadikan partner seks mungkin Aurel orang yang tepat karena servisnya memuaskan. Tapi kalau sudah untuk jadi pasangan hidup rasanya tidak.

***

Kayla menunggu dokter yang tadi memeriksanya menyampaikan hasilnya. Entah kenapa dia merasa sedikit gugup dan takut jika seandainya tidak bisa memiliki anak. Rupanya kegelisahannya ini disadari oleh Felix. Terbukti dengan suaminya itu yang meraih dan menggenggam pergelangan tangannya.

"Apa ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya"

"Iya dok, saya pernah mengonsumsi pil KB"

"Berdasarkan hasil pemeriksaan tadi, kalian berdua sehat dan siap memulai program kehamilan," ujar dokter itu yang berhasil membuat Kayla bisa bernapas lega.

"Tapi kenapa saya belum hamil juga ya dok?"

"Jadi begini bu, untuk wanita yang telah mengkonsumsi kontrasepsi oral beberapa lama, maka tubuh membutuhkan waktu hingga beberapa kali siklus menstruasi. Hal ini agar rahim bisa berevolusi secara teratur lagi dan siap untuk hamil. Kalian berdua 'kan menikahnya juga baru. Mungkin kalian melakukannya saat fase di mana ibu dalam keadaan tidak subur. Atau juga karena kalian terlalu sering melakukannya sehingga kualitas sperma menurun. Jadi untuk program kehamilan ini perlu direncanakan dengan matang bu, Pak"

TRAPPED BY LECTURER (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang