Wanna

669 43 9
                                    

Pagi harinya di kediaman Jun Myeon.

"Kamu ga kerja?" tanya Joo Hyun saat membantu Jun Myeon mengancingkan kemejanya.
"Sayang, kita udah bahas ini kemarin, hari ini kan aku mau temenin kamu kontrol dia" seketika saja telapak tangan Jun Myeon sudah berada di perut Joo Hyun yang kini terlihat lebih membubcit.
"Aku sama agi bisa sendiri kok, kamu jangan bolos-bolos terus dong, aku ga suka, tanggung jawab kamu sebagai pengajar, dosen di kelas itu, kamu kemanain?" Joo Hyun sekarang sudah selesai mengancingkan seluruh kemeja Jun Myeon.
"Sayang, yang namanya kelas itu bisa ada kelas pengganti, jadi aku bukan lepas tanggung jawab sama kelas aku, aku cuma ubah jadwalnya aja, lagian ini juga bentuk tanggung jawab aku sama kamu loh beib, kamu kan begini akibat aku" Jun Myeon memasang wajah nakalnya.
"Ih apa sih kamu, masih pagi udah nyerempet-nyerempet aja ngomongnya, yaudah kalau kamu mau ikut aku meriksa agi hari ini, tapi bener loh ya kamu bukan bolos ninggalin kelas, tapi kamu reschedule"
"Iya sayang, aku mana tega si bohongin kamu, yaudah yuk kita berangkat, aku ga sabar buat ketemu dia" lagi-lagi tangan Jun Myeon mengusap permukaan perut Joo Hyun itu dari luaran kemeja yang Joo Hyun gunakan.

Jun Myeon dan Joo Hyun langsung berangkat ke dokter karena mereka sudah ada janji dengan dokter kandungan itu di pagi hari ini. Tidak lama mereka sampai dan sesaat sebelum mereka masuk, mereka melihat sepasang pasangan itu keluar.

"Loh, Myung, Eun?" tanya Jun Myeon.
"Kalian?" tanya Joo Hyun curiga.
"Iya eonni" jawab Na Eun dengan sedikit tersenyum.
"Usianya baru dua minggu" kata Myung Soo.

"Atas nama Nyonya Kim Joo Hyun" perawat itu memecah obrolan.

"Sayang, udah di panggil tuh" kata Jun Myeon.
"Myung, Eun, kita masuk dulu ya, congrats kaliann" kata Joo Hyun.

Tidak butuh waktu lama, Joo Hyun sudah berbaring di ranjang itu setelah masuk untuk melakukan kegiatan usg.

"Bagaimana dok?" tanya Jun Myeon yang dari tadi dengan setia berdiri di sebelah Joo Hyun dan menggenggem tangannya.
"Ibunya sudah tidak merasakan mual lagi kan?" Joo Hyun hanya menggeleng atas perntanyaan dokter padanya.
"Iya, bayinya sehat, di usianya yang 20 minggu ini, dia sudah lebih sempurnya, organ-orang seksualnya juga sudah berkembang dengan baik"
"Jadi anak kami?"
"Laki-laki" Lalu Jun Myeon menatap tersenyum sambil mengelus puncak kepala Joo Hyun dengan bahagia.

Joo Hyun selesai dengan kegiatan usg dan mereka kini duduk di hadapan dokter, sembari menunggu cetak usg Jun Myeon membuka pembicaraan.

"Dok"
"Iya, ada apa pak?"
"Kalau di usianya yang sekarang, apakah saya sudah boleh?" pertanyaan sederhana dari Jun Myeon itu di hadiahi injakkan kaki oleh Joo Hyun.
"Aduh, sakit Joo" Jun Myeon melihat ke arah Joo Hyun diiringi tawa kecil dari dokter.
"Boleh pak, sekarang baby nya sudah bisa dijenguk" Jun Myeon sekarang tersenyum penuh kemenangan.

Keduanya kini sudah keluar dari ruangan dokter lalu berjalan menuju mobil.

"Kamu apaan si Jun nanya-nanya kaya gitu sama dokter, bikin malu aja"
"Sayang, aku udah puasa lima bulan loh, kamu ga kasian sama aku?"
"Suruh siapa bikin aku hamil?"
"Sayang"
"Ga tau ah, aku kesel" terus keduanya masuk ke dalam mobil.

Di perjalanan Jun Myeon terus berusaha untuk meyakinkan Joo Hyun agar tidak marah lagi. Karena ia tahu kalau Joo Hyu  memang semakin moody saat mengandung anak mereka.

"Sayang, jangan marah dong, kamu mau apa deh biar ga marah lagi, apapun itu pasti aku kabulin"
"Oh jadi nunggu aku marah dulu baru mau nurutin aku gitu?"
"Baby, kamu tahu kan maksud aku ga gitu? Sebut hayo mau apa, kamu kan tahu kamu tuh ga mesti marah juga semua aku turutin kan"
"Aku kengen eomma"
"Kamu?"
"Kamu kan tahu aku mau ke Daegu tapi kamu yang ga pernah kasih, bilangnya semua kamu kabulin, nyatanya apa"
"Oke, hari ini kita berangkat, tapi asa syaratnya"
"Kenapa sih, katanya bakal kabulin semua yang aku minta, kenapa pake segala ada syarat? Yaudah apa"
"Aku boleh ya jenguk baby kita"

TBC-260320

The Two Kims ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang