9. Desire

91.6K 3.2K 75
                                    

Velo mengernyitkan keningnya melihat Kayla yang tiba-tiba ingin pulang. Apalagi Kayla sampai menyeretnya seperti ini. Dia pun menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang ada di sana dan berusaha Kayla hindari. Karena dia sangat kenal betul Kayla. Tapi Kayla menghalangi pandangannya. Sepupunya itu kembali menariknya menuju mobil.

"Kamu kenapa sih Kay? Liat apaan emangnya di dalam?"

"Ga liat apa-apa. Cuma pengen pulang aja," jawab Kayla cepat.

"Kamu gak bisa bohongin aku Kay. Aku kenal sama kamu" Velo menatap mata adik sepupunya itu. "Jadi apa yang sebenarnya kamu sembunyiin?'

Kayla terdiam. Dari dulu dia memang sering bercerita masalah apapun pada Velo ataupun Vela. Mereka berdua akan dengan mudah tau jika ada yang tidak beres dengan dirinya. Tapi apakah dia harus menceritakan masalahnya ini? Dia malu sekaligus takut.

"Atau mau ke rumah Vela kalau kamu sungkan cerita sama aku?" tanya Velo lagi. Dia merasa Kayla memiliki beban berat. Makanya dia tidak mau langsung bercerita.

Velo mendekat dan membawa Kayla yang hanya diam saja ke pelukannya. Diusapnya punggung adik sepupunya yang sudah dia anggap seperti adik kandung sendiri.

"Kayla belum siap cerita, Kak," lirih Kayla pelan. Dia melingkarkan tangannya di pinggang Velo. Sementara wajahnya dia benamkan di dada Velo. Air matanya akhirnya turun juga.

"Yaudah aku gak akan maksa kamu buat cerita. Tapi kapan pun kamu mau cerita aku ataupun Vela selalu siap dengerin," kata Velo lagi. Dia mengurai pelukan mereka lalu menghapus air mata yang membasahi wajah cantik Kayla.

"Yau dah, kita pulang ya," ajak Velo. Kayla pun mengangguk. Dia menurut saat Velo membukakan pintu mobil untuknya.

Sementara di sana Felix melihat semuanya. Melihat bagaimana Kayla yang dengan senang hati menerima pelukan Velo. Tapi dia yakin kalau Velo bukan pacar Kayla. Karena dia samar-samar sempat melihat nama dan photo pacarnya Kayla saat Kayla menerima telepon waktu itu.

***

Kayla terpekik kaget saat ada yang menarik tangannya. Dia pun refleks menolehkan wajahnya dan betapa terkejutnya dia ketika melihat Felix ada di hadapannya. Sepertinya dimana dia berada dia selalu bertemu dengan dosennya itu.

"Pak Felix, Bapak ngapain di sini?" tanya Kayla heran. Dia menarik tangannya yang dipegang oleh Felix.

"Kamu ikut saya!" ujar Felix tak mau dibantah. Dia pun memegang pergelangan tangan Kayla lalu menyeretnya keluar dari pusat perbelanjaan itu.

"Bapak apa-apaan sih? Saya gak mau," tolak Kayla. Dia tidak suka dengan sikap dosennya yang suka seenaknya itu.

"Mikayla!" tegur Felix. Dia menatap Kayla tajam.

"Bapak ini kenapa sih? Suka banget ngatur-ngatur saya," dumel Kayla. Apalagi kini Felix sudah memasukkannya ke dalam mobil.

"Salah kamu gak pernah mau nurut sama saya. Sedangkan sama cowok semalam aja kamu nurut," ujar Felix sengaja memelankan ucapannya di kalimat terakhir.

"Maksud Bapak?" heran Kayla. Samar-samar dia bisa mendengar ucapan Felix itu.

"Sudah kamu gak usah banyak tanya!"

Kayla mendengus. Benar-benar tak mengerti dengan sikap dosennya ini. Ini pula dia tidak tahu mau dibawa ke mana. Selama perjalanan dia hanya menatap ke luar jendela. Tak mau menatap wajah Felix. Karena yang ada dia makin kesal jika melihat wajah dosennya itu.

Hingga akhirnya mobil berhenti di depan sebuah rumah mewah. Kayla menatap rumah itu dengan kening berkerut. Sementara Felix sudah turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Kayla.

TRAPPED BY LECTURER (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang