22. First Date

87K 3.2K 116
                                    

Felix sedang bersiap-siap untuk pergi ke kampus seperti biasanya. Dia tersenyum saat melirik Kayla yang duduk di tepi tempat tidur mereka dari balik cermin. Rasanya hari ini moodnya sangat baik karena sudah mendapatkan jatah dari istri tercintanya.

"Aku pergi dulu ya sayang. Kamu hari ini istirahat dulu aja" pamit Felix. Diciumnya pelipis Kayla dengan lembut.

"Iya," sahut Kayla. Tak lupa dia meraih tangan Felix untuk menyalaminya. Felix pun semakin melebarkan senyumnya dan mengacak rambut Kayla gemas.

"I love you," ucap Felix untuk yang kesekian kalinya. Dia tidak masalah Kayla belum membalas perasaan cintanya. Karena dia akan sabar menunggu Kayla untuk bisa jatuh cinta kepadanya. Dan dia yakin kalau suatu saat Kayla bisa mencintainya juga.

Felix mencium kening Kayla sekali lagi. Setelah itu dia benar-benar keluar dari kamar. Meninggalkan Kayla untuk memenuhi tugasnya di kampus.

Rasa bahagia yang Felix alami membuatnya semakin bersemangat saat bekerja. Dia membalas sapaan beberapa mahasiswa yang dia lewati sambil tersenyum. Semua ini tak lain karena pengaruh Kayla. Dia seakan menjadi lebih muda daripada umurnya.

"Cerah amat senyumnya hari ini, Pak," sapa Raka, salah satu rekan dosen juga.

"Hahah biasa aja, Pak," sahut Felix masih sambil tersenyum.

"Beneran loh pak. Kayak habis dapat surprise dari istri gitu. Eh tapikan Pak Felix belum menikah ya, Pak? Kenapa gak disegerakan saja, Pak? Biar tidurnya ada yang nemenin?"

'Udah ada temennya kali pak' batin Felix menjawab pertanyaan Raka itu. Orang-orang tidak tau saja kalau dia sudah menikah.

"Doakan aja, Pak"

"Pasti pak. Tapi jangan lupa ngundang-ngundang kalau ngadain acara. Mari, Pak" gurau Raka lagi.

"Iya mari"

Felix pun melanjutkan langkahnya menuju ruangannya. Ternyata di depan ruangannya sudah ada tiga orang mahasiswa yang terdiri dari dua orang perempuan dan satu laki-laki menunggu kedatangannya. Sepertinya mau bimbingan skripsi.

"Mau bimbingan sama saya?"

"Iya, Pak," sahut mereka serempak. Felix pun menganggukan kepalanya. Dia mempersilahkan dua orang perempuan itu untuk masuk bersamaan. Biar bagaimanapun sekarang dia adalah suami Kayla. Dia tidak ingin hanya berduaan dengan mahasiswi yang bukan istrinya. Dia melakukan ini karena tidak lain untuk menjaga perasaan Kayla.

Felix pun mulai menjalankan tugasnya memberikan bimbingan kepada mahasiswi itu secara bergantian. Hingga akhirnya bimbingan itu selesai saat Felix telah menyampaikan kemajuan-kemajuan penelitian mahasiswinya itu. Kedua mahasiswi itu pun pamit ke luar.

"Yes, akhirnya gue bisa seminar juga setelah sekian lama. Tumben-tumbenan tuh Pak Felix baik kayak tadi," ujar salah satu mahasiswi yang lebih dulu bimbingan.

"Hooh sama. Gue juga udah pindah bab. Disyukuri aja lah. Mungkin mood beliau lagi bagus," sahut mahasiswi yang satunya.

"Iya bener banget. Moga mood beliau bagus kayak gitu terus dah biar skripsi kita cepat selesainya"

"Iya semoga deh"

"Pak Felix beneran lagi mood baik? Seriusan?" tanya mahasiswa yang tadi. Ternyata dia mendengarkan pembicaraan mahasiswi itu.

"Iya. Mending lo buruan masuk deh"

"Ya udah, deh. Thanks ya."

***

Saat jam kerjanya telah selesai, Felix langsung bergegas untuk pulang ke rumah. Dia sudah sangat merindukan istri tercintanya. Dia pun melajukan mobilnya dengan perlahan ke rumah. Namun sebelum itu dia sempat singgah sebentar untuk membelikan cemilan untuk Kayla.

TRAPPED BY LECTURER (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang