덤더럼 - Dumhdurum

295 23 2
                                    

sorry aku izin pub ulang part ini soal nya wattpad error, readers ku tidak terbaca terus tulisannya dia masih di draft, padahal kan aku udah publish, di mohon pengertiannya yaa

.

Sejak perkataan bagus dari Joo Hyun, bahkan Na Eun tidak bisa fokus dengan semua kegiatan yang ia lakukan.

"Eun?" panggil Joo Hyun yang tidak terjawab.
"Na Eun?" panggilnya lagi sambil mengibaskan tangan di depan wajah Na Eun.
"Ah, iya eonni?"
"Myung Soo mengirimiku pesan untuk membantu memerhatikanmu selama tinggal di sini dan tidak membiarkanmu pergi sendirian"
"Ah, tidak perlu khawatir tentang aku eonni, eonni juga harus banyak istirahat kan?"
"Apa hari ini kau tidak ke klinik?"
"Aku akan pergi siang ini ke klinik di jemput Paman Hwang"
"Apakah akan lama?"
"Tidak eonni, aku hanya sebentar ke klinik, Myung Soo terlalu over protective belakangan ini"
"Tentu saja karena kau sedang hamil, untung saja kau tidak di rumahkan"
"Iya eonni, jangan khawatir"
"Kalau begitu, aku ikut"
"Eh?"
"Aku siap-siap dulu ya" bahkan sebelum Na Eun memberikan respons nya pada Joo Hyun, eonni nya itu sudah mengambil keputusan sepihak.

Na Eun akhirnya membawa serta Joo Hyun untuk pergi ke klinik, bahkan ia tidak tahu harus berbicara apa dengan eonni nya itu di perjalanan menuju klinik.

"Iya Ho, aku ikut Na Eun ke klinik, katanya bentar aja kok, jadi aku ikut"

Iya Joo Hyun absen pada pangerannya.

"Iya Ho, aku ga bakal gangguin Na Eun kok, kayak apa aja sih, emang aku anak kecil ngegangguin dia"

"Ya aku mau ikut aja, kamu kenapa sih? Ga suka? Aku nelfon kamu tuh cuma mau kasih tau kalo aku pergi ke klinik sama Na Eun, terus pulangnya mau belanja bentar, product Miu Miu udah pada launching yang bulan ini, jadi aku mau langsung bawa pulang"

"Iya-iya, aku ga bakal kecapekan, eum, saranghae" begitu teleponnya tertutup.

Tentu saja Na Eun sempat bingung. Pulang dari klinik mau pergi belanja? Miu Miu? Tadi tidak ada perbincangan seperti itu?

Joo Hyun yang mengetahui tatapan heran itu di layangkan untuknya segera angkat bicara.

"Ah, mian tidak memberitahu mu, bisa kan menemani eonni berbelanja, na sa julge" itu Joo Hyun yang merayu akan membelikan nya juga untuk Na Eun.

Tidak bisa menjawab dan Na Eun hanya mengangguk. Pikirnya, bagaimana mau menolak, toh sudah kepalang tanggung eonni nya ikut, tidak mungkin juga menolak.

.

Hari ini Na Eun hanya memberikan satu konsultasi sesuai jadwal dan Joo Hyun memilih menunggu di ruang tunggu seperti pasien padahal Ha Young mengijinkannya untuk memakai ruangan istirahatnya jika Joo Hyun ingin.

"Tidak apa, aku di sini saja, Na Eun juga bilang tidak akan lama kan?" iya Joo Hyun duduk di sana dengan senandung kecil.

Memang tidak sampai satu jam pasien satu-satunya Na Eun sudah keluar, binar di mata Joo Hyun berbeda dengan heran di mata Ha Young.

"Sudah selesai tuan? Tumben?" iya, biasanya treatment pasien ini lama, karena kasusnya cukup rumit.
"Eum, sepertinya Dokter Son sedang tidak fokus, dia menyuruhku kembali lagi besok" Ha Young hanya bisa mengagguk dan sedikit menunduk mengantar kepergian sang pasien.

Tidak butuh waktu lama, wanita hamil yang menunggu di ruang tunggu itu sudah kembali bersuara, siapa lagi kalau bukan Joo Hyun.

"Young, kok Na Eun belum keluarvjuga ya?" tanya Joo Hyun pada Ha Young.
"Eum, mungkin sedang membereskan berkas eonni, tunggu saja sebentar" ya sejujurnya Ha Young juga kan sama tidak tahunya.
"Ah, aku masuk saja lah" tapi saat Joo Hyun memegang kenop pintu itu.
"Jangan" itu Ha Young menahan tangannya.
"Memangnya kenapa?" Ha Young bingung bagaimana menjelaskannya, Na Eun tidak mau di ganggu kalau ia belum memanggil atau dia sendiri yang keluar maka itu tidak boleh di usik.

Seperti mendengar doa Ha Young pintu itu terbuka.

"Masuk lah eonni, sebentar lagi aku selesai" Joo Hyun masuk dan melepaskan genggaman Ha Young.

"Apa butuh bantuan Eun?" Na Eun yang sedang merapihkan berkas ke filing cabinet itu terlihat termenung, maka Joo Hyun bertanya.
"Ah, ani"
"Jangan sungkan, aku sudah menganggapmu adikku sendiri, ada apa hm? Apa yang menghiasi pikiranmu sehingga tidak fokus?"
"Myung Soo" kata itu teelontar di mata yang masih seolah kosong.
"Kau terpikir oleh perkataan ku tadi pagi?" Na Eun mengangguk.
"Telepon saja, dan tanyakan, belajar lah untuk lugas, kalian ini berumah tangga, bukan berumah-rumahan" Kata Joo Hyun yang di hadiahi kerutan oleh Na Eun.
"Jangan berpikir kau mengganggunya, kau itu istrinya, kalian bukan lagi dalam masa fase berpacaran, telepon sekarang atau eonni marah" Na Eun semakin bingung kenapa jadi eonni nya yang marah.

Akhirnya untuk menyingkat perdebatan Na Eun mengambil ponselnya dan memanggil nama itu, Myung Soo nya. Tapi dalam lima detik.

'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi'

"Eonni" Na Eun menurunkan ponselnya dari pendengarannya.
"Wae?" tanya Joo Hyun ketus.
"Tidak di angkat" Joo Hyun sedikit kaget karena Na Eun berhambur ke pelukannya dan menangis, iya, karena telepon yang tidak terjawab itu membuahkan secerca pikiran negatif untuk Myung Soo nya.
"Jangan menangis, eonni telpon Jun Myeon dulu" Joo Hyun mengambil ponselnya dengan tangan kirinya dengan tangan kanannya yang masih mengelus punggung Na Eun.

"Jun, di mana?" Na Eun masih memerhatikan eonninya.

"Sedang mengajar?"

"Apa sudah makan?" Na Eun masih menunggu.

"Apa bertukar kabar dengan adikmu?"

"SURUH DIA MENGANGKAT TELEPON, APA SESULIT ITU MENGANGKAT TELEPON DARI ISTRINYA? SESIBUK APA DIA? APA PEKERJAAN ITU LEBIH PENTING DARI ISTRINYA YANG SEDANG MENGANDUNG ANAKNYA DAN MERINDUKANNYA"

"Iya aku tidak marah aku hanya kesal"

"Oh, Jong In bersamanya? Baiklah aku akan mencoba menghubunginya, eum, nado saranghae" Na Eun mulai merasa iri, apa ucapan cinta itu selalu di ucapkan setiap kali mereka bertelepon.

"Bagaimana kalau kita telepon Jong In?" tawar Joo Hyun yang di angguki oleh Na Eun.

Akhirnya Na Eun memutuskan untuk menelepon Jong In menggunakan ponselnya.

"Jong?" iya, masuk dan di angkat.
"Iya Eun, kenapa?"
"Myung Soo bersamamu?"
"Tadi iya"
"Maksudnya?"
"Ia sekarang pergi untuk peretemuan dengan klien, aku mengurus hotel untuk kami tinggal" setidaknya Na Eun merasa aman yang sekamar dengan suaminya adalah Jong In.
"Berapa orang client nya Jong, laki-laki atau perempuan?" suara tinggi itu mendominasi, iya, itu teriakkan Joo Hyun.
"Apa aku harus memberitahu ini?"
"Tentu saja bodoh" lagi-lagi Joo Hyun.
"Satu orang, perempuan" bagus Jong sekarang kau kembali memperjelas pemikiran itu, Myung Soo yang berduaan saja dengan klien perempuannya.
"Jong, jangan bilang aku mengenal klien kalian itu"
"Iya nunna, Myung Soo Hyung sedang ada kerjasama dengan perusahaan Ji Yeon, Park Ji Yeon" kedua wanita yang tersambung di telepon itu kini terdiam.

'Kenapa jantungku mendadak beedebar tidak karuan seperti ini? Myung Soo, aku harap tidak terjadi sesuatu yang buruk diantara kita'

TBC-160420

The Two Kims ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang