Cerita ini akan lebih menggambarkan kedua tokoh dari Kim Myung Soo dan kakaknya, Kim Jun Myeon yang nantinya akan memasuki fase marriage life bersama pasangan masing-masing yaitu Son Na Eun dan Bae Joo Hyun. Kalau tertarik dengan kisah sebelumnya, b...
"Oppa, aku akan kembali ke Seoul, Myung Soo sedang sibuk belum sempat ke Daegu, dan karena eonni sudah melahirkan, aku akan kembali menemani suamiku di Seoul" "Oh? Begitu? Buru-buru sekali?" tanya Jun Myeon yang baru saja sampai di rumah sakit setelah mengambil kebutuhan Joo Hyun dan Su Hyun. "Iya, eomma, Na Eun pamit ya, sampai berjumpa lagi" Na Eun memeluk Tiffany sedikit erat sambil membatin 'maaf membohongimu'. "Iya sayang, sering-seringlah ke Daegu, eomma akan merindukanmu" setelah sedikit perpisahan itu Na Eun pergi.
Ia sempat kembali ke rumah mengambil koper yang ia sudah siapkan dan juga, pasport.
"Agi-ya, biarkan eomma merawatmu sendiri ya, maaf karena membuatmu berjauhan dari appamu, tapi, bukankah lebih baik biarkan dia bahagia dengan cinta lamanya? Perempuan itu hadir duluan sebelum kita, bukankah lebih baik seperti ini? Agar kita semua bahagia?" Na Eun sedikit menitikkan perasaannya lewat gurat wajah dan air mata, iya, dia merasa Myung Soo mungkin saja terlalu cepat mengambil keputusan untuk menikah dengan dirinya, bahkan sampai hari ini pun ia belum genap satu tahun mengenal suaminya itu. "Kau terlalu kecil baby untuk mengetahui masalah orang dewasa, yang perlu kau ketahui, eomma tidak pernah menyesal mengenal dan menikah dengan seorang Kim Myung Soo, bahkam sangat bersyukur memilikimu" ia mengusap perutnya sebentar sebelum meninggalkan rumah.
Iya, sebenarnya hari masih sangat pagi dan sekarang Na Eun sudah di taxi menuju Seoul. Lebih tepatnya bandara. Ia membuka ponselnya untuk memastikan tiket dan jam keberangkatannya hari ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Iya, sebentar lagi ia akan meninggalkan Seoul tanpa seorangpun yang tahu kemana kepergiannya kecuali seseorang di Toronto yang ia tuju.
"Ah, iya, sebaiknya aku mengingatkan dirinya bahwa hari ini aku akan datang, dan merepotkan nya dalam beberapa bulan kedepan"
tuut..tuut..
"Halo?" "Hi, apa kau merindukanku?" "Aku ingat nunna akan datang hari ini, jangan kira aku akan lupa hal itu, apa nunna sudah di bandara?" "Sedang dalam perjalanan sayang" "Hey, jangan memanggilku seperti itu, bagaimana jika aku nanti jatuh cinta padamu" "Maka kau harus melangkahi mayat suamiku dulu" "Yakin ia masih suamimu?" "..." "Nunna?" "Ah, pokoknya jangan lupa jemput aku di bandara" "Maaf, tidak bermaksud menyinggungmu, aku akan menjemputmu di bandara, pukul 16.47 menggunakan Korean Air kan?" "Iya bawel" "Huh, aku kan hanya memastikan" "Kedatanganku ke tempatmu, tidak ada satupun orang yang tahu kan?" "Hanya aku dan.." "Dan? Kau tidak memberitahu hyungmu kan?" "Berhenti khawatir dan aku hanya bercanda tadi, bersiap lah untuk penerbanganmu, ku rasa sebentar lagi seharusnya kau sudah check in" "Baiklah, i call you later" "Aku akan berada di sana satu jam sebelum kau tiba nunna, jangan khawatir" "Terima kasih" "Baiklah, aku tutup ya" "Hm"
.
Tepat pukul 16.47 Na Eun sudah sampai di Toronto dengan selamat. Ia tentunya sudah melakukan penge-check-an dengan dokter kandungannya, sebelum ia melakukan penerbangan yang cukup lama itu. Dan benar, begitu ia keluar dari pintu kedatangan, sudah ada anak itu di sana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hi, nunna" iya, dia Mark. "Wah, adik nunna semakin tampan ya, apa perubahan ini karena budaya Amerika?" dengan basa basi itu Na Eun menyerahkan kopernya pada Mark. "Huh, bilang saja menyuruhku membawa ini semua" "Bukannya memang tugas mu? My handsome boy?" "Baiklah-baiklah, tapi nunna, kau terlihat jauh lebih berisi sekarang?" "Agi, lihat, uncle mu meledek eomma" "Tunggu-tunggu, uncle? Eomma? Nunna kau?" "Iya, aku sedang hamil, usianya baru empat bulan maaf belum memberitahumu" "Lalu? Kau meninggalkan suamimu dalam kondisi seperti ini? Bagaimana mungkin? Haruskah aku mengabari keluarga kita di Korea" baru saja menyelesaikan katanya, Mark di hadiahi isakkan kecil dari bibir Na Eun. "Hiks, kau, hiks, sudah berjanji untuk tidak mengatakan keberadaanku di Toronto pada siapapun bukan" Mark pun bingung, semudah itu nunna nya menangis? Apakah ini hormon kehamilan yang sering orang-orang bicarakan? "Arasseo, aku tidak akan mengatakan kepada siapapun kecuali satu orang" "Siapa? Huhuhu" "Temanku, ia dokter kandungan, bukankah kau membutuhkan dia setidaknya? Aku akan berada di kantor setiap hari nunna, kau butuh seseorang yang mengerti kehamilanmu dan dapat kau andalkan jika terjadi sesuatu, bukan begitu? Dan lagi aku tidak mau di cap sebagai uncle yang buruk oleh ponakan ku, oh iya, dia laki-laki atau perempuan nunna?" "Aku belum memeriksakannya, ku rasa biar jadi rahasia saja, biar nanti saat melahirkan baru tahu jenis kelamin baby" "Baiklah, ayo kita pulang ke apartemenku, setelah itu kau harus beristirahat pasti kau jet lag dan baby mu pun lelah" "Baiklah uncle cerewet"
.
Sampai di apartement, Mark memasukkan password lalu masuk ke dalam apartemen yang jauh dari kata minimalis itu.
"Kamarmu yang itu nunna, aku sudah membereskannya" "Eum, password apartemen mu apa Mark?" "Ulang tahun mu" "Hm?" "Hyung yang membelikan apartemen ini di ulang tahunku tahun lalu, eum, dia masih dengan mu saat itu, jadi passwordnya 100294" "Kenapa kau tidak menggantinya?" "Malas, aku mudah lupa, ah, di dapur ada makanan, kau harus makan dulu sebelum tidur agar bayimu tidak kelaparan" "Makan bersama ya, aku mandi dulu"
.
Setelah Na Eun mandi dan mereka makan, Mark mengantarnya ke kamar dan menyuruhnya tidur.
"Sebaiknya kau beristirahat nunna, aku sama sekali tidak pernah menghadapi wanita hamil, jadi kalau banyak kurang, maaf" "Aku tidak memintamu mengurusku sepenuhnya Mark, aku hanya memintamu mengizinkanku untuk tinggal bersamamu, eum, anggap saja kalau begitu latihan untuk menghadapi wanita hamil, jadi saat istrimu nanti hamil, kau sudah siap" "Nunna, pacar saja tidak ada, ah, berhenti berbicara tentang hal ini, besok aku akan panggil temanku itu ke sini untuk mengontrolmu, kau tidak perlu pergi, ia yang akan ke sini, aku akan bersamanya ke sini besok siang di jam makan siang" "Baiklah" "Nunna" "Iya?" "Boleh aku memegangnya?" sebenarnya Mark penasaran dengan perut Na Eun yang sudah mulai membuncit. "Boleh, kau boleh berkenalan dengan anakku" dengan pelan Mark menyentuh permukaan perut Na Eun yang tak lagi rata itu. "Halo baby, ini uncle, baik-baik ya di dalam sana, jangan menyusahkan eomma mu, walau sempit, usahakan jangan bergerak terlalu banyak ya, kau bisa membuat eomma mu kesakitan nanti, uncle tidak sabar bertemu denganmu, cepat besar ya" "Aku rasa baby menyukaimu, aku merasakan pergerakan darinya" "Benarkah begitu? Ingat pesan uncle, jangan menyakiti eommamu little one, uncle menyayangimu, istirahatlah, selamat malam nunna"