밤이 되니까 - When Night Falls

229 29 4
                                    

Na Eun dan Jae Hyun di mobil menuju perjalanan ke apartemen setelah selesai berbelanja.

"Nunna?"
"Iya Jae?"
"Eum, kalau boleh tahu untuk apa dua diary yang kau beli?"
"Yang satu untuk mencatat jadwal pasien, yang satu untuk mencatat yang mau ku catat, kenapa?"
"Eum, kau masih praktek?"
"Aku baru berencama memulainya lagi secara on line, aku harus menghidupi diri ku dan bayi ku bukan? Aku seorang istri yang melarikan diri dari suamiku, kalau kau mau tahu" Jae Hyun menyesal bertanya.
"Ah, maaf jika pertanyaanku menyinggungmu nunna"
"Tidak masalah, itu bukan sesuatu yang berarti"

Jalanan masih cukup padat sehingga mereka belum bisa sampai ke apartemen Mark yang sekarang di huni oleh Na Eun. Sementara itu ponsel Jae Hyun berdering, untung saja Jae Hyun menyambungkan telepon nya dengan bluetooth mobil, jadi ia bisa mengangkat panggilan itu dari layar tv kecil di dasbor.

'Jessica nunna is calling'

"Halo?"
"Jae, lagi di mana?"
"Eh? Kenapa nun?"
"Ke rumah sebentar yuk Soo Jung pulang nih, biasa ngambek dia kalo balik ke sini belum lihat muka kamu, mampir makan aja bentar ya di rumah, rewel kakak kamu satu itu, kangen kamu katanya"
"Oh, udah beres urusan dia di Korea? Tapi aku lagi sama temen nun"
"Ajak aja temen kamu makan bareng di rumah, kalian belum makan kan?"
"Kalo siang sih udah"
"Sekarang udah sore kan, anggep aja makan malem"
"Oke"

Na Eum bingung dengan percakapan Jae Hyum dan nunna nya barusan.

"Ah, Na Eun nunna, bisa kan ikut ke rumah ku dulu, Soo Jung nunna memang seperti itu padaku, dia selalu menganggapku bayi dan mencariku jika tiba di Amerika" Na Eun bingung, ingin menolak tapi tidak enak, toh tadi dia di temani Jae Hyun belanja.
"Kalau begitu aku akan bicara dengan Mark sebentar" Jae Hyun mengangguk.

Na Eun melakukan panggilan singkat dengan Mark menyatakan ia akan pergi makan malam sebentar dengan Jae Hyun, mungkin akan pulang terlambat.

"Tidak apa nunna, nikmati saja waktumu dengan Jeffry"

.

Kini di Daegu, Myung Soo terduduk di kasur. Di kamar biasa ia dan Na Eun tempati di Daegu. Ia melihat dengan baik kamar itu, kosong. Ia merasa tidak becus menjadi suami, ia merasa di tinggal, ia sedih, tapi ia kembali tidak bisa menangis, ia dan eccedentesiast. Penyakit itu kembali, seiring dengan kepergian Na Eun. Mungkin kali ini lebih parah, karena bukan hanya Na Eun yang pergi darinya, tapi juga buah cintanya, bayinya, anak yang ia tunggu-tunggu selama ini.

"Na Eun, kau di mana?"

Mencoba menelepon ke nomor ponsel Na Eun berulang kali pun tidak ada jawabnya, mungkin perempuan itu sudah membuang kartunya. Semua sosial medianya tidak aktif, line, instagram, apalagi whatsapp, Myung Soo tidak tahu lagi harus apa. Ia berpikir keras mengenai kesalahan apa yang ia buat? Ia pikir terakhir kali Na Eun tidak berbicara padanya hanya karena kasus di rumah sakit itu, ia pikir semua sudah selesai dengan baik, ia pikir semua baik-baik saja, tapi ternyata itu semua hanya sebatas pikirnya.

Myung Soo mulai hilang kendali, ia merubuhkan semua barang yang ia lihat dan memecahkan barang pecah belah sampai ada ketukan pintu di sana.

"Itu kamar adikku, jangan kau hancurkan, aku tahu Suzy hanya masa lalumu tapi tolong hargai privasinya" kata Irene.

Ingin sekali Myung Soo menjawab perkataan Irene, ingin sekali ia mengatakan bahwa ini bukan soal kamar siapa yang ia tempati, tapi kemana emosi yang harus ia salurkan.

"Semoga Na Eun dan bayi mu baik-baik saja, aku harap kau bisa menemukannya walau mungkin sulit, setidaknya mungkin kau harus berusaha, bukan memecahkan barang adikku dan menimbulkan suara berisik yang membangunkan anakku, kuharap kau mengerti perkataanku" lanjut Irene sebelum ia kembali ke kamar.

The Two Kims ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang